Sudah hampir dua puluh menit mata Aina setia terpejam. Elang sendiri masih terus berada di sebelah Aina, menjaga Aina hingga gadis itu membuka matanya. Sesekali juga Elang mendekatkan minyak kayu putih pada hidung Aina namun tetap saja Aina tak mau segera terjaga. Seketika perasaan bersalah hinggap di hati Elang, tak pernah Elang seperti sebelumnya. Mana mungkin kan kalau Elang telah menyukai Aina? Mustahil! Namun saat melihat wajah pucat Aina yang tenang seperti itu, entah mengapa membuat Elang ikut merasakan ketenangan. Beberapa menit yang lalu Elang juga sempat mengelus rambut Aina. Terlihat wajah khawatir Elang yang sama sekali tak bisa di tutupi. "Lang, nih makan sama minumnya." Suara itu seketika membuat Elang harus sedikit terkejut. Cowok itu berdecak kesal, rupanya Bayu yang data