Hiro dalam balutan setelan ninja hitam melompat dari atap kamar ke emper tembok. Ia berjalan dengan mantap di atap sempit itu. Tas kecil dan pedang katana tersemat di pundaknya. Rambutnya yang terjuntai lemas di dahi melambai di tiup angin. Jarang sekali Sisilia melihat penampilan Hiro sekeren itu. Entah hal apa yang membawanya. "Waah, pemandangan yang menyenangkan sekali melihatmu, Sisilia. Aku yakin Tetsuya di bawah sama menertawakanmu. Kemampuanmu jauh di bawah anak kecil seperti dia," ejeknya, tetapi dalam hati ia benar-benar menyukai pemandangan itu. Sisilia menunggangi dahan pohon, kedua kakinya terbuka dan belahan kimono memperlihatkan kulitnya yang halus. Dia secantik dan semenggoda ketika Amano menyentuhnya .... "Jangan mengejekku, Hiro! Kau tahu aku begini karena ulah kakakmu!