"Ara sayang, i miss u" kata seorang pemuda yang saat ini sedang memeluk Ara.
Ya dia adalah Rendy, kekasih Ara.Tidak dipungkiri sebenarnya Ara juga merindukan lelaki ini, tapi entah mengapa tidak ada getaran seperti dulu yang dia rasakan dihatinya.
"Hey kenapa diam saja sayang, ayo duduk" kata Rendy menuntun ara untuk duduk di depannya.
Rendy mengeluarkan sebuah kotak merah kecil dari sakunya, kalian pasti tau apa isi kotak itu, yaaa itu cincin. Rendy sedang melamar Ara saat ini.
"Sayang, aku sudah cukup mapan sekarang. Aku pulang untuk memintamu kepada orangtuamu untuk menjadi istriku. Kita tidak perlu menutupi hubungan kita lagi. Aku akan langsung menikahimu sayang. Ara, will you marry me?" Kata Rendy meenyodorkan cincin di hadapan Ara
Ara merasa shock dengan semua kejadian ini, Ara tau dia bersalah disini karena sejak awal tidak mencoba memberi tahu Rendy. Tapi apa boleh buat, komunikasi mereka terputus dan mereka lost contact, sekarang tiba-tiba Rendy datang untuk melamar Ara. Semuanya begitu mendadak bagi Ara, tapi Ara sadar dia sekarang adalah seorang istri yang harus menjaga perasaan suaminya dan menjaga keutuhan rumah tangganya, walaupun itu akan menyakiti hati yang lain.
Karena pernikahan adalah janji Ara di depan Tuhan, dia tidak akan main-main dengan sebuah pernikahan. Maka dia memilih mempertahankan rumah tangganya.
Tanpa Ara sadari, dia telah meneteskan air matanya. Ara merasa bersalah karena telah menyakiti perasaan Rendy. Bagaimanapun Rendy pernah mengisi kekosongan hatinya yang saat ini sudah ada Raga disana.
"Hay sayang kenapa menangis heum" kata rendy sambil menghapus air mata di pipi Ara.
"Maafkan aku Rendy, aku tidak bisa" kata Ara memegang tangan Rendy yang ada di pipinya dan menggenggamnya di atas meja.
"Kenapa sayang, bukankah ini impian kita. Cincin itu, kenapa kau sudah mengenakan cincin di jari manismu Ara, apa kau sudah menikah?"
Ara pun hanya mengangguk dan menangis sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan dan mengumamkan kata maaf untuk Rendy.
Rendy menyugar rambutnya kasar, dia merasa sedih dan terkhianati. Dia rasa perjuangannya di paris selama ini untuk bisa lulus cepat dan mendapat pekerjaan yang bagus agar bisa segera menikahi Ara hanya sia-sia. Rendy sangat kecewa dengan Ara.
"Jelaskan" titah Rendy
Ara pun menceritakan awalmula pernikahannya, Ara tidak kuasa menolak karena dia melihat kedua orangtuanya sangat bahagia dengan perjodohan ini.
Karena kebahagiaan orangtuanya adalah yang utama menurut Ara.
"Baiklah, aku mengerti posisimu Ara. Maafkan aku selama ini tidak pernah mengabarimu, karena aku sibuk mengurus semua agar cepat lulus. Ini salahku Ara" kata Rendy menundukkan kepalanya
"Tidak Rendy, maafkan aku. Ini salahku, seharusnya aku memberitahumu agar kau tidak berharap lebih padaku, maafkan aku Rendy" jawab Ara sambil terus menangis.
"Sudah jangan menangis Ara, hatiku terasa sakit melihat air matamu. Bolehkah aku memelukmu untuk yang terakhir Ara?"
Ara mengangguk, dan merekapun berpelukan untuk yang terakhir karena Rendy akan kembali ke Paris untuk melupakan cinta pertamanya, yaa Ara adalah wanita pertama yang bisa merebut hati Rendy.
"ARAXI !!!"
Ara dan Rendy tersentak mendengar suara yang sangat lantang dibelakang mereka.
Tubuh Ara menengang, dia sangat hafal dengan pemilik suara tegas dan dingin itu. Itu suara Raga, suaminya.
"Mas....."
"Pulang!!" Kata Raga menarik tangan Ara kuat.
"Mas, sakittt"
"Hei dia kesakitan, lepaskan anda siapa?" kata Rendy sambil menarik tangan Ara yang lain.
"Lepaskan tangan anda dari ISTRI saya" kata Raga menegaskan kata Istri untuk memperjelas statusnya.
Rendy yang mengertipun melepaskan tangan Ara, membiarkan Raga membawa Ara keluar dari cafe tersebut.
"Masukk....." kata Raga setelah mebukakan pintu mobil untuk Ara
"Mas kamu jangan salah paham, aku bisa jelasin"
"Masukk Araxi elquenshaa nazeera" Ara yang mendengar Raga sudah menyebutkan nama lengkapnyapun langsung menurut memasuki mobil.
Di dalam mobil hanya ada suara tangis Ara yang mengiringi selama perjalanan. Ara merasa bersalah sekaligus takut melihat wajah suaminya yang 10x lipat lebih dingin dari biasanya.
flashback on
Jo yang baru saja selesai meeting dengan kliennya, tidak sengaja melihat wanita di resepsi saat pernikahaan Raga, ya itu adalah Ara.
Jo yang merasa penasaranpun memperhatikan interaksi Ara dengan lelaki tersebut, dia tidak mau Raga salah pasangan untuk kedua kalinya.
Sampai sang pria mengeluarkan kontak cincin di depan Ara, Jo merasa ini sudah tidak beres. Dia pun memfoto Ara saat Rendy sedang melamarnya dan mengirimkan gambar tersebut kepada Raga.
~*~
Raga yang sedang meneliti tumpukan berkas melihat hp nya yang berbunyi karena Jo mengirimkan pesan gambar.
Seketika telapak tangan Raga mengepal, dia seperti mengulang kejadian yang dulu lagi.
Tanpa basa basi Raga langsung menuju tempat yang telah dikirim oleh Jo melalui shareloc tersebut.
flashback off.
--------
Mobil Raga sudah memasuki pekarangan rumahnya, Raga langsung keluar dan masuk kerumah meninggalkan Ara yang masih di dalam mobil.
Ara yang melihat itu segera turun dan mengejar sang suami.
"Mas, kamu salah paham. Aku bisa jelasin" kata Ara mendekati Raga yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Ternyata semua wanita sama saja" guman Raga
"Kamu salah paham mas, dengerin aku dulu" kata Ara sambil menangis
"APAAAA??? Seharusnyaa aku nggak menerima perjodohan ini, apalagi dengan remaja kekanakan sepertimu"
"Mas....."
"Kamu sudah memiliki suami Ara, seharusnya kamu tidak seenaknya berpelukan dengan lelaki lain. Dan dia melamarmu kan Ara. Iyakann?!!! Jawabbb, dasar murahan"
Jlebbbb...
Hati Ara merasa sakit sekali mendengar perkataan terakhir Raga ‘dasar murahan’. Dia tidak percaya Raga mengatakan semua itu.
"Cukuppp mas...cukuppp" kata Ara dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipinya
"Sekarang kamu apa mas? Kamu mau cerai? Oke terserah kita pisah, itu kan yang kamu mau, kamu memang tidak pantas dengan w************n sepertiku"
Ara pun berlari sambil menangis menuju kamar tamu dan menguncinya, dia menagis dengan kencang di dalam kamar.
Raga yang tersadar dengan ucapannya pun merasa bersalah karena dia tidak bisa mengontrol emosinya, Raga meremas rambutnya, dia merasa bodoh karena telah melukai harga diri Ara.
Dia pun memilih pergi ke kantor meninggalkan Ara, dia mengalihkan pikirannya untuk bekerja agar lebih tenang dan bisa melupakan masalahnya.
-------
Ara yang mendengar suara mobil Raga keluar dari rumah, semakin kencang menangis.
Ara merasa Raga memang sudah tidak peduli padanya, Ara menganggap Raga memang sudah tidak mau mempertahankan rumah tangga ini. Ara merasa gagal, dia takut menyakiti hati kedua orangtuanya. Dia tau dia salah, tapi seharusnya Raga mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. Tetapi kata-kata Raga tadi benar-benar menyakiti hatinya.
Bahkan pernikahan mereka baru seumur jagung, tetapi sudah diterpa masalah. Apakah Ara harus menyandang status janda di usianya yang masih sangat muda? Lalu bagaiman dengan Xabiru? Anak itu pasti akan sangat terluka.
Yaa, menurut Ara mungkin itu lebih baik, daripada terus menerus seperti ini. Ara rasa disini hanya dia yang berjuang, sedangkan Raga tidak. Bukankah sebuah hubungan harus diperjuangkan dengan dua orang? Lalu jika hanya Ara yang berjuang, untuk apa hubungan ini dipertahankan. Mungkin Raga benar-benar tidak bisa mencintainya. Sepertinya jodoh Ara dan Raga memang hanya sampai disini.
Akhirnya Ara memutuskan untuk meninggalkan rumah kediaman Raga dan pulang kerumah kedua orangtuanya. Dia akan mejelaskan semuanya kepada kedua orangtuanya. Ara berharap mereka akan mengerti.
-----
Sementara itu saat ini Raga sedang sibuk dengan berkas-berkasnya untuk mengalihkan fikirannya dari Ara.
Raga akui dia memang sudah jatuh cinta pada istri mudanya itu, saat melihat dia berpelukan dengan lelaki lain membuat hati Raga terbakar api cemburu.
Raga memang tipe yang posesif jika dia telah jatuh cinta, menurutnya apa yang sudah menjadi miliknya tidak boleh disentuh orang lain.
Raga juga bingung dengan perasaan ini, dia baru menikah dengan ara satu minggu yang lalu, tapi Ara sudah berhasil mengambil hatinya.
Tetapi sekarang masalah menimpa rumah tangga mereka yang masih seumur jagung itu.
Tokk..tokk..tokk
Lamunan raga terganggu dengan suara ketukan pintu. "Masukk"
"Maaf pak, ada seorang pria yang ingin menemui bapak. Dia bilang mantan pacar nyonya Ara" kata sekertaris Raga
"Biarkan dia masuk"
"Hai om, maaf sebelumnya saya lancang kesini. Saya tau alamat kantor om dari salahsatu teman saya yang menghadiri pernikahan om dengan Ara"
"Duduk"
"Om jangan marah sama Ara, om salah paham. Saya memang sama sekali tidak tau jika Ara sudah menikah. Tadi ara sudah menolak saya, dia lebih memilih om dari pada saya kekasihnya yang bahkan jauh lebih muda dan tampan dari om" kata Rendy terkekeh
Raga yang mendengar itu langsung menatap tajam Rendy. Raga baru tahu jika lelaki dihadapannya ini adalah kekasih istrinya. Ahh lebih tepatnya mantan kekasih.
"Hehe becanda om, tapi bener Ara setia sama om, bahkan dia menolak lamaran saya demi om. Saya mengerti dengan situasi ini, saya juga salah disini om karena saya tidak pernah memberi kabar pada Ara. Mungkin ini kosekuensi yang harus saya terima. Ara dimiliki pria lain"
Raga yang mendengar itu merasa sangat bersalah kepada sang istri, seharusnya dia mendengarkan penjelasan Ara terlebih dahulu. Raga merasa dia menjadi pria yang sangat egois. Tetapi sekarang dia sudah menyakiti hati Ara dengan kata-katanya.
"Om percayakan sama saya, saya benar-benar sudah ikhlas om kalau ara sudah menikah. Saya juga akan kembali ke paris. Tapi saya merasa harus menjelaskan semua kesalah pahaman ini pada om. Tapi jika saya dengar om menyakiti ara, saya akan merebut ara kembali pada saya" tegas Rendy
Raga yang mendengar itu menegang, dia tidak mau kehilangan istri yang dicintainya itu. Tidak, dia tidak akan melepas Ara.
"Ya saya percaya, terimakasih sudah menjelaskan semua ini. Kamu boleh pulang, dan ingat jangan panggil saya om. Saya tidak setua itu" kata Raga sambil menatap Rendy tajam
Rendy pun hanya tertawa dan menepuk pundak Raga sambil melangkah pergi meninggalkan ruangan Raga.
Rendy rasa tidak ada alasan lagi untuk dia menetap di Indonesia, karena satu-satunya alasannya untuk menetap sudah dimiliki pria lain.
-----
Raga bergegas pulang, dia merasa bersalah kepada istri kecilnya itu. Dia akan meminta maaf pada sang istri.
Entah mengapa seorang Ara remaja 19 tahun berhasil mengambil hati Raga hanya dalam waktu singkat. Ara benar-benar sudah meluluhkan seorang Raga.
Saat raga memasuki rumah, dia melihat Ara menuruni tangga dengan membawa kopernya.
"Ara sayang, maafkan mas. Jangan pergi sayang" kata Raga menahan tangan Ara
Ara sempat kaget dengan panggilan sayang yang diucapkan Raga untuk dirinya. Tapi dia sadar dia masih dalam mode ngambek, jadi dia tidak akan terpengaruh.
"Lepassss"
"Nggak sayang, maafkan mas. Rendy tadi udah ke kantor mas dia telah menjelaskan semuanya, maafkan mas sayang" kata Raga memeluk Ara dari belakang.
"Seharusnya mas mendengarkan Ara dulu, jangan langsung marah-marah dan bilang ara murahan, hati Ara sakit mas" kata Ara menangis.
Raga pun membalik tubuh Ara dan mendekapnya erat. "Maafkan mas sayang.. maafkan mas, jangan pergi yaa" kata Raga sambil menghapus air mata Ara .
“Aku butuh waktu mas, aku akan tetap pergi, aku ingin menenangkan diri. Sebaiknya kita saling intropeksi terlebih dahulu”
“Ngak ngak, aku gak mau sayang. Jangan pergi, aku janji tidak akan mengulanginya. Maafkan Mas sayang, mas benar-benar menyesal” kata Raga menatap Ara dengan mata yang berkaca-kaca.
Ara yang melihat ketulusan dimata Raga pun akhirnya luluh dan mengangguk lalu memeluk Raga, Raga pun membalas pelukan sang istri dengan erat, dia merasa lega kesalah pahaman ini bisa segera berakhir. Hampir saja dia kehilangan istrinya karena kebodohannya sendiri.
“Lain kali, jangan menyimpulkan sendiri Mas. Jangan egois. Maafkan Ara gak memberitahu mas dari awal tentang hubunganku dan Rendy” kata Ara di pelukan Raga
“Iya sayang, udah gak usah dibahas lagi. Rendy sudah menjelaskan semuanya tadi di kantor mas” jawab Raga mengecup puncak kepala Ara