BAB 8
Sejak pernikahan nya seminggu yang lalu, Aira dan Malvin sudah disibuk kan dengan kehidupan masing-masing. Malvin sudah kembali ke Jakarta sehari setelah pernikahan mereka. Sementara Aira juga hanya mengambil cuti satu hari, setelahnya dia juga kembali ke Surabaya.
Aira menjalani hari nya seperti biasa, seperti sebelum dia menikah. Aira sudah pergi bekerja dan tidak ada yang mengetahui jika dia sudah menikah, kecuali Rena. Bahkan kemarin pun dia hanya mengambil cuti sehari dengan alasan ada keperluan keluarga.
" Ehem... pengantin baru " terdengar suara ledekan Rena ketika Aira baru saja masuk ke kubikelnya.
" Astaga Mbak Ren, klo ada yang dengar bagaimana? "
Rena hanya cekikikan sambil bersandar di kubikel Aira. Dia sudah membayangkan akan ada adegan romantis saat malam pertama Aira dan Malvin.
" Malam pertamanya bagaimana, Ra? sukses kan? " Rena tersenyum sambil menaik turunkan alisnya menggoda Aira.
" Mbak Ren apaan sih... jangan menggodaku. Nanti ada yang tahu. Apalagi jika sampai HRD mengetahui Status ku, bisa- bisa aku harus bayar denda karna melanggar kontrak kerja. Jadi Please...! Jaga rahasia ya Mbak.... daripada buat bayar denda lebih baik buat traktir Mbak aja ya kan..."
" Serius, Ra kau mau mentraktirku? " Rena tersenyum sumringah.
Aira memang sengaja merahasiakan pernikahan nya, selain karena memang pernikahannya yang serba mendadak, tetapi juga karena dia terikat kontrak kerja, dimana selama masa dua tahun bekerja tidak diperbolehkan untuk menikah. Dan Aira baru bekerja di kantor ini lebih kurang sekitar satu tahunan.
Sebenarnya kedua orang tua Malvin juga sudah sempat meminta Aira agar berhenti bekerja dan ikut Malvin pindah ke Jakarta. Tapi Aira menolak nya karena dia enggan meninggalkan pekerjaan nya sebelum masa kontrak nya berakhir. Sayang sekali kalau dia harus membayar uang ganti rugi. Lebih baik dia jalani dulu kehidupan dan pekerjaan nya seperti biasa, sambil memikirkan langkah kedepan nya seperti apa.
****
Malvin, sejak sehari setelah pernikahan nya dengan Aira , dia sudah kembali ke Jakarta karena dia harus segera berangkat lagi ke Singapura. Bisnis property yang sedang dia jalani berkembang sangat pesat. Menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan asing sehingga mengharuskan nya sering bepergian ke Luar Negeri.
Seperti saat ini dia sudah seminggu berada di Singapura, dan tepat seminggu pula dia resmi menikahi Aira. Dan dalam kurun waktu seminggu itu juga dia belum pernah sekalipun menelpon istrinya karena kesibukan dan jadwalnya yang begitu padat.
Justru mami nya lah yang kerap kali menelpon nya, meskipun hanya untuk bertanya kabar atau hanya sekedar mengingatkan makan.
Sementara Aira pun sepertinya juga lupa kalau dirinya telah menikah dan mempunyai seorang suami. Karena dia pun juga sama , tidak pernah berkirim kabar dengan Malvin. Bahkan sekedar nomor handphone Malvin pun dia juga tidak punya.
Meskipun begitu Aira masih menjalin komunikasi yang baik dengan mertuanya. Lebih tepatnya mama mertuanya yang tidak pernah absen menelpon nya. Entah itu hanya sekedar bertanya kabar atau bahkan merayu Aira agar mau pindah ke Jakarta.
*****
Hingga satu bulan berlalu hubungan keduanya masih biasa saja. Malvin masih sibuk dengan pekerjaannya, dimana mengharuskan dia bolak balik Jakarta-Singapura.
Sementara sang mami tak hentinya merecoki agar dia segera ke Surabaya dan membawa Aira ke Jakarta.
Bahkan di setiap kesempatan yang dibahas sang mami hanya Aira dan Aira, sampai Malvin pusing sendiri, karena jujur hingga sebulan menikah Malvin belum pernah sekalipun menghubungi Aira. Bukan hanya karena dia tidak tahu nomor ponsel Aira, tapi karena kesibukan nya juga yang membuat Malvin lupa akan kehadiran Aira, perempuan yang sudah dia nikahi sebulan yang lalu.
#######
Bersambung