Sofia menyadari Emanuel adalah lelaki yang sibuk tetapi apa yang sedang dilakukan sekarang sementara dari Amora dia tahu kalau Emanuel keluar kantor bukan untuk urusan pekerjaan.
“Kau tahu kekasihnya saat ini?”
Amora, wanita yang diajaknya bicara hanya memberikan senyum sebelum menggelengkan kepala. Dalam hati Sofia menyesal harus bertanya pada sekretaris yang mulutnya terkunci apabila ditanya soal wanita yang menjadi kekasih saudaranya itu.
Demi memenuhi panggilan Emanuel, Sofia sudah meninggalkan pekerjaannya tetapi yang menyuruhnya datang justru tidak ada di tempat. Apakah dia salah dengan datang lebih awal?
Sofia masih terus melihat ke arah pintu dan waktu yang sudah dikatakan oleh Emanuel sudah berlalu dan dia memutuskan dalam waktu 10 menit, Emanuel tidak juga datang, maka dia tidak akan datang apapun alasan yang dipakai oleh Emanuel untuk membujuknya.
Menit demi menit berlalu tetapi Emanuel belum juga terlihat kehadirannya sehingga dia mulai bersiap-siap untuk pergi.
Tepat 10 menit dan Sofia sudah berada di depan pintu, dari arah luar terdengar suara Emanuel yang sedang bicara di telepon.
"Siapa yang bicara dengannya dan kenapa suaranya begitu berbeda?" pikir Sofia.
Pintu terbuka dari luar memperlihatkan Emanuel yang baru saja menutup ponselnya.
“Ada apa? Aku begitu terburu-buru datang kesini begitu kau telepon, tapi kau ternyata sudah pergi. Apakah terjadi sesuatu?” tanya Sofia setelah mereka berada di dalam ruang kerja Emanuel.
“Sangat perhatian padahal aku minta tidak perlu terburu-buru. Bagaimana pun aku masih berada di luar pada saat aku menelponmu,” cengir Emanuel.
“Astaga, tidak bisakah kau menghargai sedikit pengorbanan yang sudah aku lakukan? Aku meniggalkan tempat syuting karena khawatir dan reaksi yang kau berikan membuatku kecewa. Dan kau sudah terlambat 10 menit dari waktu yang kau sebutkan, Tuan.”
Seringai tipis terlihat dari sudut bibir Emanuel sebelum dia bicara. “Aku sangat menghargaimu dan dengan cara tersebut aku tidak ingin membuang waktumu yang sangat berharga. Sudah berapa lama kau mengenal Lev?”
Sofia tidak langsung menjawab melainkan menatap Emanuel seolah lelaki di depannya sedang mengucapkan mantera.
“Lev? Kenapa dengan dia?” tanya Sofia pelan.
"Apa yang kau ketahui tentang Lev?"
"Yang aku ketahui seperti semua orang ketahui. Lev adalah lelaki paling terbuka hingga aku berpikir bagian dari kejadian apa yang tidak diketahui public tentangnya."
Emanuel memperhatikan Sofia dan dia yakin ada bagian yang disembunyikan saudara perempuannya. Sebelumnya Sofia punya hubungan yang baik dengan Lev sampai akhirnya mereka berpisah tanpa ada alasan yang jelas.
Namun, Emanuel juga tahu sampai saat ini Sofia masih mempunyai hubungan dekat dengan keluarga Gregory, bukan saja dengan Lev tetapi juga dengan ayah dari lelaki itu.
"Ada apa dengannya kau pasti tahu dan kenapa aku bertanya padamu, sudah pasti karena pertanyaan pertama-mu. Jadi, apa saja yang kau ketahui tentang dia?"
“Sudah berapa lama Noel dan kau masih bertanya soal Lev padaku. Kau tahu bahwa aku dan Lev sudah memiliki masa depan yang baik. Masa lalu sudah terkubur dan aku tidak ingin membukanya kembali,” jawab Sofia lemah.
“Maafkan aku kalau saat ini aku melupakan sakit hatimu dan aku sama sekali tidak berniat mengungkit masa lalu yang kalian miliki, tetapi aku memang sangat penasaran dengannya.”
“Penasaran? Astaga, Noel, aku kenal dirimu sepanjang usiaku dan kau hanya berkata penasaran? Siapa yang coba kau bohongi?”
“Kenapa kau harus bertanya padaku sementara banyak berita tentang dia-pun dunia tahu. Kau ingin tahu perkembangan bisnisnya, kau bisa melihat website-nya, ingin tahu wanita mana saja yang pernah jadi kekasihnya, kau bisa mencarinya di kolom gossip,” sahut Sofia.
"Aku ingin bertanya denganmu karena aku yakin yang kau ketahui tentang dia lebih dari media mana pun," jawab Emanuel.
"Apakah ada hubungannya dengan kepergian-mu barusan?"
"Benar. Aku sedikit terganggu dengannya. Apalagi dia juga menawarkan kerja sama denganku," jawab Emanuel.
"Sedikit terganggu, apakah Lev merebut atau menarik perhatian wanita yang kau sukai?" goda Sofia.
"Masih berupa dugaan sementara soal kerja sama adalah benar."
"Lev yang seorang pengusaha batu mulia menawarkan kerja sama dengan petani, menurutmu aku akan percaya?"
Sofia tidak memiliki alasan tidak percaya. Sepanjang dia mengenal Lev, Lev adalah lelaki yang mempunyai ambisi sangat besar untuk menaklukkan dunia. Dan Sofia juga tahu bahwa Lev tidak pernah cukup dengan 1 bidang usaha. Dan ambisinya tersebut yang membuat Sofia meninggalkannya.
Siapa wanita yang saat ini paling dekat dengannya, semua orang sudah tahu dan menjadikan Tiara sebagai dagelan yang membuat para wanita menyudutkannya.
Senyum sinis tidak dapat disembunyikan Sofia pada saat dia teringat dengan sosok wanita yang cekatan dan cantik yang selalu berada di sampingnya, Tiara.
"Bacalah, dia tadi datang ke sini," kata Emanuel memperlihatkan file yang diberikan asistennya.
"Aku tidak akan membacanya. Dan apa yang ingin kau ketahui tentang dia?"
Sofia terpaksa mengalah dengan mudah karena terlalu malas untuk memikirkan lelaki yang sempat mengisi hatinya dan berakhir dalam kekecewaan dan juga sakit hati.
Mata Emanuel seolah menyelidik memastikan apakah adiknya bisa memuaskan ingin tahu-nya atau hanya membuat isi kepalanya berontak untuk cari tahu.
"Scandal yang melibatkan Lev," jawab Emanuel.
Tawa Sofia pecah begitu Emanuel selesai bicara. Dia menatap kakaknya seolah mereka tidak saling kenal.
"Astaga...kau bertanya scandal yang melibatkan Lev, kau tidak sadar kalau hidupnya penuh dengan scandal?"
"Aku tahu, tetapi scandal yang melibatkan pihak keamanan," jawab Emanuel.
Tidak ada jawaban dari Sofia, seolah dia berpikir apa tujuan Emanuel dan apa kepentingannya.
"Di sini aku tidak tahu tetapi aku pernah dengar dia pernah tertahan kepulangannya karena masalah hukum," jawab Sofi.
"Masalah hukum apa dan dimana?"
Sofi seolah berpikir keras dan dia melihat Emanuel yang tidak sabar menunggunya.
"Indonesia tetapi aku tidak tahu masalah hukum apa karena aku mendapatkan informasi tersebut dari Kendra, sekretarisnya sebelum Tiara," jawab Sofia.
Indonesia, masalah hukum apa? Emanuel terus bertanya-tanya tetapi dia tidak bisa mendapatkan jawaban dengan mudah.
"Apakah kau selalu cari tahu kehidupan rekan kerja-mu?"
"Tidak, tetapi aku ingin tahu karena permintaannya yang berbeda," jawab Emanuel.
Dan Sofia tidak yakin Emanuel membiarkan rasa ingin tahunya tidak mendapatkan jawaban.
"Apakah sangat penting mengetahui scandal yang pernah dilakukan Lev?" tanya Sofia.
"Aku harus memastikan dia tidak berbuat macam-macam selama kami kerja sama," jawab Emanuel.
"Sedikit saran, kenapa kau tidak cari tahu melalui rumah produksi yang bekerja sama dengannya? Aku dengar dia juga pernah memberikan bantuan modal pada salah satu rumah produksi yang ada di sana, bahkan menjadi salah satu pemiliknya," beritahu Sofia.
"Maksudmu, dia menjadi pendukung rumah produksi cinema yang ada di Indonesia?" tanya Emanuel.
"Kalau tidak salah," jawab Sofia.
"Terima kasih, aku harap Lev bisa menjadi rekan kerja yang bisa diandalkan," jawab Emanuel bersemangat.
Bermodal keterangan Sofia, Emanuel mulai menyelidiki kehidupan Lev dan dia bahkan rela menyewa detektif untuk melakukan tugasnya.
Siapa sebenarnya yang ingin dia ketahui dan mengapa Emanuel ingin tahu scandal Lev? Semuanya berawal karena dia melihat Tiara di rumah sakit. Dia tidak perlu mengetahui masa lalu Tiara tetapi kedudukan wanita itu di samping Lev, membuatnya menduga-duga bahwa Rosemary mempunyai hubungan dengan Lev.
Sementara itu di rumah sakit, Tiara yang baru saja meninggalkan ruang perawatan Rosemary memutuskan menemui dokter yang sudah beberapa kali dia temui.
Tiara tidak mengira keputusannya menemui Dokter Pieter SpPD berhasil membuatnya menjadi wanita yang tidak bisa berpikir cepat seperti yang biasa dia lakukan selama ini.
Apa yang akan dia katakan pada Lev tentang keadaannya atau apakah Lev akan peduli padanya? Tiara tidak bisa langsung pulang dan bertemu Lev sementara dirinya jauh dari kata tenang.
Namun, Tiara tetap mengikuti anjuran dokter agar dia melakukan general check up karena dia tidak bisa menganggap remeh penyakitnya. Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh harus dia lakukan demi rasa ingin tahu dan juga demi kesehatannya sendiri.
Selama 2 jam lamanya Tiara berada di rumah sakit dan semua informasi tentang kesehatannya sudah dia terima. Kini yang dia butuhkan adalah keberanian apakah dia akan bicara jujur atau tidak.
Wajah muram Tiara sudah menarik perhatian Lev begitu dia berjalan masuk dan menutup pintu di belakangnya.
Di atas sofa panjang terlihat Lev berbaring dengan kedua tangan menyilang di belakang kepalanya. Tidak ada pertanyaan yang keluar dari mulut Lev, hanya matanya yang terus mengikuti gerakan Tiara pada saat wanita itu melepaskan sepatu dan menggantinya dengan sandal.
“Kau sudah pulang? Maaf, aku terlambat,” sapa Tiara.
"Aku tidak tahu sejak kapan rumah sakit menarik perhatianmu. Apakah anakmu tidak bisa membiarkan dirimu pulang dan melakukan pekerjaannya?"
Teguran Lev membuat Tiara terdiam dan secara tidak langsung membuatnya memilih diam. Lev tidak peduli dengan dirinya. Lev hanya menuntut semua dilakukan untuknya sehingga Tiara memilih diam. Tiata memutuskan Lev tidak perlu tahu keadaan dirinya selama dia bisa menghadapinya dengan baik.
"Aku sudah lama tidak bertemu Marry, jadi aku membutuhkan waktu lebih lama untuk bersama dengannya," jawab Tiara.
"Anakmu sudah dewasa apalagi sekarang sudah punya anak. Seharusnya dia tidak perlu memberikan beban padamu," tegur Lev.
“Marry tidak pernah memberikan beban padaku. Apakah salah kalau aku perhatian pada anak yang sekian lama tidak bersama denganku? Dia memang sudah dewasa tetapi dia tetap anaku, Lev.”
Penjelasan Tiara tidak mendapatkan simpati melainkan teguran yang membuatnya sakit kepala.
“Lalu, kenapa kau tidak tinggal bersamanya dan menjadi pengasuh cucumu? Kau bisa mengajukan surat pengunduran diri.”
Kenapa Lev sangat marah sementara Tiara sudah memberikan penjelsan?
"Apa di rumah sakit tidak ada aturan jam kunjungan?" tanya Lev tajam.
"Ada tetapi ada hal lain lagi yang membuatku lebih lama di sana," jawab Tiara.
Melalui matanya Lev mengikuti gerakan Tiara yang sedang mencuci tangan lalu dilanjutkan dengan membuka lemari pendingin hanya untuk mendapat air mineral.
Dalam hati Tiara berpikir apa yang harus dia katakan apabila Lev bertanya tentang kegiatannya di rumah sakit yang membuatnya lebih lama, apakah dia harus berkata jujur?
Tiara menggelengkan kepala kuat. Dia tidak akan mengatakan apa pun apabila yang menjadi taruhannya adalah masa depan dan hidupnya yang nyaman. Lebih baik Lev tidak perlu tahu dengan penyakit yang dia derita.