When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kiara berlari menuju kamarnya menghiraukan mama dan Bik Siti yang sedang memasak bersama di dapur. Tujuannya saat ini adalah kamar mandi. Membersihkan tubuhnya dengan segera dan kembali ke garasi dengan membawa kain tak terpakai. Bahkan dia melakukan ritual mandinya dengan sangat buru-buru karena khawatir noda darah itu akan mengering dan susah di bersihkan. Hanya berselang 10 menit Kiara sudah berlari lagi ke garasi membuat mama dan pembantunya tercengang. Bingung dengan sikap Kiara yang tidak biasa. Kiara menghentikan langkahnya tepat di depan mobil dengan kain lap di tangan. Tubuhnya membeku dan hanya mampu menggigit bibir bawahnya. Pintu mobil bagin kiri terbuka dengan sosok pria sedang menunduk nampak dari kaca depan. Wajah Kiara sudah sangat merah menyaksikan pemandangan di depan