"Kenapa tadi nangis-nangis?" tanya Gery yang sudah duduk di samping Gea. Sengaja pria itu tidak duduk di kursi yang terpisah, padahal di teras masih ada dua kursi kosong selain yang ditempati oleh Gea. "Siapa yang nangis?" "Pura-pura amnesia," decak Gery. "Saya tadi nggak nangis!" Gea masih bersikukuh mengelak lantaran malu jika Gery akan menggodanya karena mendapati dia yang menangis hanya karena Gibran. "Serah kamu lah, Ge! Terus, kenapa masih pakai baju kerja? Padahal ini sudah malam. Memangnya dari mana saja kamu kelayapan dari sepulang kerja hingga sekarang." "Mas Gery sendiri juga masih pakai baju kerja." "Aku ada meeting tadi sore. Usai meeting ingat kotak makan, langsung ke sini buat aku kembalikan." Gea memilin jari jemarinya, "Tadi habis antar martabak ke tempatnya Gibran,