When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Ba'da sholat dhuhur, seperti biasa, Abimanyu tak langsung pulang. Yang berbeda dari biasanya adalah, ia tidak duduk diam dan berdzikir. Ia sedang menyiapkan diri untuk mensosialisasikan tentang majelis. Abimanyu menatap para jamaah yang sudah hilang separuh. Mereka selalu buru - buru pulang selepas sholat berjamaah. Sibuk dengan urusannya masing - masing. Abimanyu ikut duduk bersama Bapak - Bapak yang tersisa, yang sedang duduk di undakan depan masjid. Mereka agak aneh kala Abimanyu ikut bergabung. Tapi juga tak sampai hati untuk menunjukkan ketidaksukaan secara terang - terangan. "Assalamualaikum!" salam Abimanyu. "Waalaikum salam!" jawab mereka serentak, sebagai refleks setelah mendengar salam. Abimanyu benar - benar canggung untuk mengawali semuanya. Lida