When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Bibi Sarinah menatap Kiara dengan pandangan sinis. Memindai penampilan Kiara dari ujung kepala hingga ujung kaki yang sangat berbeda 180 derajat dibanding kondisi Kiara saat masih bersamanya. "Heh, pencuri kecil masih berani ya kamu kembali ke rumah ini? Kenapa apa orang kota itu sudah membuangmu sekarang dan kamu ingin kembali ke rumah ini lagi? Jangan harap bibik masih mau menerimamu lagi, Kiara!" Entah kenapa Kiara melihat kebencian dari bibinya ini sangat kentara sekarang. Jika dulu wanita itu masih sedikit ada belas kasih padanya sekarang ia memperlakukan Kiara seperti orang asing. Dia lupa kalau rumah yang ia tempati adalah haknya Kiara. "Apa perlu izin untuk datang ke rumah sendiri, Bik?" jawab Kiara santai. Kini telah tumbuh keberanian di dalam diri Kiara untuk menghadapi b