Nobsoul adalah makhluk mulia yang sudah ada sejak ribuan tahun. Dunia tempat Nobsoul berasal bernama Cloudmalia, letaknya jauh di langit utara. Karena berbagai alasan, Nobsoul akhirnya hidup menyebar di seluruh alam, termasuk bumi tempat manusia tinggal. Ada beberapa yang memang ingin tinggal di bumi, ada yang diusir karena bermasalah, dan ada yang berakhir ke bumi secara tidak sengaja. Wujud Nobsoul tidak berbeda dengan manusia. Tapi, Nobsoul mempunyai wujud lain yang disebut Wujud Murni. Wujud lain dari Nobsoul tersebut hanya akan muncul jika Nobsoul sendiri menghendakinya, atau ada suatu keadaan yang amat mendesak. Umur Nobsoul tidak ada batasnya. Namun, terkadang ada Nobsoul yang memilih tidur untuk waktu yang lama, dan hanya bisa bangun jika beruntung bertemu makhluk lain yang memiliki jiwa murni untuk membangunkan mereka.
Lady Lin memapah Lady Qin yang terluka. Mereka terengah-engah dan akhirnya tiba di halaman belakang rumah mereka setelah melarikan diri dari hutan. Mereka berdua rubuh dan terduduk di tanah, Lady Qin tidak bisa berlari lagi, begitu pula Lady Lin yang juga kelelahan.
"Hah, hampir saja. Sebenarnya yang tadi itu apa? seram sekali," Lady Lin menghela nafas lalu duduk miring dengan kedua tangannya bertumpu ke belakang.
"A Lin, k-kakiku sakit. Bagaimana ini, darahnya terlalu banyak. Apa aku akan mati kehabisan darah? apa kakiku akan diamputasi?" Lady Qin panik melihat kaki bagian betisnya yang terluka.
"Jangan berlebihan, aku akan mengobati lukamu."
"Tapi ini sangat dalam. Aku harus ke rumah sakit, ah Ma ... mmm," Lady Lin sontak menutup mulut Lady Qin yang ingin berteriak memanggil ibu mereka.
"Gadis bodoh. Jangan berteriak, kau ingin Ma tahu kalau kita berkeliaran di hutan malam-malam begini?"
"T-Tapi ... kakiku sakit. Sepertinya aku sudah tak sanggup lagi. Bagaimana jika aku mati hari ini?"
"Aih, dasar manja. Kau tidak akan mati. Tunggu di beranda, aku akan mengambilkan kotak obat untukmu."
"Tapi aku ..."
"Lukamu tidak seberapa, aku bisa tangani. Kau lupa? aku, Lady Lin adalah mahasiswa kedokteran."
"Aku tidak percaya padamu. Kita ke rumah sakit saja."
"Sst, jangan berisik. Jangan manja, tunggu disini hingga aku kembali. Ingat, jangan bersuara. Awas saja jika kau membuat kita ketahuan oleh Ma dan Pa."
Lady Lin langsung mengendap masuk ke dalam rumah untuk mengambilkan kotak obat. Lady Qin tak bisa berbuat apapun lagi. Dia dengan susah payah menyeret kakinya dan berjalan perlahan menuju beranda.
Sepuluh menit kemudian, Lady Lin akhirnya keluar dengan kotak obat serta baskom berisi air hangat di tanganya.
"Kemarikan kakimu," ucap Lady Lin begitu duduk di samping Lady Qin.
"Akh! kau bisa pelan-pelan, tidak? sakit sekali," Lady Qin meringis, lalu memukul tangan Lady Lin yang menyeka lukanya secara asal-asalan.
"Kau ini memang manja. Kau lihat, darahnya banyak tapi lukamu tidak begitu dalam. Kau tak perlu mendapat jahitan. Jika lukamu dalam kau pasti sudah pingsan sekarang."
"Tapi tetap saja sakit, akh, Ma ..."
"Coba saja kau panggil Ma. Akan kupukul kepalamu."
Lady Lin langsung terdiam. Dia tak bisa melawan kakaknya. Walaupun umur mereka hanya terpaut dua puluh menit Lady Lin sudah menetapkan bahwa dia anak sulung di keluarga Lan, dan dia memang tidak segan-segan memukul Lady Qin, pukulannya juga sangat sakit.
"Dasar A Lin jahat, aku terluka malah mau dipukul," ucap Lady Qin sambil memonyongkan bibirnya.
"Itu karena kau menyebalkan. Setelah ini berhati-hati, jangan sampai Ma dan Pa tahu kau terluka. Kau mengerti?"
"Hmm, A Lin, menurutmu ... yang tadi itu apa! alien atau hantu?"
"Kau benar-benar melihat peti mati?"
"Iya, peti mati besar tapi ... setelah kupikir-pikir, sepertinya isi peti itu bukan manusia."
"Apa maksudmu?"
"Saat aku terjatuh, sepertinya aku melihat sosok berwarna putih, tapi aku yakin itu bukan manusia. S-Sepertinya hewan atau sesuatu."
"Hewan? mungkinkah itu kuburan untuk hewan? tapi siapa orang gila yang mengubur hewan di dalam peti mati?"
"Dan petinya bercahaya. Menurutmu benda itu akan hidup?"
"Sudahlah. Jangan bicarakan tentang itu lagi. Anggap semua tak pernah terjadi, kau mengerti?"
"Hmm."
***
Langit menjadi merah selama beberapa detik. Tak ada yang menyadari perubahan itu kecuali orang yang memiliki kepekaan tinggi. Di sebuah peti mati, makhluk aneh tengah menggeliat di dalamnya. Dia berguling ke sisi kiri dan kanan, setetes darah yang meresap di mulutnya membuat jantungnya terasa sejuk. Setelah merasakan kejanggalan di tubhhnya, makhluk itu tiba-tiba membuka mata. Dia melompat dari peti mati dengan kecepatan cahaya. Empat buah kaki tertapak di tanah. Makhluk itu mengibaskan bulu-bulunya yang lebat, dan berwarna putih terang. Dia bercahaya di tengah kegelapan yang menyelimuti hutan tempat dia terbangun. Beberapa detik kemudian, cahaya menyilaukan kembali muncul. Makhluk yang merupakan Srigala Putih itu berubah menjadi wujud manusia. Dia adalah Nobsoul. Makhluk Mulia yang berasal dari Cloudmalia. Wujud murninya adalah Serigala Putih, sedangkan wujud manusianya adalah seorang pemuda tampan. Berkulit putih pucat, bibir merah dan mata berwarna hijau. Tubuhnya jenjang dengan tinggi seratus delapan puluh tiga senti meter. Sekali menatap saja bisa dilihat, lemak perut yang di miliki kurang dari lima persen.
Adalah Ze Shaoshen. Makhluk Mulia yang terbangun dari tidurnya. Usianya tiga ratus tujuh puluh tahun. Diakumulasi dari dia diciptakan hingga saat dia terbangun dari tidur panjangnya. Makhluk yang kini telah berubah menjadi pemuda tampan tersebut menatap sekeliling. Dia tampak kebingungan dengan tempat yang menurutnya sangat asing tersebut. Ze Shaoshen menatap peti matinya, lalu menatap jalan gelap yang seperti tak berujung di hutan itu walaupun tentu saja dia mampu melihat dengan jelas karena mata dari wujud murninya yang berwarna hijau. Nobsoul Ze Shaoshen melangkahkan kakinya dengan canggung. Terlalu lama tertidur membuatnya hampir lupa cara berjalan. Dia berjalan setapak demi setapak dengan pelan, hingga dia menghilang di kegelapan malam.
Sementara itu, di tempat lain seseorang yang baru saja menatap langit, menyeringai sambil meminum anggur dari gelasnya. Laki-laki itu adalah Ferdinand seorang Nobsoul dengan usia lima ratus tahun. Sama seperti kebanyakan Nobsoul lainnya, kulit Ferdinand begitu putih, wajah tampan bibir merah, dia memiliki tinggi seratus delapan puluh satu senti meter. Ferdinand sudah beratus tahun tinggal di dunia manusia sesuai dengan umurnya. Dia adalah orang misterius yang santai. Seperti dia bersantai sambil menikmati anggurnya saat ini. Ferdinand menarik nafas panjang, lalu meregangkan otot-ototnya sambil terus tersenyum.
"Sepertinya ada yang terbangun," gumam Ferdinand sambil menutup matanya. Beberapa detik kemudian, dia kembali menyeringai, "Bermasalah rupanya. Ck, ck, ck, satu lagi Nobsoul yang harus menjaga manusia."