Dia hanya seorang perempuan tua sebatang kara, membuat dia nekat dan mantap memutuskan akan menyerahkan hidupnya pada Nyonya Isani. Tapi, Nyonya Isani tidak setuju dan tidak suka dengan keputusannya, membuat Bi Murni menatap memelas dan menatap penuh mohon pada sang nyonya yang sebelah kakinya sudah berhasil dia sembuhkan... walau tidak total. Kakinya yang terkilir karena di tendang Tuan, sudah dia obati. Sudah tidak sesakit tadi, sudah bisa di gerakkan bahkan sudah bisa di buat jalan walau pincang. "Nyonya sudah saya anggap seperti anak sendiri. Saya tidak mau berpisah dengan nyonya."mohon Bi Murni untuk kesekian kalinya. Isani yang berdiri di depan Bi Murni, menggelengkan kepalanya pelan. Sekali lagi, berkata pelan, yang berisi penolakan dan ketidaksetujuannya. "Nggak salah, Bi. Bibi