Tiba-tiba, William sontak dikejutkan oleh suara ketukan di pintu kamar Hanna. Sedangkan si empunya kamar justru mengerjap cemas. "Itu pasti Doris, jam berapa sekarang?" lontar Hanna sembari mengangkat kepalanya dari d**a saudara lelakinya. Sesaat ia mendesis ketika menyadari lengan William yang sedang melingkari tubuhnya menggesek salah satu tombol sensitif yang terdapat di dadanya. "Hentikan itu!" dengan sebal ia menyingkirkan lengan besar itu menjauhi tubuhnya sebelum gairahnya naik hingga ke kepala. William menanggapi ucapan adiknya itu dengan terkekeh pelan, namun sempat mengerang sebelumnya, merasakan miliknya yang tiba-tiba berkedut di dalam celananya akibat kontak pisik tadi. "Apakah dia akan selalu membangunkanmu pada jam 9 pagi di setiap weekend?" sungutnya gemas. Terus memp