"s**t!" William menghembuskan napas gusar saat mendengar ucapan adiknya itu. Sudah sejak sore ini ia menahan diri untuk tidak menyentuh Hanna, namun godaan itu justru datang dari adiknya sendiri. Dengan sebal, ia langsung menutup berkas yang sedang ia pegang kemudian merebut dua berkas lainnya dari tangan Hanna dan membanting ketiga berkas tersebut ke atas meja. Usai melakukan hal itu, William merenggut dasinya dan melepaskan rompinya. Ia melemparkan kedua benda itu secara asal, benda yang telah menghalangi tubuhnya untuk memasukkan oksigen ke dalam pori-pori kulitnya. "Apa yang kau lakukan?" Hanna memperhatikan setiap gerakan William dengan kening berkernyit. Berpikir, mungkinkah saudara lelakinya ini sangat marah atas ucapannya tadi? Sejak sore, ia memang telah sedikit keterlaluan.