“Apa dia sudah tidur?” gumam Ruby sambil menatap ponsel di tangan. Ia mencoba menghubungi Rayden tapi panggilannya tak mendapat jawaban. Ruby menghela napas, tangannya yang masih menggenggam ponsel, bertengger di jidatnya. Pandangannya mengarah lurus pada langit-langit kamar di mana pikirannya tak lepas dari suaminya. “Apa aku terlalu percaya diri?” gumam Ruby kembali berpikir, harusnya ia sudah terbiasa diabaikan, tapi kali ini ia merasa agak berbeda. Sepertinya karena sikap Rayden hari ini. Ia terlalu percaya diri Rayden mulai memberinya celah entah disadarinya atau tidak. Ruby memejamkan mata hingga perlahan ia mulai terlelap. Sementara di luar, Jade masih terjaga. Ia rebahan di sofa bernat beristirahat di sana. Meski Ruby menyuruhnya tidur di kamar Rayden, ia merasa sungkan, apal