24. Hampir Saja

1864 Words

“Ha?  Mau ngapain?” aku tak bisa menyembuikan rasa kagetku ketika Mas Bayu tiba-tiba bilang ingin datang ke rumahku bersama kedua orang tuanya. “Nanti kamu juga tahu,” Mas Bayu tersenyum, dan bersamaan dengan itu aku merasakan genggaman tangan Pak Dimas mengerat, bahkan terasa seperti ingin meremukkan jariku. “Pak, sakit,” lirihku sambil mengangkat sebelah tangan yang dia genggam. “S-sorry,” balasnya sambil melonggarkan genggaman. “Gimana sekarang? Mual lagi atau—“ “Nggak, nggak papa. Saya mau pulang.”                 Sebenarnya aku ingin sekali bertanya lebih lanjut mengenai maksud kedatangan Mas Bayu dan kedua orang tuanya ke rumahku nanti malam, tapi dengan kondisiku yang sangat lemas dan juga pusing seperti sekarang, rasanya tak mungkin.  Saat ini aku hanya ingin segera tid

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD