"Dengar baik-baik, Isani. Tidak ada yang namanya perceraian, perpisahan dalam pernikahan kita berdua. Kamu milikku, pasanganku untuk sehidup semati." Isani tersenyum tipis mendengar ucapan dengan geraman tertahan Teza di atas. Teza mengusap kasar wajahnya, marah melihat reaksi kelewat santai Isani saat ini. Kenapa Isani tersenyum. Tidak ada yang lucu! Sial! "Itu keinginanmu, Teza. Tak peduli kamu setuju atau tidak, nyatanya syarat gugatanku bahkan sudah kamu pegang dan sobek-sobek barusan. Kita akan tetap bercerai."ucap Isani tegas. Serius, sungguh-sungguh, tidak bisa mundur lagi. Demi Tuhan, selama 3 tahun di khianati di depan mata dengan dalih menolong sahabat, membuat hati Isani nyeri selama 3 tahun. Dia tidak sanggup bertahan menjadi istri Teza lagi. Dia muak melihat Teza yang le