BAB 09

1099 Words
Alex memang sudah tinggal terpisah dari orang tua sejak ia kuliah. Jadi Alex tahu cara mengurus dirinya sendiri. Meski begitu, Ratih Ayu Madava, neneknya tetap menganggap Alex sebagai cucu kecilnya yang manis. Ratih menyayangi Alex, sangat menyayangi cucunya. Saking sayangnya, sampai sekarang Ratih masih belum percaya kepada Grace selaku ibu sambung Alex sejak ia berumur 10 tahun. Alex menyadari ketegangan antara nenek dan ibu tirinya. Alex sebenarnya tidak suka menyebut Grace seperti itu, ia menganggap Grace sebagai mamanya karena wanita itu merawatnya, sedangkan Ratih tetap merasa ibu kandung Alex adalah menantunya meski wanita yang melahirkan Alex sudah tersenyum bahagia di surga. Sebisa mungkin Alex selalu netral jika ada adu argumen. Ia tidak membela neneknya ataupun ibunya, namun tetap saja di beberapa suasana akan terasa memusingkan. Contohnya soal jodoh dan bagaimana seharusnya wanita yang tepat untuk jadi istri Alex kelak. Ratih Ayu Madava membebankan itu semua kepada Grace. Menurutnya, seorang ibu harus bisa menentukan yang terbaik untuk putranya termasuk memilihkan jodoh. Sebelum mendapatkan pendamping hidupnya, ibu harus memandu anak-anaknya. Alex sudah mengatakan kepada ibunya bahwa Grace tidak perlu mengenalkan perempuan-perempuan dari keluarga yang menurut Ratih setara dengan Madava. Alex tak mau Grace tertekan dengan segala hal yang menjadi standar bagi neneknya. Grace bilang ia sangat menghormati Ratih sebagai mertuanya, dan Grace sangat sayang kepada Alex seperti putranya sendiri sehingga ia tidak keberatan mengenalkan perempuan untuk Alex.  “Mama malah seneng kalau mengenalkan kepada kamau lalu ada yang cocok, Alex.” Begitu kata Grace dengan senyum hangat yang membuat Alex tenang. Ratih belum tahu soal rencana Alex tentang menikah dengan Cassie. Alex bisa membayangkan neneknya itu tidak akan keberatan karena ia kenal baik dengan Katharina Hartono, neneknya Cassie. Mungkin jika Alex menikah dengan Cassie, neneknya akan berhenti sinis kepada ibunya dan tidak akan lagi memaksa Grace mencari perempuan untuk dikenalkan kepada Alex. Ibunya akan terbebas dari Ratih. Sebenarnya Alex menerima tawaran Cassie malam itu dengan banyak pertimbangan salah satunya agar bisa merubah perlakuan neneknya kepada ibunya. Alex bukan asal setuju begitu saja. Tidak mungkin ia tak memakai otak briliannya untuk urusan sepenting ini menyangkut masa depannya. Kalimat Cassie malam itu cukup mempengaruhi Alex tentang ‘memiliki istri dari keluarga bagus’. Neneknya pasti akan senang kan jika Alex menikahi wanita dari keluarga Hartono? Dan Alex tidak perlu repot-repot mengenal calon istrinya lagi jika ia menikah dengan Cassie Irvadia Hartono. Semua pihak diuntungkan dengan perjanjian ini. “Hallo, nenek Alex yang paling cantik?" Alex mengangkat telepon dari neneknya. “Apa Alex-nya nenek sibuk akhir-akhir ini?” tanya Ratih Ayu Madava dengan suara lembut yang tak pernah ia pakai untuk berbicara dengan Grace, menantunya. “Not really, nek. Tapi ada beberapa klien yang punya kasus cukup serius.” “Kamu jangan lupa istirahat. Kalau sudah kerja suka lupa waktu.” “Nenek gak usah khawatir soal Alex.” “Tentu aja nenek khawatir,” Ratih sedikit protes. “Kulkas kamu kosong gak?” “Kenapa jadi ngomongin kulkas aku, nek?” Alex terkekeh sedikit. “Ada beberapa daging dan jus.” “Cuma itu? Tidak ada sayuran atau buah segar?” “Alex belum berbelanja.” “Nenek akan datang kalau begitu, ya.” “Tidak usah, nek. Alex akan belanja.” “Kulkas kamu harus segera diisi.” “Kalau Alex belanja hari ini setelah pulang kerja, apa nenek akan tenang?” “Memangnya kamu ada waktu?” “Ada, nek.” Alex menjelaskan dengan sabar dan penuh pengertian. Neneknya tidak mengganggunya, tidak pernah. Alex akan selalu mengangkat telepon dan berbicara dengan nenek membahas hal-hal basic. “Alex akan belanja nanti ya.” “Nenek kirimkan daftar apa saja yang harus kamu beli dan simpan di kulkas.” “Baik, neneknya Alex yang paling cantik.” Alex bisa mendengar neneknya bergumam, pasti neneknya itu tersenyum. “Kapan kamu selesai bekerja, Al?” Berbeda dengan semua orang yang memanggilnya ‘Lex’ untuk memperpendek, neneknya memanggil Alex dengan huruf depannya. “Sebentar lagi aku pulang, nek. Hanya menunggu Aulia memberikan beberapa berkas untuk ditanda tangani.” “Aulia? Apa itu pacar kamu?” Ratih tampak bersemangat. “Sekretaris aku, nek. Bukannya aku sudah bilang?” “Ah iyaa, nenek lupa.” Alex maklum, dan ia tersenyum mendengar neneknya. “Kamu kan sedang dekat dengan anak politikus itu. Tavisa Wyne, benar?” tebak neneknya dengan percaya diri. Tentu ia tahu sebab Grace harus melaporkan perempuan mana saja yang dikenalkan kepada Alex. Sebenarnya tugas Grace menjadi dua kali lipat. Grace tidak bisa begitu saja mencari perempuan. Harus dengan persetujuan Ratih Ayu baru Grace bisa mengenalkannya kepada Alex. Alex berpikir kalau begitu kenapa neneknya tidak mencari sendiri perempuan-perempuan itu agar sesuai standarnya? Lalu Alex sadar bahwa neneknya hanya ingin membuat Grace susah. Ratih Ayu tidak peduli bagaimana Grace membesarkan Alex tanpa pamrih. Menurutnya, selama ini Grace hanya pura-pura baik agar ayahnya Alex, Tuan Gibran Madava, terpengaruhi. “Bagaimana kelanjutan kamu dengan Tavisa, Al?” tanya neneknya. “Aku berteman dengan Tavisa, nek.” “Hanya teman? Apa menurut kamu gadis itu kurang cantik?” “Bukan begitu nek.” “Terus kenapa? Tidak cocok?” Lalu Alex mendengar neneknya seperti mendengus. “Ibu tiri kamu sangat tidak kompeten mencarikan calon istri. Sebanyak ini sudah dikenalkan kepada kamu tapi tidak ada yang cocok. Mencari jodoh untuk putranya saja tidak bisa bagaimana pantas disebut ibu.” Mulai lagi... Alex sebenarnya tidak mau ada di posisi ini. Alex tentunya pernah membela ibunya, namun Ratih Ayu akan terlihat sakit hati sehingga Alex serba salah. Memang ironis. Alex bisa mendebat siapa saja di pengadilan tidak peduli umur mereka, namun ia tidak bisa begitu kepada nenek dan ibunya.  Alex keras kepala, nenek dan ibunya bahkan angkat tangan jika Alex sudah begitu, namun di sisi lain Alex bisa sangat mendengarkan kata-kata dua wanita yang sama pentingnya di hidupnya itu. “Mama udah memilihkan yang terbaik, nek, hanya saja aku udah punya calon.” Apakah ini waktunya Alex mengatakan siapa wanita yang akan menambahkan ‘Madava’ di belakang namanya? “Kamu sudah punya calon istri? Siapa??” Suara neneknya terdengar lebih bersemangat. “Iya nek, sudah,” kata Alex. “Akhir pekan ini aku akan ke rumah nenek dan membawa calon istri aku. Nenek akan ketemu sama dia.” [] - Hai, apa kabar semuanya? Maaf kalo ada kata yang gak bisa kebaca, itu disensor otomatis sama pihak dreame/innovel. Mohon pengertiannya ya, heheee. Kalo ada typo, maklumin ya. Karena kesempurnaan hanya milik kim taehyung. aku nggak henti-hentinya mau ingetin kepada kalian untuk memberi dukungan kepada aku dengan cara memberikan vote ya. Itu sangat berarti agar aku semakin semangat untuk berkarya dan memberikan kalian bacaan yang seru serta bagus. Keep healthy and happy. Follow my i********:; galeri.ken
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD