Hanna mendengar suaranya tiba-tiba berubah menjadi serak, ia yakin William juga pasti mendengar perubahan suaranya itu. Oh, Tuhan. Mereka hanya berpegangan tangan, tetapi kehangatan telapak tangan William seolah menyusuri permukaan kulitnya, membuat kedua puncak bukitnya mengeras di balik bra yang ia kenakan. Meski ada banyak kata yang ingin ia ucapkan pada Hanna, William tetap bungkam seakan semua kata-kata itu tersangkut di batang tenggorokannya tanpa bisa ia ucapkan. "Tidak," William menggeleng pelan lalu melepaskan tangan Hanna dari genggamannya, hatinya terasa terkoyak saat ujung jemari Hanna meninggalkan tangannya. Demi Tuhan, rasanya ia ingin menyeret adiknya ini ke atas ranjang yang ada di dalam kamar ini. Ia ingin merasakan kulitnya dan kulit Hanna saling bersentuhan. b******k