When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ayo, kamu ngaku aja, habis dari mana tadi? Nggak apa - apa, Mbah Kung cuman penasaran kok." Ki Langen kembali terkikik setelah mengucapkan hal itu. Membuat Banyu semakin merinding saja. Pandangan Ki Langen menuju ke arah sebelah kanan Banyu. Tatapa Banyu pun teralih ke sana. Tapi ia tak melihat apa pun. Dan itu justru membuatnya semakin merinding. "Mbah Kung ini ngomong apa? Jangan Ngada - ada deh." Banyu berusaha mengelak, seolah tidak percaya dengan apa yang Ki Langen katakan. Padahal sebenarnya ia takut juga. Dan memikirkan segala hal yang ia lakukan hari ini. Bagaimana bisa ada yang mengikutinya? Di mana tadi kejadiannya? Dan kapan? Banyu benar - benar bingung. "Mbah Kung tahu kamu saat ini takut, Nyu. Udah lah, kamu nggak perlu takut, lho. Justru bagus kalau dia mau ikut kamu kay