Jangan lupa Vote dan komen.
Follow ig aku, @fhieariati_97
*
*
*
*
Revon menatap Jelen dengan tatapan mengejeknya. Lelaki itu masih ingat dahulu mengatakan pada Jelen kalau ada seorang pria mengajak gadis itu menikah secara tiba-tiba dan sekarang menjadi kenyataan. Nasibnya dan Jelen akan berubah. Walau Revon hanya sebagai supir, yang penting Revon bisa makan enak dan tidur di kasur yang empuk.
"Kau kenapa?" tanya Jelen melihat Revon terus memerhatika dirinya.
Jelen risih ketika mata pria itu mengejek padanya. Jelen ingin meninju rahang Revon agar tidak menatapnya seperti itu.
"Ternyata benar kau akan menikah secara tiba-tiba dan dengan orang kaya pula!" Revon berdecak kagum. Awalnya Revon mengira kalau Jelen berbohong akan menikah dengan lelaki kaya. Tapi, ternyata sungguhan.
Hanya gara-gara Jelen merusak mobil pria itu berujung pada pernikahan. Padahal kalau dikaji pria itu bisa membeli mobil baru dan tidak perlu menuntut Jelen, apalagi menikahi Jelen.
"Kau kira aku berbohong! Aku sudah menolaknya, dia tidak mau mendengarkan! Katanya dia bosan dengan para wanita glamor gila harta. Bagaimana kalau aku juga gila harta?"
Revon tertawa mendengar gerutuan dari sahabatnya ini. "Kau tidak akan gila harta. Palingan kau cuman gila makanan saja. Tanah rumah orangtuamu diambil pemerintah saja kau tak pedulikan, bagaimana mungkin kau gila harta!"
Jelen merenggut mendengar ucapan Revon yang ada benarnya. Jelen lebih mementingkan makanan daripada berlian dan barang mewah lainnya. Jelen sudah merasakan kelaparan dan itu tidak menyenangkan.
Kenzo yang sedari tadi mendengarkan ucapan dua orang itu tersenyum mendengarkan kalau Jelen tidak gila pada harta. Betapa beruntungnya Kenzo mendapatkan Jelen sebagai istrinya, dan gadis itu hanya ingin makanan.
Hem, kalau makanan Kenzo bisa memberikan setiap hari pada Jelen. Sekaligus dengan restorannya kalau Jelen menginginkan.
"Hem, kalian tidak makan? Pelayan sudah menyiapkan makanan untuk kalian."
Revon dan Jelen terlonjak mendengar suara Kenzo dan menoleh ke belakang mereka, melihat Kenzo menatap mereka dengan tangan yang dimasukkan dalam saku celana. Jelen mengalihkan tatapannya ke arah lain ketika Kenzo tersenyum padanya.
Revon yang mendengarkan kata makanan langsung bangkit dan menarik tangan Jelen. Revon sudah kelaparan dari tadi pagi dan ia belum makan sama sekali.
Kenzo berjalan terlebih dahulu diikuti oleh Revon dan Jelen dari belakang, Jelen menyikut Revon agar bersikap lebih sopan sedikit.
"Ish! Kau tidak ingin makan enak? Aku sudah lapar Jelen!"
"Tapi kau harus jaga perilakumu! Kita sedang berada di tempat orang kaya, mereka nanti jijik melihat kita."
Kenzo mendesah kasar mendengar ucapan dari Jelen. Ia tidak menyangka calon istrinya akan berpikir seperti itu. Keluarga Kenzo bukanlah orang yang memandang sebelah mata, mereka akan berpikir terbuka dan menghormati setiap orang.
"Kau tidak perlu sungkan Jelen, aku dan keluargaku tak pernah memandang rendah orang-orang. Kalau kami memandang rendah orang-orang, maka Ibuku tak akan menerimamu dengan mudahnya," ucap Kenzo tanpa berbalik menatap Jelen.
Jelen terdiam mendengar ucapan Kenzo, memang benar ibu pria itu tidak menghina Jelen dan langsung menerima Jelen. Awalnya Jelen heran, kenapa ibu Kenzo langsung menerimanya, dan tidak bertanya macam-macam atau drama penolakan. Dan Jelen sadar, kalau wanita itu berbeda.
"Maaf," ucap Jelen merasa bersalah.
Kenzo hanya mengangguk, dan mengambil duduk di salah satu kursi di meja makan.
Revon yang melihat berbagai hidangan matanya langsung berbinar. Seumur hidupnya Revon belum pernah melihat makanan sebanyak dan selezat ini. Pria itu langsung mengambil duduk dan mengisi piringnya dengan berbagai makanan.
Jelen yang memerhatikan hanya tersenyum malu, walau dalam hatinya Jelen ingin sekali menghabiskan seluruh makanan ini. Tapi, mengingat dirinya siapa dan tidak pantas untuk melakukan itu semua.
"Kau tidak ingin makan? Aku rasa saat di kafe tadi kau belum makan," ucap Kenzo menyuruh Jelen untuk duduk menggunakan lirikan matanya.
Jelen mengangguk dan mengambil beberapa makanan dan memakannya. Hem, rasanya sangat enak. Tanpa sungkan Jelen memakan makanan di atas meja tanpa ada rasa malu lagi.
Kenzo tersenyum memerhatikan Jelen yang makan dengan rakus. Biasanya wanita-wanita yang dikenalkan oleh ibunya akan memakan dengan anggun dan malu kalau makan dengan rakus.
"Hem, besok pagi kau ikut denganku melihat cincin dan segalanya. Kau juga harus belanja baju dan yang lainnya, aku tidak mau istriku nantinya seperti aku tidak memberi uang untuk membeli baju."
Jelen menatap pada Kenzo dan mengangguk, lagian Jelen hanya mengikuti kemauan Kenzo saja. Jelen tidak punya uang untuk membeli baju dan segala macamnya.
Revon hanya diam dan mendengarkan, Revon bersyukur Jelen mendapatkan pria kaya dan mampu memberikan apa pun untuk sahabatnya. Kenzo juga lelaki baik.
"Kalian akan diantarkan ke kamar kalian oleh pelayan setelah siap makan," ucap Kenzo diangguki oleh Jelen dam Revon.
***
Jelen menatap sekelilingnya dengan senyuman senangnya. Setelah sekian lama akhirnya ia kembali lagi menginjakkan kaki ke pusat perbelanjaan, dan yang membedakan hanya sekarang dia datang bersama calon suaminya.
"Kita melihat cincin dulu," ucap Kenzo membawa Jelen ke toko perhiasan dan menatap pada perhiasan yang berjajar rapi.
Jelen ikut melihat cincin yang dari sederhana sampai yang banyak berlian yang mengelilinginya. Jelen tidak terlalu suka dengan cincin yang memiliki permata banyak.
"Hem, aku ingin cincin yang terbaru untuk pasangan suami istri," ucap Kenzo pada salah satu pegawai toko.
Pegawai itu mengangguk dan masuk ke dalam mengambil cincin model terbaru mereka. Pegawai itu memberikannya pada Kenzo yang langsung dilihat oleh pria itu.
"Kau suka ini? Punyamu dengan permata bentuk hati dan punyaku hanya permata satu dan tidak berbentuk hati," ucap Kenzo pada Jelen.
Jelen menatap suka pada cincin yang dilihatkan Kenzo padanya, ia sangat menyukai cincin ini. Tidak berlebihan, namun, tampak manis.

"Aku sangat suka," ucap Jelen.
Kenzo mengangguk, "saya ambil ini," ucapnya pada pegawai toko tadi.
Pegawai itu langsung mengangguk, dan mengatakan harga cincin tersebut. Membuat Jelen sesak napas mendengarnya, harga cincin itu bisa membeli satu buah mobil sport. Orang kaya dengan banyak uangnya.
"Tidakkah itu terlalu mahal? Aku tidak apa-apa memakai cincin biasa saja," sela Jelen tidak sanggup memasang cincin itu ke jarinya. Takut kalau cincin itu hilang atau dirinya dirampok.
Kenzo berdecak mendengar ucapan calon istrinya ini. "Aku tidak mau istriku memakai barang biasa saja. Kau akan mendapatkan fasilitas mewah dan kau akan menjadi istri seorang yang berpangaruh di dunia!"
Jelen mencibir mendengar ucapan sombong dari Kenzo, gadis itu tidak membantah lagi terserah apa yang mau diperbuat oleh calon suaminya ini. Baru menjadi calon saja sudah memberikan Jelen cincin semahal itu.
"Saya juga ingin kalung terbaru di sini, kalian bungkus semuanya."
Jelen mendesah kasar mendengar ucapan Kenzo, kenapa pria itu seenak jidatnya saja. Untuk apa Jelen memakai kalung, Jelen tidak ingin memakai perhiasan kalau banyak para penjahat mengintai nyawanya mengenakan benda mahal itu.
Kenzo melirik pada Jelen, seakan tahu apa yang dipikirkan oleh gadis sederhana dan tidak suka dengan kemewahan itu.
"Kalung dan perhiasan lainnya untuk menghadiri pesta, kau tidak mungkin tidak memakai perhiasan saat menemaniku pergi ke pesta," ucap Kenzo mengusap pipi Jelen dengan lembut.
Jelen menahan napasnya, merasakan tangan Kenzo mengusap pipinya. Demi Spongebob yang masih warna kuning, Jelen tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh seorang pria.
Jelen baru merasakan usapan di pipinya, bagaimana ditempat lainnya?
***
bersambung...