Di Indonesia, pada saat Lev dan Tiara menikmati makan malam romantic yang disiapkan oleh Lev, Rosemary harus menerima cercaan dari para penggemar Alfaroz.
Salah seorang fans setia Alfa melihat dirinya di dalam mobil Alfa yang terparkir di hotel. Mereka berpikir kalau Rosemary berusaha menjebak Alfa seperti yang pernah dia lakukan pada Lev.
Dengan cepat foto Rosemary yang ada di dalam mobil Alfa di publish dan mendapat respon yang luar biasa.
Seperti pengulangan, Rosemary kembali berada di tempat paling rendah yang mereka inginkan.
Tuduhan sebagai w*************a sampai wanita yang tidak puas dengan satu lelaki kembari merebak hingga Rosemary nyaris tidak kuat lagi.
“Kenapa kau harus kembali ke Jakarta? Padahal ayahmu sudah membayar rumah yang kau tempati dengan harga yang cukup mahal. Kau sengaja membuat keluarga-mu malu dengan semua perbuatanmu, Rose,” tegur Aini marah.
Dia sudah cukup bersabar semua tindakan Sion. Sebelumnya Aini berpikir Sion bersedia mengeluarkan uang yang cukup besar untuk membayar pengacara walaupun harus dengan mengeluarkan uang yang cukup besar.
Namun, Sion langsung mundur dan hanya memakai seorang pengacara yang membantu Husna agar bebas dari hukuman. Sion tidak seperti yang diharapkan Aini. Begitu mudah menyerah setelah pengacara yang pertama mengatakan kasus Husna berbeda dari Rosemary.
Husna bukan korban kekerasan saeksual melainkan pemakai barang terlarang sehingga harus mengikuti peraturan yang berlaku.
Walaupun dia harus masuk rehabilitasi, tetapi harus tetap menjalani hukuman. Tidak mudah membebaskan dengan vonis tidak bersalah pada seorang pemakai. Dan Sion tidak melanjutkan lagi membela Husna hingga Aini sangat marah dan membenci Rosemary.
“Apa yang aku perbuat? Aku tidak melakukan apa-apa. Bukan keinginanku menerima kejadian ini. Kenapa ibu menyalahkan aku?” tanya Rosemary pelan.
“Kau bertanya kenapa? Rosemary, sekarang ini kau adalah perempuan nista sehingga semua yang kau lakukan selalu membuat malu. Kau tidak pikirkan yang di alami oleh Alfa? Apa kau tahu karier Alfa rusak karena dirimu?” cibir Aini.
Rosemary menatap Aini tidak percaya. Sejak dia mengenal Aini sebagai rekan kerja ayahnya, Aini selalu memperlakukan dirinya dengan baik, begitu pun ketika Sion akhirnya menikahi Aini, Aini tetap memberikan perhatian padanya tetapi hari ini semua mulai berubah. Aini lebih mirip dengan wanita nyinyir yang tidak akan puas sebelum menghina Rosemary.
“Aku bukan wanita nista dan aku tidak tahu mengapa ibu berkata seperti itu. Apa ibu tahu ucapan ibu membuatku sakit?” ucap Rosemary.
“Bukan hanya ibu yang mengatakan dan kau perlu tahu, ibu hanya mengikuti sebutan yang diberikan oleh netizen.”
Rosemary tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia begitu lelah dengan kondisinya sekarang ini. Ayahnya, Sion lebih sering berada di luar sementara Aini selalu memberikan kalimat mencemooh terkadang kalimat yang dia sampaikan lebih pedas dan sakit daripada netizen yang memenuhi setiap berita tentang Rosemary. Berita yang selalu diulang-ulang oleh seseorang yang dendam pada Rosemary.
Sebulan sudah Rosemary harus menerima segala perhatian dari Aini dan kandungannya mulai terlihat hingga Aini semakin meradang.
“Sebaiknya ayah pikirkan yang terbaik untuk anaknya. Ibu tidak tahu apa lagi yang harus ibu katakan padanya. Sebenarnya kau hamil sama siapa? Kalau dengan Lev, ibu tidak yakin karena kejadian tersebut sudah cukup lama,” kata Aini menuduh.
“Rose, siapa ayah bayimu? Apakah dia Alfa atau ada lelaki lain?”
Rosemary menggeleng kencang. Hatinya begitu sakit mendengar pertanyaan dari Sion. Mengapa ayahnya begitu tega bicara seperti itu? Apakah dia benar-benar se-nista itu dalam pandangan ayahnya?
“Aku hanya berhubungan dengan orang yang sama, yaitu Lev. Hubunganku dengan Alfa tidak pernah lebih dari teman. Jangan libatkan Alfa dalam masalah ini.”
“Dan aku sangat kecewa karena ayah sudah menuduhku sudah berhubungan intim dengan lelaki lain. Apakah ayah sudah tidak percaya padaku, lagi?”
“Ayah percaya padamu. Tetapi semua berita semakin tidak terkendali, Ros.” Ucap Sion lirih.
“Aku mengerti.”
Dengan ucapannya tersebut Rosemary lebih memilih masuk ke dalam kamar. Hatinya begitu hancur karena satu-satunya orang yang dia andalkan untuk membantunya mulai meragukan dirinya. Bagaimana dengan ibunya? Apakah ibunya juga meragukan dirinya juga?
Keberadaan Rosemary di rumah ayahnya membuat dirinya semakin tertekan hingga ayahnya memutuskan untuk memberikan nomor telepon Tiara pada Rosemary.
“Tiara? Bukankah ini nama ibu?” tanya Rosemary pada saat ayahnya menyerahkan kartu nama pada-nya.
“Benar. Ayah tidak tahu dimana sekarang dia tinggal. Setahu ayah, dulu ibu-mu bekerja di Prancis sebagai sekretaris, tetapi ayah tidak tahu lagi sekarang dia bekerja dimana,” kata Sion.
“Apakah dia tidak pernah menghubungi ayah?” tanya Rosemary.
“Tidak. Terakhir ayah bicara dengan ibu-mu adalah ketika kau berusia 7 tahun. Itu-pun secara tidak sengaja karena dia mendampingi bos-nya,” jawab Sion.
Rosemary tidak perlu bertanya apakah Tiara bertanya tentang dirinya atau tidak dan dia juga yakin Tiara memberikan kartu nama atas desakan Sion.
“Ayah tidak pernah bermaksud menyuruhmu pergi, ayah berharap kau bisa mendapatkan ketenangan. Tinggal di tempat yang jauh dan tidak ada yang mengenal dirimu, mungkin lebih baik,” kata Sion.
“Aku mengerti. Aku akan menghubungi-nya besok,” jawab Rosemary.
Malam itu, Rosemary terus memikirkan apa yang akan dia katakan pada Tiara. Apakah dia langsung memanggilnya ibu?
Rosemary tidak tahu apakah Tiara sekarang sudah memiliki keluarga sendiri atau dia tetap dengan kebebasan yang dia sukai?
Bayangan kehidupan Tiara yang bebas membuatnya harus bisa berpikir matang. Dia tidak akan membiarkan kehadirannya menjadi pengganggu apalagi saat ini dia sedang hamil.
Rosemary yang terus berpikir apakah dia akan menelepon Tiara atau tidak dan bagaimana reaksi Tiara pada saat dia datang menemuinya terus berganti-ganti. Nomor telepon Tiara tetap tersimpan di dalam bagian dompetnya.
Rosemary masih terus berpikir apakah menelepon Tiara adalah keharusan yang bisa membuatnya terbebas dari tekanan kaum netizen?
Di Moskwa, Tiara baru saja menyelesaikan tugasnya dan kini dia berada di dalam ruang kerja Lev untuk menyerahkan laporan hasil rapat dewan komisaris.
Lev, seperti biaanya seperti lelaki yang tergila-gila dengan wanita yang lebih dewasa darinya. Dengan mata merayu, Lev mendekati Tiara dan merangkulnya. Tidak peduli mereka masih berada di kantor.
“Lepaskan, Lev! Kau bisa membuat scandal dengan sikap seperti ini,” tegur Tiara berusaha melepaskan diri.
“Kenapa? Aku tahu kau menyukainya, Tiara,” jawab Lev tidak terima penolakan.
“Aku menyukaimu karena kau adalah lelaki idaman semua wanita yang normal, tetapi kau bukan untukku. Aku tidak pantas untukmu.”
“Yang memutuskan pantas atau tidak adalah aku dan kau, Tiara. Orang lain tidak memiliki hak tersebut,” jawab Lev kembali menari tubuh Tiara dan menguncinya dengan rangkulan yang sangat erat.
“Lev….”
“Berikan aku ciuman dan aku akan melepaskan dirimu,” kata Lev dengan hidung mengendus leher Tiara yang terbuka.
“Kau pikir aku percaya?” jawab Tiara.
“Kau bisa buktikan apakah aku bisa kau percaya atau tidak,” jawab Lev.
Tiara tidak percaya dengan ucapan Lev. Bukankah Lev juga sudah berjanji tidak akan merayunya di kantor ketika mereka memutuskan memiliki hubungan dekat? Dan apa yang sudah dilakukan oleh Lev? Tangan lelaki itu hanya bisa menjauh darinya apabila ada orang lain di sekitar merka saja.
“Apa kau tahu, Tuan Maxim baru saja meneleponku?” tanya Tiara pelan sementara Lev masih sibuk menciumi dirinya.
Pemberitahuan Tiara seperti air yang mendinginkan seluruh gaerah Lev terhadap Tiara dan dia sangat menyadari bahwa Tiara secara sengaja melakukannya.
“Apa yang dikatakan ayah padamu?” tanya Lev kembali ke kursi kebesarannya.
“Tuan Maxim bertanya apakah kau masih terlibat di setiap pesta yang diadakan para pesohor,” beritahu Tiara.
“Dan apa yang kau katakan?”
“Aku tidak tahu karena kehidupan sosialmu bukan tanggung jawabku,” jawab Tiara.
Mereka saling bertatapan dan Tiara hanya bisa menarik nafas. Dia tidak tahu apa alasan dia menerima hubungan yang diberikan oleh Lev. Apakah karena dia adalah wanita yang tidak bisa hidup sendirian atau karena Lev adalah salah satu obsesi liarnya?