Tragis

970 Words
Liora Belladonna. Sosok aktris cantik dan berbakat yang digilai sebagian besar populasi masyarakat di Kota London. Sejak pertama kemunculannya di layar kaca, dia selalu menjadi sorotan. Berbagai penghargaan berhasil didapatkan hingga membuatnya terus bersinar dan popularitasnya tidak pernah memudar. Penggemar? Jangan tanya! Penggemar Liora tersebar di seluruh dunia. Dia juga sering menghiasi sampul majalah ternama seperti Vogeu, Elly, Forbus, Days, dan masih banyak lagi. Dengan kecantikan dan kekayaan yang melimpah, dia seolah menjadi Ratu kehidupan sosial yang setiap gerak-geriknya menjadi santapan hangat para paparazi. Namun, di balik kesuksesan dan para penggemar yang dimiliki, tentu ada segelintir haters yang tidak suka dan berusaha menjatuhkannya. Terlebih, saat mulut ajaibnya seringkali keceplosan. Dia memang tidak pandai berbasa-basi dan memiliki jiwa keadilan yang tinggi. Di satu sisi, sangat sedikit yang tahu jika Liora memiliki kisah masa lalu yang getir dan pelik. Dia telah menjadi sebatang kara sejak usianya sekitar tujuh tahun. Dia sempat tinggal di panti asuhan dan pernah mengalami perlakuan buruk mulai dari pelecehan verbal hingga kekerasan fisik. Bisa dibilang cukup hebat baginya karena bisa melewati semua nasib buruk itu hingga menjadi sesukses yang sekarang. Ya, dia adalah Liora Belladonna. Cadillac Escalade hitam kini melaju di tengah jalanan Kota London. Cahaya senja perlahan meredup untuk menyambut langit malam dan sang rembulan yang akan menjadi pengiring mobil tersebut. Di dalam kabin belakang mobil berinterior mewah serta didominasi warna cream, Liora duduk sambil menjulurkan kaki pada penyangga bagian bawah kursi. Kelopak matanya terpejam. Dia ingin beristirahat setelah melewati aktivitasnya yang sangat padat. Saat fokus mengemudikan mobil, Eva sedikit melirikkan ekor matanya dari kaca spion untuk melihat Liora di belakang, "Hanya dua jam. Kamu masih memiliki waktu dua jam untuk beristirahat. Sebentar lagi kita harus makan malam bersama kru film baru yang akan kamu bintangi selanjutnya." "Ya." Liora menjawab singkat dengan mata terpejam. "Sinopsis tentang kisah cinta seorang guru dan muridnya. Kamu sudah menandatangani kontrak. Kuharap kamu bisa bekerjasama dengan baik kali ini." "Ya." Liora tetap memejamkan mata. "Jangan membuat skandal dan jangan membuat masalah, mengerti?" "Ya." Suara Liora kini terdengar bermalas-malasan masih dengan mata terpejam. "Aku sudah mengatasi beberapa artikel yang terus menulis berita tentangmu. Mereka tidak akan berulah untuk sementara waktu selama kamu tidak membuat skandal baru." "Bagaimana aku bisa beristirahat jika kamu terus berisik, wahai menejerku? Karena terus mendengar ocehanmu, waktu istirahatku jadi berkurang 15 menit 1 pikodetik." Mata Liora yang sejak tadi terpejam akhirnya terbuka. "Aku hanya tidak ingin kamu terlibat masalah lagi." Bukan tanpa alasan Eva terus memperingati. Dia tahu jika Liora sering terlibat skandal entah sengaja atau tidak disengaja. Terakhir kali Liora terlibat skandal dengan aktor pendatang baru, Thomas Cat. Dia terekam kamera menampar dan menjambak rambut Thomas hingga botak. Para haters dan penggemar Thomas pun berbondong-bondong menghujat di akun media sosial miliknya. "Salahkan dia yang berani menyentuh bokongku. Tidak ada ampun bagi seorang pria brengshake!" Liora bersungut-sungut dengan wajah kesal. Dia tidak terima bokongnya disentuh oleh pria kurang ajar tersebut. Sialnya, dia justru terekam kamera hanya saat adegan tampar-menampar dan jambak-menjambak. "Itulah gunanya klarifikasi. Kamu begitu tidak acuh dan memilih diam. Kamu bahkan ikut memaki haters yang menghujatmu. Oh, astaga." Eva menghela napas kasar. "Sudahi perbincangan ini. Bloody Roses sebentar lagi tamat." Liora mengalihkan pembicaraan. Dia membicarakan judul film fantasi historis yang dia mainkan sebelumnya, sebagai pemeran antagonis, Cannaria Swan. "Aku tahu." "Apa kamu tidak apa-apa?" "Apa maksudmu dengan aku tidak apa-apa?" "Kamu bertanya karena sungguh tidak tahu? Bukankah kamu diam-diam mengagumi Jeremy, karakter utama yang berperan sebagai Putra Mahkota denganku? Saat dramanya sudah berakhir, mungkin kamu tidak bisa lagi melihatnya.” “A-apa?” Eva hampir saja menghentikan mobil secara mendadak. "Dari mana teori menyesatkan itu berasal?" Wajahnya tiba-tiba menjadi kaku. Liora cekikikan, “Eyy! Tidak perlu repot-repot menyembunyikan perasaanmu. Pandanganmu selalu tertuju padanya selama kami syuting. Kamu pikir aku tidak akan menyadarinya, he?" "Apakah begitu terlihat jelas?" Suara Eva sedikit bergetar. "Jelas." Liora mengangkat kedua alis, "Banyak rumor buruk tentangnya. Meskipun memiliki wajah yang lumayan, dia terkenal suka bermain wanita dan narkoba. Lebih baik menjauh darinya. Aku akan mengenalkanmu dengan pria yang lebih baik." Eva memutar bola mata jengah, "Tidak perlu mengurusi masalah percintaanku dan urusilah dirimu sendiri. Bahkan kamu sendiri juga jomlo," katanya lempeng. "Hey! Aku hanya tidak ingin repot-repot membuang waktu dengan konflik batin dan pikiran yang tidak berguna," kata Liora dengan suara lebih tinggi. "Ya ... ya ...." Eva menggendikkan bahu tidak acuh sebelum menyalakan lagu 'It Will Rain' yang dibawakan Bruno Mars. Kebetulan suasana di luar sedang hujan, seolah-olah lagu itu memang ditakdirkan untuk menjadi pengiring mobil mereka di waktu senja yang hampir petang. "Omong-omong, siapa aktor yang akan bermain peran denganku di film nanti? Apa sudah ditetapkan? Apa dia tampan? Ingatlah, wajah cantik seperti ini harus bersanding dengan keindahan wajah yang selaras." Liora kembali pada mode narsistik. "Gavin Stanley. Kamu tentu mengetahui nama itu bukan? Dia cukup populer akhir-akhir ini." "Eum, seperti aku pernah mendengarnya." "Dia salah satu aktor papan atas yang baru saja memenangkan ajang Top Model. Wajahnya sempurna, begitu juga dengan tubuhnya yang tinggi dan seksi. Dia memiliki penggemar paling banyak di antara aktor top pendatang baru dan presentase haters paling sedikit." "Oh, begitu ...." Liora manggut-manggut, tanpa minat. Dia mulai menguap dan mengantuk. Suasana sejuk di luar mobil karena sedang hujan dan alunan musik yang menenangkan membuatnya tidak tahan untuk memejam. Dia benar-benar lelah dan ingin beristirahat. Hingga saat dia berniat menutup mata, tiba-tiba cahaya yang sangat terang mendistorsi hingga menyilaukan mata. Di sela-sela deraian air hujan, dia melihat truk dengan kecepatan mengerikan sedang melaju ke arahnya. Apakah truk itu akan menabrak mobilnya? BANG! Suara dentuman dan gesekan seketika terdengar begitu keras dan mengejutkan. Kejadian yang begitu cepat hingga siapapun belum menyadari apa yang sedang terjadi. Pandangan Liora tiba-tiba menjadi kabur dan itu menyakitkan. Dia merasa sakit yang berdenyut di dadanya dan mengalir di seluruh tubuhnya. Darimana rasa sakit itu berasal? Yang jelas, semuanya terasa lembab dan panas. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD