BAB 9
Seorang lelaki tampan dengan senyum yang selalu tersungging di bibirnya, berjalan diantara kerumunan orang di dalam bandara Juanda Surabaya. Dengan koper besar di tangan kirinya dan sebuah handphone dengan logo buah apel tergigit di tangan kanan nya. Lelaki itu nampak sedang menelpon seseorang atau lebih tepatnya sedang menunggu orang yang akan menjemputnya .
Dia berjalan menuju salah satu coffe shop yang ada di bandara, diikuti oleh tatapan memuja dari beberapa wanita yang dilaluinya. Pesona lelaki tampan yang mampu memikat hati para wanita, dengan postur tubuhnya yang tinggi, kulit putih, hidung mancung, mata sipit dan lesung di pipinya sangat pas dengan wajah oriental yang dimilikinya.
" Kak Ken..! " teriak seorang gadis belia yang langsung berlari memeluk pria tadi dengan penuh kerinduan. Dibelakang gadis itu terlihat lelaki muda yang wajahnya tidak jauh beda dengan pria di hadapan nya.
Mereka bertiga saling berpelukan selayaknya adegan teletubbies, membuat perhatian sebagian pengunjung Coffe Shop hanya tertuju kepada mereka bertiga.
" Camila... !! apa kabarmu ? dan kau Andrew.. Makin dewasa dan tampan. "
Lelaki tadi mengusap pucuk kepala sang gadis dan beralih meninju pelan lengan sang lelaki muda yang tadi dia panggil Andrew.
" Kak Ken makin ganteng....pulang bawa calon istri tidak ? Pasti Bunda senang sekali jika Kak Ken pulang bawa calon mantu " kelakar si andrew yang tak lain adalah adik lelaki Kenatria.
" Itulah kenapa Kakak pulang. Sudah tidak sabar rasanya ingin membawa calon mantu nya bunda ke KUA. " Ken tersenyum simpul membayangkan akan segera bertemu dengan gadis pujaan hatinya.
Kennatria Wijaya, yang akrab disapa Ken oleh teman-teman nya juga keluarganya. Mempunyai dua orang adik yaitu Andrew Wijaya sang adik laki-laki yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa semestar empat di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Camila Wijaya yang akrab disapa Mila , gadis belia yang sangat cantik dengan wajah oriental ala artis korea, merupakan adik perempuan yang sangat disayang oleh semua anggota keluarga.
Dan saat ini mereka bertiga sedang melepas rindu karena kehadiran sang Kakak tertua yang sudah tujuh tahun lamanya berada di luar negeri dan menetap di Australia bersama sang papa, Wijaya Kusuma.
" Ayo kita pulang. Bunda sudah rindu dengan Kak Ken. " Mila menarik kedua kakak lelakinya dengan tidak sabar. Karena dia tahu jika Bundanya pasti sedang menunggu mereka. Sang Bunda begitu bahagia saat Kakak nya bilang akan pulang ke Surabaya, bahkan sejak pagi Bundanya sudah berkutat di dapur sibuk memasak semua makanan kesukaan Kenatria.
******
Sebenarnya yang membuat Kennatria bahagia adalah karena setelah tujuh tahun lamanya, akhirnya dia bisa kembali lagi ke Indonesia. Selain karena dia bisa berkumpul lagi dengan Bunda dan adik adiknya, dia juga sudah tidak sabar untuk bertemu dengan wanita pujaan hati nya. Wanita yang selama tujuh tahun ini begitu dia rindukan kehadiran nya. Ken tersenyum sendiri menatap layar handphone nya yang terpampang wajah manis seorang wanita yang dia jadikan background wallpaper nya. Wanita cantik yang menjadi kekasih hatinya dikala mereka masih berstatus siswa Sekolah Menengah Atas.
Dia geser lockscreen handphone dan terpampanglah foto mereka berdua. Foto yang diambil saat anniversary mereka yang kedua.Wanita cantik yang bernama Aira, yang selalu mampu menggetarkan hati seorang Kennatria Wijaya. Bahkan selama Ken tinggal di Australia, tidak ada satupun wanita yang mampu menggetarkan hati nya seperti pesona yang dipancarkan oleh Aira. Ken sudah berusaha untuk menghapus kenangan nya bersama Aira. Tetapi sekuat apapun usahanya, pasti berujung sia- sia karena bayangan Aira justru akan semakin kuat terpatri di hati Kennatria. Hingga pada akhirnya Ken pasrah dan hanya mampu berdoa agar dia masih diberi kesempatan untuk dapat kembali bertemu dengan Aira.
Ken tersadar dari lamunannya saat mobil yang dia naiki berhenti di depan sebuah rumah minimalis, rumah yang baru pertama kali dia datangi. Ini adalah rumah Bunda Anyelir yang tak lain adalah ibu kandung dari Kenatria.
" Ini rumah kita yang sekarang Kak. Sudah sekitar dua tahunan kita pindah ke rumah ini. Tepatnya sejak Bunda memutuskan untuk tinggal di Surabaya. " Andrew menjelaskan kepada Kenatria.
" Rumah kita yang di desa bagaimana ?. "
" Disewakan. Sebenarnya sudah mau dijual. Hanya saja kata Bunda masih sayang, karena di rumah kita itu banyak kenangan nya. "
Ken melihat seorang wanita cantik meski usianya sudah menginjak setengah abad, keluar dari dalam rumah. Dialah bunda Anyelir, Ibu yang selalu dirindukan oleh Ken. Segera Ken keluar dari dalam mobil, menghampiri sang Bunda dan memeluknya dengan perasaan rindu yang luar biasa.
" Bunda, Ken rindu sekali sama Bunda. Bagaimana kabar Bunda, sehat kan? "
" Alhamdulilah, Bunda sehat. Bunda juga sangat rindu sama kamu. Ayo masuk kita makan dulu. Bunda sudah menyiapkan makanan kesukaanmu. Ada capcay dan tempe mendoan. Pasti sudah lapar kan? "
Bunda Anyelir membawa Kenatria masuk ke dalam rumah yang diikuti oleh Andrew dan Mila.
****
Saat ini mereka berempat sedang menikmati makanan yang sudah dipersiapkan oleh Sang Bunda. Ken makan dengan lahap. Dia begitu rindu dengan masakan bundanya dan rindu dengan suasana kebersamaan nya dengan Bunda dan adik- adiknya.
Selama tujuh tahun hidupnya di Australia, sama sekali dia tidak pernah pulang ke Indonesia. Hanya sesekali Bunda dan adik-adiknya lah yang mengunjungi nya . Terakhir kali mereka bertemu sudah sekitar dua tahun lalu saat Bunda, Andrew dan Mila menghabiskan masa libur sekolah di Australia.
Bahkan perihal kepindahan keluarganya di rumah ini pun Ken tidak tahu menahu. Hanya saja waktu itu Bunda Anyelir pernah cerita jika mereka pindah tempat dari desa ke Surabaya, dikarenakan pada saat itu sang Bunda yang sudah mencapai masa pensiun menjadi seorang guru Sekolah Dasar, mendapat tawaran untuk mengajar kursus memasak di sebuah sekolah swasta di daerah Surabaya. Konon katanya, sekolah tersebut adalah sebuah yayasan yang dikelola oleh sahabat Bunda Anyelir. Karena setelah pensiun Bunda tidak ada kegiatan lain, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Bunda Anyelir menerima tawaran tersebut. Selain memang Bunda Anyelir punya passion di bidang masak memasak , di satu sisi Bunda Anyelir juga ingin terus menjaga Andrew, yang kebetulan juga mengambil sekolah perguruan tinggi di daerah Surabaya.
" Bunda tidak pernah lagi pulang kampung ? Ken rindu sekali dengan suasana pedesaan dan juga rindu dengan rumah. "
" Sudah lama Bunda juga tidak pernah lagi pulang kampung. Terakhir pulang kampung ya tahun lalu saat lebaran " jelas Bunda Anyelir.
" Ken ingin pulang ke desa, Bun. Sudah rindu sekali dengan kampung halaman kita "
" Rindu kampung halaman apa rindu seseorang yang ada di kampung halaman? " Mila senang sekali menggoda kakaknya ini, apalagi saat dia melihat jika kakaknya begitu antusias membahas tentang kampung halaman tercinta mereka.
" Baru juga datang kok sudah mau ninggalin bunda lagi . " Bunda Anyelir memprotes keinginan putranya. Bunda Anyelir tidak rela ditinggal Ken lagi. Beliau masih ingin berlama- lama dengan putra sulungnya itu.
" Bunda, Ken tidak akan pernah ninggalin Bunda lagi. Ken hanya ingin pulang ke rumah kita saja. Bukan mau balik ke Australia. Lagi pula, Ken sudah memutuskan untuk menetap di Surabaya. Ken sudah resmi menerima tawaran pekerjaan di sini. Begitu tau lokasi kantornya di Surabaya, Ken langsung terima karena Ken tidak mau lagi jauh dari Bunda."
Bunda Anyelir berkaca - kaca mendengar penuturan anak tertuanya. Anak yang selalu dirindukan nya siang dan malam.
" Papamu bagaimana ? Apa dia sudah tahu tentang keputusanmu untuk menetap di Surabaya? "
Ken mengangguk " Iya , papa sudah tahu Bun, dan papa tidak keberatan jika Ken kembali ke Indonesai dan menetap di Surabaya bersama Bunda. "
Jika melihat dari kesuksesan Kenatria, Bunda Anyelir tidak merasa kecewa telah melepas Ken bersama mantan suaminya tujuh tahun lamanya . Buah dari kesabaran selama ini, pada akhirnya Ken bisa kembali ke pelukan nya lagi.
Flasback
Tujuh tahun lalu, Kusuma Wijaya yang tak lain adalah papa kandung Kennatria, meminta kepada Bunda Anyelir agar Ken ikut bersamanya ke Australia. Kusuma Wijaya dan Bunda Anyelir resmi bercerai saat Ken menginjak bangku SMA. Bunda Anyelir beserta tiga orang anaknya tinggal di daerah pelosok Jawa Timur .
Bunda Anyelir yang seorang guru SD membesarkan ketiga putra putrinya seorang diri. Karena Kusuma Wijaya sang mantan suami, sejak resmi bercerai memilih menetap di Bali dan menikahi seorang wanita bule asal Australia.
Setelah tiga tahun lamanya, tiba-tiba Kusuma Wijaya mendatangi Bunda Anyelir dan meminta agar Ken ikut bersamanya untuk tinggal di Australia. Kusuma Wijaya berjanji kepada Bunda Anyelir akan memberikan pendidikan terbaik untuk Ken di salah satu perguruan tinggi yang ada di Australia, dan akan mewujudkan semua cita-cita sang Anak tertua.
" Ken, maafkan Bunda, nak. Bukan Bunda tidak sayang sama kamu. Tapi ini semua demi kebaikan dan masa depan mu. "
" Ken tidak mau ikut papa. Ken disini saja menjaga Bunda, Andrew dan Mila "
" Ken, papamu janji akan menyekolahkanmu sesuai keinginan dan cita- citamu. Ken mau jadi seorang arsitek kan ? Kalau Ken tetap disini, Bunda tidak akan bisa mewujudkan impianmu, nak. Ken tau sendiri kan Bunda masih ada tanggungan untuk menyekolahkan adik- adik mu. Gaji Bunda tidak akan mampu untuk biaya kuliahmu kelak. "
" Tapi, Bun... Ken tidak akan kuliah jika bunda tidak sanggup membiayai . Ken tidak akan membebani Bunda. Ken akan membantu Bunda bekerja selepas lulus nanti."
" Tidak, Ken. Bunda mohon ikutlah dengan papamu ke Australia. Gapai cita cita mu nak. Bunda mohon! "
Ken sudah tidak sanggup lagi berkata- kata saat melihat air mata bundanya. Dan pada akhirnya Ken pasrah mengikuti sang papa beserta istri bule nya ke Australia. Demi mewujudkan keinginan bundanya dan demi cita- cita nya untuk menjadi seorang arsitek.
Flasback end
*****
Bersambung