When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Alan, menjadi tamu tak diundang yang sekarang sudah duduk di bangku teras. Sejak lima belas menit Papa menemaninya mengobrol. Dia hanya sedang menunggu kedatangan Kiara. Saat perdebatan sengit dengan Aksa di kampus tadi, tidak sedikit pun membuat niatnya urung untuk ingin berbicara dengan Kiara. Sudah cukup kesabarannya kali ini, jadilah dia di sini sekarang. Papa sudah pamit lebih dulu untuk masuk ke dalam rumah, sedangkan Alan memilih untuk tetap berada di luar teras saja. Suara mesin mobil terdengar mendekat, hingga mobil yang Alan ketahui milik Aksa itu akhirnya masuk melewati gerbang rumah. Helaan napas panjang berkali-kali Alan lakukan selama menunggu, Dia yakin dengan apa yang akan dia lakukan, hanya saja tetap merasa sedikit gugup karena belum pernah melakukannya. Alan memang