Tidak pernah ada di dalam benak Lev pada hari dia mengatakan bahwa ucapan Tiara tentang penyakitnya adalah sebuah kebohongan adalah hari terakhir mereka bersama.
Lev memerlukan waktu yang lebih dari seharusnya ketika kesadaran mulai membentuknya bahwa Tiara sudah pergi dengan cara yang dia inginkan walaupun sudah pasti melukai semua orang.
Bukan wajah ramah dan penuh dengan kesedihan pada saat Lev tiba di rumah sakit dan melihat Rosemary duduk di samping Ezme.
“Apa yang kau lakukan di sini!”
Bukan pertanyaan melainkan teguran yang tidak pernah disukai oleh Rosemary dan Rosemary harus menahan diri agar tidak terpancing karena dia tahu melayani ucapan Lev saat ini tidak tepat.
“Melihat jasad ibuku untuk terakhir kalinya.”
“Hanya itu?”
“Tidak hanya itu karena aku harus memastikan apakah kau akan mengurus pemakaman ibuku atau tidak.”
Setiap kata yang keluar dari mulut Rosemary begitu datar hingga Lev kembali dipaksa mengingat ekspresi yang sama pada saat dia memaksakan keinginannya pada Rosemary dimasa lalu.
“Aku akan mengurusnya sesuai dengan kepercayaan Tiara. Kau tidak perlu khawatir.”
“Terima kasih.”
Seperti 2 orang yang tidak saling mengenal Rosemary dan Lev lebih banyak diam sementara sudah ada seorang anak usia 3 tahun di antara hubungan mereka.
“Boleh aku tanya sesuatu?” tanya Rosemary setelah mereka cukup lama hanya saling berdiam diri.
“Soal?”
“Kapan rencana pemakaman Tiara?”
“Secepatnya. Kenapa kau tidak percaya padaku?”
“Sebagai orang terdekat Tiara aku percaya kau akan melakukan yang terbaik. Tapi aku tidak bisa terus berada di sini sehingga aku harus minta maaf sebelumnya.”
Lev memperhatikan Rosemary. Apa yang terjadi dengan wanita itu dan mengapa berubah begitu cepat setelah memasang wajah dinginnya pada saat dia datang tadi.
“Aku maafkan dan aku pun tidak akan menahanmu kalau kau mau pergi sekarang. Bukankah kau tidak mempunyai kedekatan yang khusus dengan Tiara?”
Entah sindirian atau ejekan yang diucapkan oleh Lev tetapi Rosemary tidak peduli. Untuk apa dia marah sementara yang diucapkan Lev berisi kebenaran.
Apa yang dia ketahui tentang Tiara? Tidak ada dan Rosemary yakin Lev lebih banyak mengetahui kehidupan pribadi Tiara bahkan dari siapa pun juga.
Namun, mendengar ucapan Lev mengapa Rosemary tiba-tiba tidak tenang. Apakah perasaannya sudah mati sehingga dia bahkan tidak bisa menunggu sampai Tiara dimakamkan?
Rosemary melirik Ezme yang sama-sama bingung seperti dirinya. Dan pertolongan datang tepat pada waktunya pada saat ponselnya berbunyi.
Bisakah Rosemary tersenyum begitu melihat nama Yuri di layar ponselnya sementara dia tahu putranya tidak mungkin meneleponnya?
“Hallo,” sapa Rosemary lembut.
Suara Rosemary yang berbeda dari yang baru saja didengar Lev membuat lelaki itu mengerutkan alisnya. Pernahkah dia mendengar suara lembut yang membuat seseorang merasa nyaman? Lev tersenyum sinis karena sepanjang ingatannya tidak ada wanita yang pernah menjadi teman tidurnya memiliki suara seperti yang dia dengar saat ini.
“Bagaimana di sana, apa kau butuh bantuan?”
Senyum Rosemary begitu lebar. Seperti dugaannya yang meneleponnya bukan Yuri tetapi dia juga tidak menduga yang menelepon justru Emanuel dan bukannya Biana.
“Tidak sayang. Mama tidak akan lama di sini. Tunggu Mama pulang ya.”
Seolah sedang bicara dengan Yuri, Rosemary menjawab pertanyaan Emanuel membuat lelaki itu tertawa keras.
Dalam hati Emanuel jengkel karena dia yakin ada Lev bersama dengan Rosemary sekarang. Tetapi Emanuel juga tidak bisa keberatan karena lelaki itu pasti aka nada di samping jasad Tiara karena Lev adalah orang terdekatnya.
Bahkan, menurut perhitungan Emanuel, Lev bisa jadi menjadi tempat petugas bertanya karena lelaki itu adalah orang terdekat Tiara.
“Hati-hati, aku khawatir kau tidak bisa menahan rayuan Lev,” goda Emanuel ketus.
“Gak usah ngambek. Nanti mama ajak kamu jalan-jalan bersama Om Noel dan Tante Ezme. Oke?”
“Tidak oke. Seandainya kau tidak menganggapku sebagai Yuri, aku pasti sangat senang. Apa perlu aku pesankan tiket pesawat untuk pulang?”
Merasa tidak tahu harus bicara apa lagi, Roseamary memutuskan bicara yang sejujurnya.
“Sayang, disana ada siapa?”
“Kenapa, kau mau bicara langsung denganku? Jangan lupa lakukan dengan suara yang sama,” tawa Emanuel.
“Kalau begitu, berikan teleponnya sama Om Noel, Mama mau bicara,” ujar Roseamary tersenyum.
Dalam hati Rosemary mengeluh, kenapa pada saat bicara di telepon mereka bisa bicara santai sementara pada saat berhadapan, Rosemary merasa ada jarak yang membuatnya tidak nyaman dengan semua kebaikan yang diberikan oleh Emanuel.
Di bawah pengawasan Lev, Rosemary menjelaskan pada Emanuel bahwa dia dan Ezme akan pulang pada sore hari sementara pemakaman Tiara akan diurus oleh Lev sebagai orang terdekat dan spesialnya Tiara.
“Aku senang mendengarnya kau tidak berubah sentimental dan mellow seolah kepergian Tiara adalah sebuah kehilangan yang tidak bisa kau atasi,” kata Emanuel tenang.
“Aku tahu dimana posisiku di dalam hidup Tiara, Noel. Kau pasti tahu bahwa aku bukan siapa-siapa baginya. Dan aku sudah cukup puas karena bisa mengenalnya walaupun aku tahu dia menerimanya dengan terpaksa.”
“Heh, kau adalah Rosemary dan bukannya wanita lemah yang mudah terbawa perasaan. Cepatlah pulang karena Yuri menunggumu di sini.”
“Terima kasih karena kau telah menjaga Yuri untukku. Aku pasti langsung pulang dan sampaikan pada Yuri kalau aku sayang dan sangat menyayanginya. Bye.”
Dan Rosemary menutup sambungan telepon sementara Lev yang sejak tadi mendengar percakapannya terlihat memejamkan mata.
Rosemary melirik Ezme untuk mempertanyakan sikap Lev tetapi Ezme hanya mengangkat pundaknya tidak mengerti dengan sikap yang diperlihatkan oleh Lev.
“Tuan Girgory, aku….”
“Kenapa tidak panggil aku Lev? Aku bukan ayahmu yang harus kau panggil Tuan.” Tukas Lev ketus.
“Setidaknya kau nyaris pernah menjadi calon ayah tiriku,” jawab Rosemary.
“Benar dan perkataanmu membuatku teringat dengan ucapan Tiara sebelum dia pergi. Apakah ini permintaanmu agar kami berpisah? Aku tidak mengira kau ternyata wanita yang sangat egois, Rosemary?”
“Aku? Aku egois? Lawakan apa ini, Lev?”
“Bukan lawakan. Kau sengaja membuat Tiara merasa bersalah karena akan membuatmu menderita kalau kami tetap bersama. Sementara kau tahu Tiara adalah wanita yang sangat lembut perasaannya. Dia pasti akan memilih berpisah denganku daripada melihatmu menderita,” tuduh Lev sinis.
“Hebat sekali tuduhanmu. Aku tidak tahu kalau kau seorang pengamat yang sangat buruk. Aku bahkan tidak peduli dengan siapa Tiara berhubungan.”
“Kenapa? Kenapa kau tidak peduli sementara lelaki yang akan menjadi suaminya Tiara adalah aku?”
“Tidak ada’aku’ yang harus aku pikirkan dan pedulikan. Kau bukan siapa-siapa kecuali sebagai pembawa sial yang tidak perlu aku ingat. Aku sudah cukup bahagia dengan kehidupanku selama ini tanpa melihat sumber kesialanku ada di depan mataku.”
Tajam dan sangat mengena hingga Lev terkejut dan Ezme tidak dapat menahan tawanya. Selama ini dia tahu kalau Rosemary memiliki lidah yang tajam tetapi pada saat dia bicara pada orang yang tidak disukainya baru pertama didengar Ezme.
“Kalau kau tidak menekan Tiara, kenapa dia sampai nekad?”
“Apakah aku yang selama ini ada di sampingnya? Kau benar-benar pelawak yang tidak sadar bahwa lawakan yang kau lakukan sama sekali tidak lucu dan menarik.”
“Kenapa kau tidak gunakan otakmu untuk berpikir daripada terus memikirkan bagaimana kau bisa memanfaatkan wanita untuk kepuasanmu sendiri? Kau tinggal bersama Tiara tetapi kau bahkan tidak tahu kalau Tiara sakit. Memalukan sekaligus membuktikan kalau kau sama sekali tidak perhatian padanya.”
“Kau!”
Mata Lev melotot galak tetapi Rosemary bukan wanita yang sama lagi pada saat dia baru melahirkan Yuri yang langsung berlari dan bersembunyi pada saat bertemu dengan Lev. Kini Rosemary harus bisa bertahan karena Yuri membutuhkan dirinya.
“Seperti yang sama-sama ketahui, aku bukan orang terdekat Tiara sehingga kepergianku dari kota ini juga pasti tidak akan berpengaruh padamu. Sekarang aku permisi kembali. Terima kasih karena kau membuktikan kalau kau adalah kekasih Tiara yang bertanggung jawab.”
Setelah puas mengeluarkan isi hatinya, Rosemary mengaja Ezme pergi dan mereka langsung menuju bandara untuk kembali ke Paris, rumah dimana Yuri menunggu dirinya pulang.