Menerima Kehilangan.

2480 Words
Julliet melangkahkan kakinya, menapaki setiap aspal yang berada tepat di bawah pijakannya. Sedih, marah, kebingungan, semua perasaan emosional itu memenuhi rongga dadanya yang kosong. Gadis itu menundukkan kepala, seperti seseorang yang merasa tak yakin apakah dirinya sudah mengikat tali sepatu dengan benar atau belum. Atau, barangkali ada sesuatu yang menghalangi jalan, sehingga mata itu terus menatap ke bawah, mengawasi tanpa arti. Yang sejatinya tundukan kepala lemah itu hanyalah bukti bahwa dirinya enggan mengangkat kepalanya, menghadapi dunia yang mendadak berprilaku kejam terhadapnya. Ia kehilangan sebagian memori otaknya. Namun bagian yang terparah adalah Julliet kehilangan Rachel, sahabatnya, yang mungkin saja – kemungkinannya memang cukup besar – dapat membantu gadis mud aitu mengembalikkan sebagian atau sedikit banyak kenangan di dalam kepalanya. Mata-mata yang terkejut dan bisik-bisik suara mulai terdengar di sana, memaksa menyelinap masuk ke dalam telinga Julliet yang baru saja duduk di kursinya. Sebuah kursi di jajaran belakang, paling sudut. Dimana tempat duduknya dapat menjadi lokasi strategis untuk mengamati semua murid di dalam kelas tanpa terkecuali. Pandangannya beralih ke samping kiri, sebuket batang lili yang masih segar tergeletak di sana. Dengan tulisan ‘Rest In Peace’ yang tertulis di atas secarik kertas berpola garis-garis putih di bawah bunga tersebut. Air matanya jatuh tak terbendung, Julliet menangis. Namun gadis itu tak lagi mengeluarkan suara atau menjadi histeris seperti malam-malam sebelumnya. Julliet hanya mengatup mulutnya, membiarkan air mata jatuh membasahi kedua pipinya dalam beberapa saat sebelum kemudian menyekanya sendiri sebelum ada orang lain yang menyadarinya. Terlambat, satu dari mereka sudah menyadarinya. Itu Robin. Mantan pacar Rachel. Yang tiba-tiba menarik kursi kosong di sebelah Julliet dan duduk di sana tanpa permisi. Gerakannya lugas dan penuh percaya diri, ia jelas ingin memperjelas situasi bahwa Rachel sudah tiada dan Julliet harus berhenti meratapinya. Julliet agak terkesiap dan buru-buru mengusap pipinya yang terasa masih basah. “Permisi? Kurasa kau duduk di bangku yang salah. Kursinya –“ “Ada apa dengan kursinya?” sela Robin, terdengar tak merasa bersalah sama sekali. Namun intonasinya cukup tenang dan Julliet merasa masih baik-baik saja dengan itu. “Bukankah ini kosong?” “Kursinya, milik sahabatku.” Julliet mengedikkan kedua bahunya cepat. “Kau sebaiknya tidak duduk disana.” Robin menatap bunga lili yang menghiasi permukaan meja Rachel – yang sudah beberapa hari di sana – sebelum kemudian tersenyum tipis. “Aku turut prihatin atas apa yang menimpamu dan –tentu saja Rachel,” ucap Robin, kali ini suaranya agak pelan dan terbata. “Kudengar kau tidak bisa mengingat apapun.” Gadis yang membiarkan rambut cokelat panjangnya terurai ke punggung itu hanya mengangguk mengiyakan. Tidak berusaha menampik kebenaran yang ada. “Sepertinya lebih parah dari yang kupikir.” “Ingatan apa yang hilang?” Kali ini pertanyaan yang keluar dari mulut Robin, berhasil membuat Julliet menyipitkan kedua matanya curiga. Ia bahkan memundurkan tubuhnya, memberi lebih banyak jarak di antara keduanya agar Julliet dapat mengamati perubahan ekspresi yang terlihat di wajah laki-laki muda berambut hitam itu. “Kenapa kau ingin tahu?” “Entahlah. Hanya ingin tahu saja.” “Oh, sungguh. Kau bersikap aneh, Robin.” Robin mendengus geli, kemudian menggelengkan kepalanya perlahan. Terlihat salah satu tangannya yang berbalut jam tangan hitam dimasukkan ke dalam saku celana seragamnya, sebelum kemudian kembali membuka percakapan. “Menurutmu, kenapa aku dan Rachel harus berakhir?” Julliet mendesah pelan. “Well, kau berbohong,” jawabnya berterus terang. “Berbohong? Tentang apa?” Robin yang balik bertanya justru membuat Julliet keheranan sekarang. Ada jeda di sana sampai kemudian laki-laki bermata hijau itu menyadari situasi yang terjadi di bawah atmosfer mereka. “Apa Rachel yang bilang?” “Kudengar kau berkencan dengan Maribeth,” pungkas Julliet. Sementara Robin hanya mengernyitkan keningnya tak paham. Julliet bahkan tidak bisa membedakan apakah laki-laki itu memang tidak mengerti, atau hanya berpura-pura saja. Keduanya terlihat mirip. Ditambah lagi, Julliet memang tidak terlalu mengenal Robin dengan baik. Mereka hanya teman satu kelas, yang kebetulan Robin dan Rachel sempat menjadi sepasang kekasih. Rachel cukup tertutup soal hubungannya dengan salah satu murid terpopular di sekolah itu. Julliet hanya mendengar beberapa cerita. Robin sangat menyukai baseball. Terpaksa meminum obat tidur karena seringkali mengalami masalah susah tidur. Dan cerita singkat tentang Robin yang berbohong tentang hubungannya dengan Maribeth. Robin berkencan dengan teman satu kelas mereka dan tiba-tiba hubungannya dengan Rachel berakhir begitu saja. Apakah Rachel terlihat sedih? Jawabannya adalah tidak. Rachel terlihat baik-baik saja meski Robin dan Maribeth terus bersikap merasa bersalah setelahnya. Julliet tidak banyak berkomentar, hanya menerima cerita-cerita itu dengan baik, kemudian memendamnya sendirian. “Aku dan Maribeth hanya kebetulan bertemu di sana,” kata Robin mengoreksi. “Di mana?” “Mall, salah satu Mall di pusat kota.” Julliet mengangkat kedua bahunya. “Bagaimana dengan taman?” “Kami tidak pergi ke taman.” “Sungguh?” Robin mendesah kesal dan menatap Julliet lurus-lurus. “Apa kau serius, Julliet? Apakah Rachel sungguh berkata bahwa aku pergi ke taman, berpiknik dan berkencan dengan Maribeth di sana?” “Aku hanya mendengarkan ceritanya. Dia sahabatku, bukankah sudah seharusnya aku percaya?” Namun sebuah senyum rendah yang terkesan meremehkan muncul di sana. Robin menggelengkan kepalanya perlahan dan kini menyilang kedua tangannya di d**a. “Apa kau sungguh sahabatnya, Julliet?” “Apa maksudmu? Tentu saja!” “Apa kau sungguh-sungguh sahabatnya?” Julliet menggertakan gigi dan balas melipat kedua tangannya di d**a. Satu alis Julliet terangkat dan ekspresi marah itu jelas terlihat sekarang. “Jangan main-main denganku, Robin. Sebaiknya kau pergi. Jangan duduk di sana dan jangan ganggu aku.” “Jika kau berpikir aku sedang berusaha menggodamu, kau salah. Aku hanya ingin tahu apakah kau benar-benar lupa ingatan dan sama sekali tidak tahu apa yang terjadi dengan kalian berdua malam itu?” Julliet menekuk alisnya, bingung. “Apakah polisi sudah menemuimu?” “Belum, kurasa.” “Kudengar polisi menyimpulkan bahwa kasus ini hanyalah kasus bunuh diri pada awalnya. Namun-“ “Namun apa?” sela Julliet dengan tak sabar. “Mereka menemukanmu.” Julliet menyemburkan napas kesal dan menyibak rambutnya ke belakang. Membiarkan wajahnya yang tak sabar dan sangat penasaran terlihat jelas oleh sang lawan bicara. “Bisakah kau berbicara dengan lebih jelas, Mr. Beck?” “Kau ada di sana, Julliet,” tandas Robin, berusaha memperjelas situasi. “Lalu?” “Astaga!” Robin mendecak, balik terlihat kesal. “Apa kau belum menangkap inti pembicaraan kita?” “Robin, katakan dengan jelas karena kepalaku akan meledak sekarang!” Netra emerald Robin kini berfokus pada Julliet. Lurus dan dalam, penuh arti meski Julliet tidak benar-benar menangkap maksud pandangan laki-laki muda itu. Robin sempat menarik napas dalam sebelum kemudian berkata, “Seseorang mungkin saja berniat membunuh kalian berdua.” “Apa?!” *** MISTERI TIME. Dunia maya tengah dihebohkan dengan kabar tentang dugaan simbol Illuminati, berupa segitiga, pada arsitektur Masjid Al-Safar karya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ridwan Kamil membantah tudingan itu. Ia lalu menjelaskan desain arsitektur masjid rancangannya tersebut. "Desain itu tidak boleh sama. Desain di tengah pasar dengan desain di puncak gunung tidak boleh sama. Maka ini (Al Safar) karena di pinggir gunung, saya cerita, idenya seperti menyatu dengan alam. Apa bentuknya? Alam itu tidak beraturan maka Masjid Al Safar pun bentuknya tidak beraturan," kata Emil, Senin 10 Juni 2019. Ia menjelaskan, dalam ilmu arsitektur, ada teori yang dipakai untuk merancang bangunan Masjid Al Safar. Yaitu teori melipat atau origami. "Dengan melipat kita bisa membentuk yang tidak beraturan menjadi berdiri. Bentuk tidak beraturan ini secara alami membentuk segitiga dalam lipat melipat supaya bisa belok. Hasilnya memang seperti ini," ujarnya. Emil menegaskan, dirinya tidak berniat membuat simbol seperti yang ditudingkan. "Makanya kalau terjadi tafsir saya minta maaf mungkin itu kebetulan," katanya. Ia juga menegaskan bahwa sebenarnya gerbang dan mihrab masjid tersebut berbentuk trapesium dengan empat sudutnya. Tudingan Illuminati muncul karena penampakan di bagian mimbar mirip dengan 'All Seeing Eye' alias mata satu. Menurut sejumlah sumber, simbol itu umum disebut The Eye of Providence atau Sang Mata Pemeliharaan. Dalam bahasa Indonesia kerap disebut sebagai Mata Ilahi. Simbol itu kabarnya juga digunakan oleh Illuminati, kelompok rahasia yang konon mengendalikan dunia dan diam-diam membangun apa yang disebut sebagai Tata Dunia Baru (New World Order). Berikut ini 9 hal soal Illuminati yang sebaiknya Anda tahu, seperti dikutip dari Vox.com, Kamis (13/6/2019): 1. Apa itu Illuminati? Menurut sejarah, istilah "Illuminati" mengacu pada Bavarian Illuminati, sebuah kelompok rahasia yang eksis hanya selama satu dekade, dari tahun 1776 hingga 1785. Organisasi tersebut didirikan oleh Adam Weishaupt, seorang profesor hukum Jerman yang sangat meyakini cita-cita Pencerahan (Enlightenment) --yang mirip-mirip organisasi persaudaraan lain, Freemason. Gagasannya, lluminatenorden, dipromosikan di kalangan elite. Weishaupt berniat mengajarkan logika, kedermawanan dan nilai-nilai sekuler lainnya yang dapat memengaruhi keputusan politik ketika mereka berkuasa kelak. "Adalah hal yang sangat ambisius untuk enam atau sembilan orang (anggota), untuk benar-benar ingin mengambil alih dunia," Chris Hodapp, salah satu penulis Conspiracy Theories and Secret Societies for Dummies. Tujuan Illuminati, juga reputasinya, seringkali melebihi kemampuan mereka yang sesungguhnya. Pada masa-masa awal, kelompok tersebut hanya terdiri atas segelintir orang. Dan bahkan saat masa jayanya, kelompok itu hanya berjumlah antara 650 hingga 2.500 anggota. Kelompok itu tumbuh menjadi besar dengan cara menjadi semacam sel tidur (sleeper cell) di dalam kelompok lain. Misalnya, anggota Illuminati bergabung dengan loji-loji Freemason untuk membajak anggotanya secara diam-diam. 2. Apa yang diyakini Illuminati? Ada dua sisi yang pernah dijelaskan dalam sejarah Illuminati: ritual aneh dan tujuan besar mereka. Illuminati dikenal melakukan banyak hal yang tidak biasa, di mata orang awam. Mereka menggunakan simbol (misalnya burung hantu), mengadopsi nama samaran untuk menghindari identifikasi, dan memiliki hierarki yang rumit -- seperti Novice, Minerval, dan Minerval Illuminated -- yang membagi peringkat para anggotanya. Pada awalnya, kata Hodapp, anggota Illuminati tidak mempercayai siapa pun yang berusia di atas 30 tahun karena dianggap cenderung suka mengatur. Sejumlah informasi soal ritual lainnya lebih sulit untuk dikonfirmasi. Namun, diduga kuat para anggotanya sangat 'paranoid' dan menggunakan protokol bak agen intelijen untuk menjaga kerahasiaan identitas masing-masing. Meski menggelar sejumlah ritual aneh, mereka juga mempromosikan pandangan dunia yang mencerminkan gagasan Pencerahan, seperti pemikiran rasional dan pemerintahan mandiri (self-rule). Illuminati dikenal anti-pemuka agama, juga anti dengan hal-hal berbau feodal, khususnya kerajaan, raja, juga ratunya. Kelompok itu lebih cenderung dekat dengan kaum revolusioner daripada penguasa dunia. Mereka dituding berusaha menyusup dan merusak institusi-institusi kuat seperti monarki. 3. Illuminati mengendalikan dunia? Teori konspirasi menyebut, Illuminati berhasil mengambil alih kekuasan memerintah dunia dan masih mengendalikannya hingga saat ini. Namun, para sejarawan cenderung berpendapat, organisasi rahasia itu hanya 'setengah berhasil' memengaruhi dunia. Apalagi, sulit untuk memisahkan keberhasilan Illuminati dengan Freemasons -- kelompok saingan yang mereka susupi. Pun sama sekali tak mudah untuk memisahkan antara pengaruh nyata Illuminati dengan apa yang dipikirkan banyak orang soal kedigdayaannya. Memang, Illuminati punya sejumlah anggota yang punya pengaruh -- sejumlah duke (bangsawan) dan pemimpin lain yang namanya kini terlupakan. Sejumlah informasi menyebut, penulis Johann Goethe adalah anggota kelompok itu, meskipun sumber lain membantah klaim tersebut. Pengaruh Illuminati tergantung pada apa yang Anda yakini tentang kelompok itu. Misalnya, jika Anda berpikir cita-cita revolusioner mereka menyebar ke kelompok lain, seperti ke kelompok revolusioner Jacobin yang meletupkan Revolusi Prancis, maka mereka berhasil menanamkan pengaruh itu. Setidaknya di pikiran Anda. 4. Kelompok Illuminati yang asli menghilang "Mereka binasa," kata Hodapp. "Orang-orang telah mencoba untuk menghidupkan kembali organisasi misterius itu selama bertahun-tahun, tetapi itu adalah skema mencari uang belaka." Pada 1785, Duke of Bavaria Karl Theodor melarang perkumpulan rahasia, termasuk Illuminati, dan menetapkan hukuman serius bagi siapa pun yang bergabung dengan mereka. Sebagian besar kelompok rahasia akhirnya terungkap, dan jika Anda percaya pendapat sebagian besar sejarawan, Illuminati pun akhirnya menghilang. Sejak saat itu, mitos berkembang. Seperti dideskripsikan dalam Conspiracy Theories in American History: An Encyclopedia, dokumen-dokumen yang ditemukan di rumah-rumah anggota Illuminati level atas seperti Xavier von Zwack membenarkan beberapa teori konspirasi soal Illuminati yang paling menakutkan, seperti mimpi mereka mendominasi dunia dan ritual pemujaan yang dilakukan. Meski, isi dokumen-dokumen itu mungkin membesar-besarkan kebenaran tentang kelompok rahasia Illuminati. 5. Jika Illuminati lenyap, mengapa legenda mereka tetap hidup? Tak lama setelah Illuminati dibubarkan, teori konspirasi tentang kelompok itu bermunculan. Teori konspirasi yang paling terkenal ditulis oleh fisikawan John Robison pada tahun 1797, yang menuduh Illuminati menyusup ke Freemason. Sementara, biarawan Jesuit, Abbe Augustin Barruel, dalam bukunya yang mengupas sejarah kelompok revolusioner Jacobin pada 1797, mengungkap teori bahwa organisasi rahasia, termasuk Illuminati, berada di belakang Revolusi Prancis. Tak sampai di situ. Para pendiri (founding fathers) Amerika Serikat kembali membangkitkan minat terhadap Illuminati. Pada 1798, George Washington menulis surat yang membahas ancaman Illuminati. Dalam kepanikan yang dipicu teori konspirasi yang menyebar, Thomas Jefferson bahkan dituduh sebagai anggota kelompok itu tanpa dasar. 6. Apakah Illuminati terkait dengan Freemason? Teori konspirasi selalu populer di Amerika Serikat, tetapi selama berabad-abad, Illuminati tidak begitu ditakuti daripada Freemason. Pada 1828, partai Anti-Masonik dibentuk untuk menentang Freemason. Meski akhirnya parpol itu akhirnya mati. Karena Illuminati merekrut banyak anggota di Eropa melalui loji-loji Freemason, susuah untuk membedakan dua organisasi rahasia itu. Saling campur baur. Pada tingkat tertentu, paranoia Freemason tumbuh dari pengaruhnya yang kuat di Amerika Serikat. Bagaimanapun, banyak pendiri AS adalah anggotanya. Sejumlah simbol negara AS diduga kuat berasal darin Freemason, salah satunya adalah Eye of Providence -- simbol mata di atas piramida yang ada pada uang dolar -- meski itu tidak ada hubungannya dengan Illuminati Bavaria. Paranoia Freemason bisa membantu kita memahami teori konspirasi tentang Illluminati yang ada saat ini. "Orang-orang akan menggunakan istilah seperti 'Illuminati' untuk menyebut apa pun yang mereka tidak sukai atau yang mungkin dianggap menantang nilai-nilai yang mereka anut," kata Joseph Uscinski, seorang ilmuwan politik di University of Miami sekaligus salah satu penulis buku American Conspiracy Theories. 7. Mengapa orang masih percaya pada Illuminati? Illuminati tidak pernah benar-benar hilang dari budaya populer. Misalnya pada pertengahan 1970-an, Illuminati kembali dengan jelas berkat trilogi sastra yang memberi kelompok itu citra seram dan menggelikan yang dipegangnya saat ini. The Illuminatus Trilogy karya Robert Shea dan Robert Anton Wilson, menggambarkan Illuminati berdasarkan fakta bercampur fantasi. Juga dalam novel populer Dan Brown yang populer, Angels and Demons dan sejumlah karya lainnya, di mana kelompok tersebut sering dicampuradukkan dengan Satanisme, mitos alien, dan gagasan lain yang sama sekali asing dari Illuminati Bavaria. 8) Apakah Jay Z, Kanye West, dan selebritas lainnya anggota Illuminati? Sejumlah selebritas dituding sebagai anggota Illuminati, khususnya Jay Z dan Kanye West. Gara-garanya, mereka kerap membuat simbol berlian (diamond) dengan jari-jari tangan di beberapa kesempatan. Vox telah menghubungi juru bicara Kanye West dan Jay Z untuk mendapatkan konfirmasi. Namun, belum ada jawaban dari mereka. Jay Z sebelumnya pernah mengatakan bahwa dia menganggap desas-desus tentang keanggotaannya di Illuminati adalah 'hal bodoh'. Sementara, Kanye West mengatakan itu 'konyol'. Dikutip dari sejumlah sumber, berlian adalah simbol perusahaan rekaman milik Jay Z, Roc-A-Fella Records. Meski sudah ada bantahan, para penganut teori konspirasi tak begitu saja percaya. "Jay Z dan Beyoncé dianggap hidup di dunia yang berbeda dari kita yang awam," katanya. "Mereka memiliki kehidupan rahasia dan akses rahasia yang tampaknya 'reptilian' (tak disukai)," kata Uscinski. Ia menambahkan, ada ikatan antara kekuasaan dan konspirasi. "Teori konspirasi menargetkan seseorang yang kuat," kata dia. "Kita tidak pernah mendengar teori konspirasi tentang pria tunawisma di jalanan atau sekelompok anak-anak miskin."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD