Bab 21. Cukup Besar

1118 Words

"Menemanimu?" Willliam reflek menoleh pada Hanna, seraut senyum smirk terukir di bibirnya yang berwarna peachy. "Apa kau mengerti apa yang baru saja kau minta dariku?" lontarnya. Hanna mengangguk tegas, "Sangat mengerti, Koki telah membuatkan segelas kopi latte yang terlalu strong untukku. Sekarang aku benar-benar akan terjaga semalam suntuk," keluhnya. "Karena itu, mengapa kau tidak membantuku saja dalam mempelajari semua berkas yang menjengkelkan itu?" dengan dagunya ia menunjuk semua berkas yang terdapat di atas meja. William menyentuh bawah hidungnya dengan punggung jemarinya untuk menahan diri agar tidak tertawa. Hanna selalu seperti ini, selalu percaya bahwa ia tidak akan melakukan apapun pada adiknya ini. Padahal, sebelumnya William telah mencium Hanna di dalam mobilnya. Tidak han

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD