Anin menunduk dan tersipu malu. Danis menggenggam tangan Anin, "Apa kamu mau menerima perasaan Kak Danis?" "Aku... Mmm.. Aku..." Anin gugup. "Bicara saja apa adanya," Danis ikut merasa gugup. "IYA atau TIDAK, Kak Danis akan menerimanya." "Kakak.. Jawabannya bukan TIDAK," Anin menahan senyum. Danis langsung mengangkat wajahnya. Awalnya ia kebingungan, tapi.. Jawabannya bukan TIDAK, artinya IYA bukan? "Iya? Kamu menerima perasaanku?" Danis tersenyum lebar. Anin mengangguk, "IYA." Danis mempererat genggaman tangannya, "I'm happy." "Kita makan sekarang," Danis menahan senyumnya. Begitupun juga Anin. Ia merangkul pinggang Anin dan melangkah ke tempat spaghetti kesukaan gadis imut yang kini menjadi pacarnya. "Kita pacaran sekarang Anin," Danis berbisik di telinganya. Secara