7. Agensi Baru

810 Words
"Alexa! Cepat buka pintunya. Ada kabar baik." Halen terus mengetuk pintu kamar sampai Alexa keluar membukakan pintu untuknya. Alexa menyandarkan pundak ke pintu dan terlihat masih mengantuk. "Ini sudah jam sepuluh malam. Tidak bisakah besok baru membahasnya?" "Tidak!" Halen mengguncang tubuh Alexa hingga matanya menatap tajam ke arahnya. "Ini penting. Dan mungkin ini adalah kabar yang kamu harapkan." Setelah mengatakan itu Halen menunjukkan pesan obrolan di ponselnya. Alexa mencoba membacanya. Namun karena beberapa pesan terlalu panjang dan dia masih mengantuk sehingga terlalu sulit memahaminya. "Ck! Katakan saja apa intinya," Halen menghembuskan nafas. Dia pun menggeser ke bagian bawah sambil menandai beberapa dari pesan tersebut. "Lihat yang ini." "..." Awalnya Alexa masih tampak malas. Namun hanya dalam beberapa saat ekspresi wajahnya berubah setelah membaca pesan-pesan yang telah di tandai. Seketika juga matanya terbuka, dia kemudian mendekatkan ponsel itu ke wajahnya agar bisa membaca dengan jelas. "Hanya ada satu Bayu Martin yang aku kenal. Apakah dia ...." Halen mengangguk seolah tahu apa yang dipikirkan Alexa. "Ya. Dia produser film yang memenangkan penghargaan sebagai star produser dalam beberapa tahun terakhir. Saat itu kamu pernah bilang ingin berada satu projek dengannya. Dan mungkin keinginan itu bisa saja terwujud dalam film terbaru yang akan digarapnya." "Ini seriusan?" tanya Alexa yang menjadi sangat antusias. Namun hal itu wajar karena sosok Bayu Martin itu sendiri sudah sangat terkenal sebagai seorang produser. Film yang digarapnya selalu menjadi fenomena dalam industri perfilman. Dan tak sembarang aktris ataupun aktor bisa bergabung dalam projeknya kecuali benar-benar memiliki kemampuan dan sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan. "Tapi Halen. Bagaimana dengan berita-berita itu? Dengan sifat Pak Bayu bukankah akan sulit aku ikut ke dalam projeknya?" tanya Alexa, terlihat cukup khawatir jika dia sama sekali tidak memiliki peluang. Halen memukul lengan Alexa. "Kamu masih bisa menanyakan hal itu? Kamu pun tahu sendiri Pak Bayu sangat tidak menyukai artis pembuat onar. Jelas kamu sulit bergabung dalam projeknya. Tapi ...." Kata tapi di akhir kalimat Halen membuat Alexa menatapnya. "Tapi aku pikir masih ada peluang jika kamu benar-benar bisa membuktikan diri di hadapannya. Karena walau bagaimanapun, dia mencari aktris yang sesuai dengan karakter tokoh dalam filmnya." "Begitukah?" "Ya. Selama kamu tidak lagi membuat masalah," sindir Halen. Alexa memalingkan wajahnya sambil berpura-pura menguap. Karena sebelumnya mereka sudah mengambil keputusan untuk keluar dari agensi Primera Entertainment akhirnya mereka memilih membuat agensi sendiri alih-alih bergabung dengan agensi lain. Namun membuat agensi baru rupanya tidak semudah yang dipikirkan Alexa pada awalnya. Mereka harus membuat proposal untuk menarik perhatian banyak sponsor. Mereka juga harus mulai merekrut aktris ataupun aktor untuk menjadi bagian dari agensi. Sayangnya hal itu cukup sulit dilakukan karena agensi mereka belum banyak dikenal. "Omong-omong, bagaimana kamu mengenal orang ini? Kenapa dia bisa tahu kabar yang harusnya masih menjadi rahasia. Apa dia dari official Pak Bayu?" "Hehe ...." Halen terkekeh. "Bukan. Dia juniorku saat kuliah yang sekarang bekerja di Holy Group." "Holy Group? Bukankah itu perusahaan pemilik Holy Wings Airways? Seingatku mereka tidak berinvestasi dalam dunia perfilman." Alexa mungkin tidak tahu banyak tentang Holy Group. Namun jika membicarakan Holy Wings Airways itu adalah maskapai terbesar di negara ini. "Sebelumnya memang tidak. Tapi mungkin kamu tidak tahu jika dua hari lalu mereka baru mengakuisisi MSCtv dari MSC Group dan menyuntikkan dana sebesar 100 juta dolar untuk investasi." "Kemarin juniorku tanpa sengaja melihat CEO Holy Group bertemu dengan Pak Bayu di kantornya. Dan setelah mencari tahu dengan banyak usaha akhirnya dia memberikanku informasi ini." "Kamu tahu, aku tidak mendapatkannya secara gratis," ujar Halen, di akhir ceritanya. Alexa pura-pura tidak mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Halen. Setelah mengembalikan ponsel Alexa langsung menutup pintu kamarnya, membuat Halen berteriak dari luar setelah ucapannya benar-benar diabaikan. "Alexa! Buka pintunya. Masih ada yang harus kita bicarakan." "Besok! Aku mau tidur dulu. Dah! Selamat malam." Alexa berjalan ke tempat tidur lalu merebahkan diri di sana. Dia berharap bisa melanjutkan tidurnya, tapi beberapa hal membuat mata seakan sulit untuk terpejam. "Holy Group ... Mereka mengakuisisi jaringan televisi yang hampir bangkrut dan menginvestasikan banyak uang di sana. Apa mereka sungguh berniat terjun ke industri ini? Momennya juga sangat pas denganku. Apa ini hanya kebetulan?" gumam Alexa. Beberapa hari ini Halen bekerja keras membantunya mendapatkan projek film ataupun drama. Dia menghubungi banyak produser untuk bertanya. Namun karena scandal perselingkuhan itu banyak produser menolak memberikan tempat meski Alexa sendiri merupakan aktris yang cukup terkenal. Malam ini, Halen tiba-tiba memberitahunya tentang film yang akan digarap seorang produser kawakan, Bayu Martin, setelah mendapatkan informasi dari salah satu kenalannya. Alexa tidak tahu hal ini ada orang yang merencanakannya atau memang keberuntungan sedang berpihak pada mereka. Namun Alexa berpikir dirinya harus benar-benar mendapatkan pekerjaan ini. Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk Halen dan agensi baru mereka. Karena dengan bergabung ke sebuah projek yang besar akan memberi sorotan yang di mana itu akan menjadi kesempatan awal bagi agensi mereka melebarkan sayap di industri hiburan. "Kali ini aku harus mendapatkan peran utamanya! Apapun yang terjadi!" tekad Alexa.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD