“Alhamdulillah akhirnya adek aku yang dulu kembali lagi.” kata Aichal seraya meloncat memeluk Nadia dari tempat duduknya.
“Apaan sih kakak ini, malu tau??” protes Nadia
“Biarin, yang penting adek kesayangan aku kembali.” kata Aichal cuek dan terus memeluk Nadia dari belakang, yang lainnya hanya bisa tersenyum.
“Kayak Nadia udah pergi jauh aja, terus kembali pulang. Ada-ada aja kakak ini!” kata Nadia seraya mencium pipi kakaknya itu.
Syukurlah Nadia bisa kembali seperti dulu, dan ini semua berkat usaha ketiga kakak kembarnya dan juga ketiga sahabatnya.
“Emang dulu kamu udah pergi. Pergi ke masa lalu mu. Dan syukurlah sekarang kamu udah balik. Terimakasih ya Allah.” kata Anul membenarkan
“Alhamdulillah.” ucap semuanya kompak
“Akhirnya otakmu bisa jalan juga sekarang. Eh Chal udah nggak usah kamu peluk Nadia terus, entar Pian ama Puput bisa cemburu kamu peluk Nadia lama-lama!!!” kata Fahri
“Ya nggak lah kak, wajar aja mereka pelukan orang mahramnya juga.” kata Pian, Puput pun mengangguk setuju. Aichal juga kembali ke tempat duduknya.
“Tapi ada satu yang kamu nggak simpulkan dari semua kejadian itu Nad.” lanjut Fahri
“Ya bener banget, masalah kak ayu ama kak Fahri, kamu nggak memberi tanggapan.” tambah Ayu
“Tenang aja, ini mau Nadia tanggapi masalah kakak berdua. Tadi Nadia emang sempet kaget, kaget banget malah ngeliat kak Ayu dan Kak Fahri duduk berdua dengan akrabnya bercakap-cakap ria. Dan sekarang Nadia udah mengerti semuanya, para Prince SMANSA ini pasti cerita ke kak Fahri tentang kisah Nadia di sekolah yang disukai oleh seorang cowok yang nama sampe huruf-huruf pun sama dengan kak Fahri. Dan karena kebetulan juga kisahnya kak Fahri dan Pian sama makanya kak Fahri mengutus kak Ayu buat deketin Nadia kan, terus jadi sahabatnya Nadia, dan kelian berdua sekongkol di belakangnya Nadia. Emang sih ceritanya Pian dan kak Fahri jauh berbeda di masa lalu tapi memiliki kemiripan kisah, mungkin kisahnya Nadia ama Pian adalah kelanjutan dari kisah kalian. Hebat banget kalian buat dramanya, salut Nadia!!! Hebat, hebat, sampe-sampe Nadia tak menyadari semuanya. Pantesan aja, setiep segala sesuatu yang terjadi ama Nadia selalu aja kalian semua tau. Udah gitu, di saat Nadia lagi butuh temen curhat Kak Ayu selalu dateng, apa lagi setelah kak Fahri balik ke Lombok tambah deket aja rasanya Nadia ama kak Ayu, udah gitu kak Fahri ama kak Ayu gilir-giliran lagi jadwalnya. Kalau nadia nggak mau dengerin kak Fahri, kak Ayu yang tiba-tiba hubungin Nadia. Begitu juga sebaliknya, di saat kak Ayu nggak ada kak Fahri yang gantiin. Dan pasti kalian juga yang punya rencana ngempesin ban motorku, terus nyembunyiin pompa, Prince SMANSA juga sengaja pada ninggalin aku, berangkat pagi-pagi buta, biar aku nggak dapet tebengan. Udah gitu, aku sengaja dibuat bangun telat dengan kak Ayu yang pura-pura cerita tentang cinta pertamanya yang sebenernya nggak pernah ada, dan endingnya aku bisa deh jalan sekolah bareng ama Pian. Sudah ketauan drama kalian sekarang. Hebat, hebat, empat jempol buat kalian semua, bila perlu sepuluh udah tak kasi!!” jelas Nadia panjang lebar seraya mengacungkan kedua jari jempol tangannya.
“Yupz bener banget, makanya setiep ini si Fahri ngejelek-jelekin kakak, kakak pasti bales.” kata Ayu protes pada Fahri seraya memukul pundak Fahri dengan tangan kanannya.
“Sakit jelek, nggak usah mukul. Udah tau tangannya kayak tangan cowok keker gitu, lagi mukul orang!!” protes Fahri seraya mencubit pipi Ayu yang memang tembem.
“Biarin aja, kamu juga ngeselin. Masa lalu ya biarin aja, jangan ikut-ikutan emosi, toh juga kita udah sahabatan kan?? Jadi lupain aja!!” kata Ayu seraya memelototi Fahri, yang lainnya hanya tertawa melihat tingkah laku mereka yang masih kayak anak kecil.
“Sudah-sudah kenapa kalian jadi ikut-ikutan kayak anak kecil gitu sih??” kata Aichal
“Tau ini kak Ayu ama kak Fahri, kayaknya mereka inget masa lalu nih. Kalau mereka nggak bisa jadian di masa lalu, kita buat mereka jadian di masa kini. Gimana,?” kata Pian semangat
“SETUJU,” teriak semuanya kompak.
“Bener banget, kita harus bales dendam Pi, biar sama-sama impas. Kita aja bisa jadian, kenapa mereka nggak bisa??” kata Nadia tanpa sadar, semuanya terdiam mendengar perkataan Nadia termasuk juga Pian, karena Pian nggak pernah merasa kalo dia nembak Nadia, dia kan cuma minta berdamai aja sama Nadia.
“Nggak salah ngomong Bu? Emang kapan kalian jadian nya, perasaan kamu cerita kalau kamu udah berdamai aja ama Pian, bukan jadian.” tanya Puput heran
“Eh maaf salah sebut, hehehe” kata Nadia cengengesan
“Ya sudah kalau gitu kita jadian aja sekarang, gitu aja kok repot??” kata Pian membenarkan perkataan Nadia tadi. Semuanya terdiam sejenak, lalu mereka kompak berteriak seraya bertepuk tangan.
“HOREEEE”
Nadia hanya terdiam, wajahnya merah merona sudah seperti buat tomat.
“Sampe kapan kalian mau ngobrol di situ? Katanya mau pergi jalan-jalan, eh malah asyik ngobrol di situ.” suara seseorang tak jauh dari meja tempat Nadia dan yang lainnya.
“Eeh iya, kita mau pergi, maaf kak, karena keasyikan ngobrol jadi lupa. Hehe” kata Agri yang menyadari kehadiran Agil, semuanya hanya bisa nyengir kuda seraya bangkit dari tempat duduk mereka.
“Ayok udah kita berangkat!!!” kata Fahri seraya berjalan mendekati Agil di ikuti Ayu dan yang lainnya.
Agil Pun berjalan di depan mereka dengan muka kusut saking lamanya dia nunggu para saudara-saudrinya beserta para pasangannya itu hampir satu jaman.
Fahri jalan bersama dengan Ayu di sampingnya, menyusul Agri di belakangnya, Aichal bersama Puput, Anul bersama Desi, dan di paling belakang siapa lagi kalau bukan pasangan baru Pian dan Nadia. Mereka pun menaiki mobil masing-masing yang di bawa tadi, Ayu ikut di mobil yang dibawa, Puput,Desi, dan Agri ikut di mobil yang di bawa Aichal karena mobil yang di bawa Aichal juga jumlah muatannya lebih besar jadinya mereka semua muat malahan masih longgar, masih bisa untuk dua orang lagi.
Mobil itu pun akhirnya pergi meninggalkan Rumah Makan Nusantara dan perjalanan mereka pun dimulai. Hari baru yang menyenangkan dan penuh kenangan pun akan segera tercipta dengan penuh semangat dan hati yang bahagia. Walaupun ini hari-hari terakhir buat Fahri untuk besama dengan Ayu dan saudara-saudaranya tercinta walaupun tanpa kehadiran sosok adiknya Dhika tapi dapat tergantikan dengan sosok seorang Pian yang menemani mereka, dan ini adalah hari baru yang membahagiakan buat Nadia. Petualangan Pun dimulai, walaupun nantinya akan terasa melelahkan, yang penting bisa seru-seruan bareng bersama orang-orang yang dikasihi.