Chapter 7. Arsenio Menemukan Keyla

1032 Words
Happy Reading. "Sial, kenapa bisa jadi begini? Aku sama sekali tidak bisa mengakses dan masuk untuk mencari tahu identitas kedua bocah itu," ucap seorang pria berkacamata dengan rambut ikal hitam itu. Rambutnya semakin kribo kala pria itu mengacak nya. Tentu saja kegagalan ini sangat dia takutnya karena pasti akan mendapatkan amarah dari bosnya. Pria itu kembali memainkan keyboardnya dan masih berusaha untuk membuka akses di mana dia bisa mendapatkan informasi itu, tetapi lagi-lagi harus gagal karena ternyata sebuah sistem meretas jaringannya. "b******k! Sebenarnya siapa yang ikut campur, seharusnya ini tidak sesulit itu kan? Aarrkk!" "Gimana?" tanya Ibnu yang sejak tadi mengamati pria berkacamata itu. Pria tersebut menghela nafas kasar dan menoleh ke arah Ibnu. "Gue gagal Nu, sama seperti anak buah lu, sulit banget buat masuk ke akun itu, bahkan sepertinya ada yang sengaja melindungi kedua bocah itu agar tidak bisa di deteksi," jawabnya. Ibnu pun menjadi terkejut, selama beberapa tahun ini dia dan bosnya sangat kesulitan untuk melacak keberadaan wanita itu. Ibnu sepertinya mengerti sekarang, sepertinya memang ada yang berusaha melindungi Keyla dan anak mereka. Ah, anak Keyla dan Arsenio ya? Sejak awal Arsen tahu dan menemukan alat tes kehamilan di kamar Keyla yang waktu itu terjatuh di sebelah ranjang sebelum Keyla pergi, membuat Arsen yakin jika Keyla telah mengandung anaknya. Ibnu tidak menyangka jika apa yang dipikirkan Arsenio selama ini benar, sejak melihat foto kedua anak kembar itu yang sangat persis seperti Arsenio versi kecil, sejak saat itu juga Ibnu yakin jika memang keyakinannya sang bos telah dia memiliki seorang anak. "Sial, kalau bos tahu pasti dia marah besar!" Ibnu ikut mengacak rambutnya. Namun, rambut Ibnu hitam lurus jadi tidak terlalu terlihat kusut jika di acak-acak seperti milik sahabatnya itu, yang ada Ibnu malah terkesan keren. "Aku akan mencari celah, mereka pasti memiliki kelemahan," ujar Ibnu. Ceklek. Pintu ruangan terbuka dan keduanya langsung menegang kala mengetahui siapa yang masuk. Itu adalah Arsenio Abian Saputra, atasan mereka yang terkenal dingin dan kejam. Ya, semenjak kejadian 8 tahun yang lalu, di mana ternyata Arsen salah sangka dan menuduh Keyla sebagai seorang jal*Ng tetapi kemudian dia mengetahui kenyataan jika yang membuat semua masalah itu adalah kekasihnya sendiri. Arsenio menjadi laki-laki yang dingin tak tersentuh. Apalagi setelah mengetahui kepergian Keyla yang membawa kehamilannya tanpa di ketahui oleh siapapun justru membuat Arsenio sebagai sosok seorang pria yang kejam dan arogan. Arsenio menyesal dan tidak bisa menemukan Keyla selama bertahun-tahun. Perubahan pria itu salah satunya menjadi pria yang gila akan kerja dan tanpa memperdulikan keluarga dan kesehatannya. "Damian, bagaimana hasilnya? Apakah kau sudah mengetahui siapa mereka dan di mana Keyla tinggal?" tanya Arsen menatap pria berkacamata itu. Damian menunduk kemudian dia menggeleng pelan tanpa menatap Arsen karena dia takut dengan tatapan mematikan milik Arsenio. "Saya belum berhasil, Bos." "Apa kau bilang? Kenapa hanya mencari tahu identitas dua anak kecil dan seorang wanita dewasa saja kau tidak bisa?" Arsenio menggeram marah. Sejak siang tadi anak buahnya tidak ada yang becus melakukan perintahnya. "Bos, sepertinya data mereka ada yang melindungi, jadi kita tidak akan bisa dengan mudah mencari tahu tentang mereka, sepertinya ada yang berada di belakang mereka bos, bahkan mereka langsung mengunci dan mengganti kata sandinya, semua itu hanya di lakukan oleh orang profesional, jadi kalau mereka (kedua anak kembar) melakukan itu pasti tidak mungkin. ada seseorang hebat yang yang berada di belakang mereka," ujar Damian panjang lebar. Arsenio langsung menarik kerah kemeja Damian. "Kalian memang tidak becus, aku akan mencarinya sendiri!" Arsen melepaskan tangannya pada kerah baju Damian dan langsung merebut laptop milik anak buahnya itu. Dengan cekatan Arsenio mencari nama Keyla Aysila Darmansyah, tetapi yang tertera hanya nama Rachel Darmansyah. "Sial! Selalu seperti ini! Bukankah anak kandung Darmansyah adalah Keyla? Huh aku ikut kesal sendiri!" gerutu Arsenio kembali mencari informasi tentang wanita yang selama 8 tahun ini tidak pernah berhenti dia pikirkan. "Keyla, Keyla siapa? Sebenarnya identitasmu Keyla siapa?" Arsenio memejamkan matanya. Apapun tentang Keyla dia ingat satu persatu. Arsen baru sadar jika nama Keyla Aysila Darmansyah memang sudah menghilang sejak delapan tahun lalu. Namun, pria itu tidak pantang menyerah, hingga dia hanya mencari nama Keyla K. Mata Arsenio berbinar ketika mendapati nama yang dia cari ternyata ada tiga dan salah satunya diantaranya ini adalah identitas wanita yang selama ini dia cari. Tertera Poto dan biodata Keyla yang ternyata bekerja di sebuah perusahaan asal Mexico. Dengan jabatan yang cukup bagus di perusahaan tersebut. "Ya, tidak salah lagi, ini memang kamu," gumam Arsenio. "Ternyata selama kamu bersembunyi di Mexico? Kenapa sejak dulu aku tidak kepikiran kalau kamu juga mengubah nama belakangmu, Keyla?" Arsenio mengeluarkan smirknya, sekarang dia sudah menemukan wanita yang telah memporak-porandakan kehidupannya beberapa tahun lalu. "Setelah ini kau tidak akan bisa pergi lagi!" Ibnu dan Bastian bergidik ngeri melihat senyum Arsenio yang selama ini tidak pernah diperlihatkan itu. Entah apa yang membuat bos mereka itu sampai tersenyum. Namun, sepertinya Arsenio telah mendapatkan apa yang selama ini dia inginkan. *** Keyla sudah bersiap untuk berangkat ke perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaannya. Dia berjalan ke arah kamar anak-anaknya dan membuka kamar Gisella terlebih dahulu. "Sayang, kamu sudah bangun?" Keyla melihat putrinya yang tengah menyisir rambut. Sepertinya Gisella telah mandi dan anak gadisnya itu memakai pakaian yang cantik. "Tentu saja Mom, bukankah biasanya memang sudah bangun, aku juga sudah mandi," jawab Gisella berjalan ke arah sang ibu dan mencium pipinya. "Mommy hari ini juga terlihat sangat cantik, apa Mommy dan uncle Pedro akan mulai bekerja?" "Iya sayang, semoga tidak ada kendala apapun, agar kita bisa secepatnya pulang ke Mexico," ujar Keyla mengelus rambut putrinya. "Iya Mommy, Gisella juga ingin sekolah," putri kecil Keyla mengerjabkan matanya. Mata itu sangat mirip mata Arsenio, kedua anaknya bahkan mewarisi gen sang ayah hingga kemiripan mereka hampir 90% dengan ayah biologisnya. "Kalau begitu ayo kita bangunkan kakakmu," ucap Keyla berjalan ke kamar sebelah dan langsung membuka pintunya. Gisella juga ikut melihat kakaknya yang semalam begadang membobol situs NASA dan mencuri beberapa data. Namun, Gazelle tidak sampai mengobrak abrik perusahaan yang menaungi dan meneliti tentang antariksa itu. "Loh, Gazelle? Kok belum bangun?" Keyla langsung menarik selimut sang putra dan membuat Gazelle melenguh. "Kakak ayo bangun!" "Aku masih ngantuk, Mom. Lima menit lagi!" Keyla hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika membangun kan Gazelle. Tiba-tiba suara ketukan pintu membuat mereka menoleh. "Siapa Mom?" Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD