Cia membuka mata lebar-lebar ketika Soni menyentuh bokongnya. Ia mengerjap dengan d**a berdebar tak keruan karena remasan lembut Soni di sana. Ia hampir tersenyum, mengira godaannya berhasil. Namun, tiba-tiba Soni menghentikan aksinya.
"Om, kenapa?" tanya Cia. Tubuhnya terdorong menjauh dari Soni.
"Kamu jangan main-main, Cia. Astaga! Udah bener kamu tidur di ranjang itu, kenapa pindah ke sini pula?" tanya Soni dengan nada sebal
"Dingin, Om." Cia beralasan.
Soni berdecak jengkel. "Tentu aja kamu kedinginan. Makanya pakai baju yang bener. Aku udah beliin kamu baju tidur panjang."
"Tapi ini malam kedua kita, Om. Harusnya ... kita ena-ena," ujar Cia. Ia hampir memeluk Soni lagi, tetapi tangan Soni dengan cekatan menahannya.
"Sebenarnya apa mau kamu?" tanya Soni.
"Mau bikin bayi sama Om
