Setelah semua perdebatan panjang antara dirinya dan keluarga Maxivel, akhirnya Raniya menikah dan menjadi Nyonya Jello Maxivel karena satu dan lain hal, banyak yang menjadi pertimbangan Raniya, ia takut berada ditengah-tengah keluarga yang tak akan pernah menganggapnya ada. Karena, ia bukan orang yang dapat memberi kebanggaan untuk keluarga Maxivel, ia bukan siapa-siapa dan meskipun menikah dengan anak konglomerat tak akan membuat Raniya menghilangkan dirinya yang sebenarnya.
Ketika memutuskan menikah, Raniya harus dibuat bingung oleh pria yang bernama Valdo, yang memintanya untuk memilih antara Jello dan kelanjutan hidupnya. Hidup yang sudah lama ia impikan, ia ingin kembali ke Indonesia dan menjalani hidup seperti biasanya. Tanpa harus takut apa pun yang akan terjadi didepannya.
Raniya bukan wanita yang spesial, ia bukan wanita istimewa yang dilahirkan dengan lingkungan yang kaya raya, ia hanya lah wanita miskin yang akan sangat sulit menjadi kaya.
***
Flashback ON.
Jello yang baru pulang dari kantor langsung menghempaskan dirinya di atas sofabed yang ada di ruang keluarga, hari ini tidak ada yang berjalan seperti biasanya. Jello benar-benar bosan dengan kesehariannya tidak ada yang spesial, setiap hari yang ia lakukan, ke kantor, rapat, bekerja di ruangannya, jadwalnya yang padat hingga pulang kembali ke mansions. Setiap hari ia harus melalui semua hal yang sudah biasa ia lakukan. Tak ada yang sepsial dan tak ada yang istimewa yang terjadi.
Di usianya yang sudah 27 tahun belum ada yang membuat hatinya berdebar, sementara karyawan wanita di kantor banyak, kawan sekolahnya hingga kuliahnya banyak yang cantik, bahkan anak teman-teman Ben pun sangat banyak yang cantik dan berpendidikan, namun tidak ada yang bisa mencairkan hatinya yang beku. Dia juga terkenal dingin dan cuek, tidak ada wanita satu pun yang dapat mencairkan kedinginan dan kecuekannya.
Raniya yang hendak melintasi ruang keluarga dan menuju dapur menghentikan langkah kakinya dan melihat Jello tengah berbaring di sofa dengan wajah lelahnya. Raniya menggelengkan kepala, kemarin ia terkena tumpukan dus bahkan seluruh badannya masih sakit, tapi majikannya itu tidak perduli kepadanya, sementara yang ia lakukan adalah menahan tumpukan dus itu agar tuan muda tidak di kena.
“He kamu, kenapa kamu melihatku seperti itu?” tanya Jello melihat tatapan Raniya yang sejak tadi berdiri di balik tembok itu dan melihatnya. “Sini kamu.”
Raniya menghampiri Jello dan berdiri dihadapan pria itu. “Ada apa, Tuan Muda?”
“Bukakan sepatuku,” perintah Jello.
Raniya mengangguk lalu bersujud didepan kaki bosnya, seumur hidup Raniya, ia tidak pernah melakukan ini, namun ia anggap semua ini adalah salah satu pekerjaan seorang TKW untuk majikannya diluar negeri, karena hidup kaya dan berkecukupan membuat tuan muda ini tidak bisa membuka sepatunya sendiri.
Raniya membuka sepatu dan kos kaki bosnya lalu memegangnya dan berdiri kembali.
Sesaat kemudian, Evalinda datang dan melihat putranya itu sedang bersantai di atas sofabed.
Raniya membungkukkan badannya menghormati majikannya, tapi ia tidak pergi kemana pun dan tetap berdiri didekat Tuan Muda.
Jello bangun dari pembaringannya dan bersandar di kepala kursi. “Mommy terlihat sangat cantik hari ini.” Salah satu idola Jello adalah ibunya, ia selalu berharap mendapatkan jodoh seperti ibunya.
“Jello, kamu bisa menggantikan ayahmu untuk datang ke acara pesta kedutaan?”
“Mommy tahu aku paling malas untuk hadir di acara seperti itu, pasti akan banyak media, dan pasti besoknya akan ada artikel baru, ah aku tidak mau mommy,” geleng Jello, ia memang pria yang tidak suka keramaian, ia lebih baik menghindari keramaian karena artikel bisnis akan timbul setiap hari.
“Kamu tidak mau menolong ayahmu?” tanya Evalinda. “Kan kamu tahu sendiri kalau ayahmu itu ada di Singapore. Tidak mungkin terbang dari sana dan pulang. Waktunya juga tidak akan bisa di kejar. Ini pesta kedutaan yang penting.”
“I know, Mommy, aku tahu itu penting. Tapi, I don’t like it, Mommy,” kata Jello masih berusaha menolaknya.
“Jello, kamu adalah penerus ayahmu, jadi ada baiknya perkenalkan dirimu di pesta kedutaan itu dan kenalkan perusahaan kita pada mereka,” kata Evalinda. “Ayahmu itu terkenal di dunia bisnis ini, bahkan banyak tamu dari Jerman, Singapore, Brazil dan kalau tidak salah ada dari Yunani juga. Jadi, ini kesempatan baik untukmu. Ayahmu baru menelpon Mommy dan menyuruh Mommy memberitahumu.”
“Mommy, ini party untuk orang-orang yang sudah memiliki pasangan, di undangan pun terlihat bahwa wajib membawa pasangannya masing-masing. Mommy tahu sendiri, I don’t have a lover.” Jello mengangkat kedua bahunya.
“Kamu kan punya banyak teman dan karyawan wanita, minta tolong ke mereka untuk menjadi kekasihmu hari ini.” Evalinda masih keukeuh.
“Mommy, aku tidak bisa,” geleng Jello.
Evalinda lalu melihat Raniya yang kini memegang sepatu Jello di tangannya, Raniya tidak pergi juga sejak tadi dan masih berdiri menunggu perintah Tuan Muda selanjutnya. Evalinda tersenyum dan menganggukkan kepala.
“Oh iya. Kamu pergi saja bersama Raniya, dan jadikan dia pasanganmu hari ini,” kata Evalinda tersenyum dan menatap wajah putranya yang kini menautkan alisnya.
“Raniya? Raniya siapa, Mommy? Aku tidak punya friend bernama Raniya,” geleng Jello.
“Raniya yang kini berdiri di sampingmu,” kata Evalinda menunjuk Raniya.
Jello menoleh dan mendongak menatap wajah Raniya yang juga sama terkejutnya dengannya. Raniya tidak mau terlibat masalah itu dan Raniya tidak mau membuat masalah di negara orang, ia tidak mau terlibat oleh apa pun dan ia tidak mau melakukan apa pun. Tapi, jika itu perintah bosnya, ia juga tidak bisa menolaknya.
“Mommy menyuruhku menjadikan dia pasanganku di acara kedutaan? Dia ini hanya seorang maid, Mom,” geleng Jello. “Mommy jangan membuatku rendah di depan semua rekan bisnis Daddy.”
Raniya hanya bisa diam meskipun hatinya terluka mendengar perkataan seperti itu, tapi Raniya memang sudah tidak memiliki harga diri sejak di paksa kerja oleh ayah tirinya, jadi tidak masalah. Asalkan mendapatkan uang, merendah pada seseorang pun Raniya lakukan. Itu semua demi mendapatkan uang dan uang.
“Jello, Mommy tidak pernah mengajarkanmu untuk memandang rendah seseorang. Jadi, jangan mengatakan hal itu, Raniya bisa membantumu untuk hadir di acara kedutaan itu, pilih saja mau Raniya atau wanita lain? Yang mungkin kamu kenal.”
“Aku tidak mau terlibat skandal dengan temanku sendiri, jika media tahu semuanya akan panjang.”
“Berarti Raniya lebih baik, karena Raniya bukan temanmu dan tidak akan ada yang tahu tentang Raniya. Hanya satu hari, ayahmu berharap banyak kepadamu agar kamu bisa ke pesta kedutaan itu. Kepentingan perusahaan adalah kepentinganmu juga, Sayang.”
Rayuan dan bujukan ibunya membuat Jello tidak bisa menolaknya, Jello tidak mungkin tidak pergi ke pesta kedutaan itu dengan Raniya, hanya seorang maid dan pasti tidak akan bisa membanggakannya. Tapi, ia tidak punya pilihan lain, jika ada skandal tentangnya dengan temannya itu lebih tidak nyaman baginya, tapi jika dengan Raniya skandal itu akan berlalu begitu saja dan tidak akan ada yang tahu tentang Raniya. Apalagi Raniya bukan dari Roma.
“Raniya, bagaimana? Kamu setuju?” tanya Evalinda mendongak menatap Raniya yang masih berdiri.
“Tapi, Madam, apakah saya bisa melakukannya?”
“Tentu saja bisa. Malam ini adalah acaranya. Saya yang akan mengajarkanmu.”
Raniya menoleh dan menundukkan kepala, melihat Tuan Muda yang diam saja sejak tadi. Raniya benar-benar bingung, bagaimana jika dia hanya mempermalukan Jello? Jello pasti akan malu karena dirinya.
Flashback OFF.