PART. 7

1256 Words
Setelah Andrea ke luar. "Oma, Mama, Aunty, dan ini bocah-bocah ini mau ke mana?" Tanya Adyt. "Kami ada janji sama Emi, mau melihat pameran furniture, nggak jauh dari sini," jawab Emira. "Kok ke sini, nggak langsung ke kantor kak Emi?" Tanya Adyt lagi. Kantor Adyt di sayap kiri bangunan, kalau kantor Emi di sayap kanan, kantor papanya yang Boss besar, satu lantai di atas kantor mereka. "Ini bocah-bocah yang minta kemari, Emi masih ada kerjaan sebentar, kami yunggu di sini, nggak apa-apakan?" Tanya Tiara. "Enggak apa-apa Oma, mau minum apa?" Tanya Adyt. "Enggak usah tadi ...." "Tante Adyysss!" tiba-tiba Satria berteriak, berlari ke pintu diikuti tiga yang lainnya. "Bukain pintu na, Tante Adyssss!" teriak Satria. "Eeh ... Abang salah lihat Sayang, itu bukan Tante Adys," bujuk Sekar, tapi tangannya tetap membukakan pintu. E-Bi berhamburan ke luar, mencari Adysti. "Tuh kan bener Abang salah lihat," kata Sekar setelah tidak melihat Adys. "Benel, Abang lihat Tante Adys tadi!" sengit Satria, wajahnya cemberut saat Sekar membawanya masuk. Tak berselang lama, pintu diketuk. "Masuk" Seseorang muncul di pintu, dengan nampan berisi air mineral botol kecil di atasnya. "Tante Adyyysss! Tuh kan Abang benel Bunda!" Satria langsung menghambur ke arah Adys, diikuti tiga lainnya. "Eeh ... kalian di sini" "Maaf Bu, lama baru mengantar minumnya, soalnya di pantry habis, jadi menunggu beli dulu," kata Adys sambil meletakan air mineral itu di atas meja. "Kamu kerja di sini?" Tanya Sekar. "Iya Kak." Adys mengangguk. "Kok nggak pernah cerita?" Tanya Sekar lagi. "Lupa Kak," jawab Adys singkat "Sudah lama kerja di sini?" Tanya Tiara. "Sudah lebih satu bulan," jawab Adys. Tiara mengangguk-angguk. "Ada yang bisa saya bantu lagi?" Tanya Adys. "Tidak, makasih ya," jawab Emira. "Saya permisi kalau begitu" Adys menganggukan kepalanya sopan, tapi kakinya tidak bisa melangkah, karena E-Bi kencang memegang celananya. "Tante cini aja, maen cama kita" rengek Andri. "Sayang, Tante Adys harus kerja," bujuk Tiara. "Kelja na maen ma kita aja, boleh ya Unclee!" Safira menatap Adyt, dengan tatapan memohon. Sebelum Adyt menjawab, Emi muncul di pintu. "Eeh ... ini kenapa pada ikut semua, kalau bawa mereka kita bukannya lihat-lihat, tapi pasti sibuk mengurusi mereka!" cerocos Emilia. "Mereka menangis ingin ikut, Emi" jawab Emira. Emi berjongkok di depan E-Bi yang masih erat memegang celana Adys. Adys jadi tidak enak, karena Emi berjongkok tepat di depan kakinya, tapi ia tidak bisa bergerak. "Mamah, Oma sama Bunda mau pergi sebentar, kalian tinggal di sini sama Uncle Adyt, dan Tante Adys ya," bujuk Emi. Tanpa diduga E-Bi mengangguk berulang-ulang. "Kak, kantor ku bukan tempat penitipan anak" protes Adyt. "Anggap aja latihan, kalau kalian nanti punya anak," jawab Emi menggoda, membuat pipi Adys merona. "Titip anak-anak ya, Dys" kata Emi. Adys bingung mau jawab apa takut salah. "Kak" protes Adyt. "Sudah jangan protes, Adys saja nggak protes kok!" kata Emi. "Ayo Oma, Mah, Aunty, kita pergi, anak-anak aman di sini sama Uncle dan Auntynya." Emilia sengaja mengeraskan suara, bermaksud menggoda Adyt, dan Adys. Ibu-ibu pamit pada anak-anak mereka, dengan pesan jangan nakal tentunya. Adyt menyandarkan punggung di kursi kerjanya. Adys menuntun anak-anak untuk duduk di sofa. Adys mendekati Adyt. "Maaf Pak, ada pinsil sama kertas nggak, untuk mereka coret-coret?" Tanya Adys. Adyt mengeluarkan empat polpen, dan setumpuk kertas putih polos dari lacinya. "Nggak ada pinsil cuma polpen," jawabnya sambil menyerahkan polpen, dan kertas ke tangan Adys. "Nggak apa-apa." Adys mengambil polpen, dan kertas yang diserahkan Adyt. Ternyata anak-anak cukup tenang, saat diminta nenggambar oleh Adys. Hingga Adyt bisa meneruskan pekerjaannya. Suara pintu terdengar diketuk. "Masuk" Sari muncul di pintu. "Maaf Pak, apa Adys, ada di sini?" Tanya Sari. "Iya, kalau ada yang perlu dia, suruh sama yang lain saja!" perintah Adyt. Sari melongok ke dalam, melihat Adys tengah duduk di lantai, memperhatikan anak-anak yang asik mencoret-coret kertas. "Baik Pak," sahut Sari lalu menutup pintu. Sari bingung, bagaimana bisa Adys begitu dekat dengan anak-anak. "Unclee pangku" rengek Safira sambil berjalan mendekati Adyt. Adyt mengangkat Safira, lalu ia dudukan di atas pangkuannya. "Ngantuk" katanya manja. Adyt menyandarkan tubuh kecil Safira di dadanya, lalu menepuk-nepuk p****t Safira pelan sampai mata Safira terpejam. Hal ini membuat Adys takjub, tak menyangka Adyt bisa semanis itu pada Safira "Tante ingin tidul di pangku kaya Fia" rengek Andriani. Adys duduk di sofa "Sini" Adys mengangkat Andriani ke atas pangkuannya, lalu melakukan hal sama seperti yang Adyt lakukan tadi. "Abang juga mau bobo Tante" rengek Satria. "Abang cowok harus bobo sendiri ya, sini " Adys menepuk sofa di sebelah kirinya. "Aljuna juga Yante" Arjuna tak mau kalah. "Arjuna sebelah sini ya Sayang" Adys menepuk sofa di sebelah kananya. Anak-anak tertidur semua, Adys menatap Adyt yang bersandar di kursi, dengan Safira dalam dekapannya. Mata Adyt terpejam, wajah, dan tubuhnya terlihat rileks, bibirnya juga rileks meski mengatup rapat. 'Aduh, Boss ganteng sekali, kalau pagi tidur begitu, nggak jutek, apa lagi marah-marah,' batin Adys yang tak berkedip menatap Adyt. Tiba-tiba Adyt membuka matanya. Tatapan mata mereka langsung bertemu. Dengan wajah memerah, Adys mengalihkan pandangannya, ke arah Safira. Adyt menggapai ponselnya. "Hallo Kak" "...." "Lama banget siih!" "..." "Mereka tidur semua, cepat ke sini Kak, aku pegal nih, memangku Fira yang tidur dari tadi." "..." "Ya sudah, bye" Adyt menutup telpon setelah menelpon Emilia. "Kalau pegal ditaruh saja Andrinya di sofa" kata Adyt ke Adys. "Eeh ... nggak apa-apa Pak," jawab Adys. Pintu terbuka. Sakti muncul di ambang pintu. "Uncle" kata Adyt. "Anak-anak di sini ya?" Tanyanya. Adyt menunjuk Safira di pangkuannya, lalu menunjuk ke arah sofa tanpa suara. "Aduuhh maaf ya ngerepotin, sudah lama mereka di sini?" Tanya Sakti lagi. "Dari siang tadi Uncle" jawab Adyt. Safira bergerak dalam dekapan Adyt, matanya terbuka. "Ayaaahhh!" Panggilnya sambil mengucek mata. Sakti mendekati Adyt, mengambil alih Safira dari Adyt. Safira menyandarkan kepala di bahu lebar Ayahnya. Matanya terpejam lagi. Pintu terbuka, ibu-ibu masuk, dengan diiringi suara cempreng Emi yang heboh. "Ya ampun Andri, maaf ya Sayang jadi merepotkan, pasti pegal ya, sini" Tiara mengambil Andri dari pangkuan Adys. "Enggak apa-apa Bu. Saya pamit ke luar." Adys mengangguk sopan, setelah masing-masing ibu mengambil alih anak-anaknya. "Terima kasih ya, Dys" kata Emira. "Terima kasih, Dys" kata Sekar dan Emi juga. "Sama-sama, permisi." Adys melangkah ke luar diikuti pandangan Adyt. "Hisshh, jangan dipandangin terus, kalau naksir langsung nikahin saja" Emilia mengibaskan tangannya di depan wajah Adyt. "Andrea mau dikemanakan?" Tanya Emira. "Pacaran sama artis itu makan hati, ya kan, Dyt!?" Kata Emilia yang merasa bebas mengomentari hubungan adiknya, dan Andrea kalau tidak ada Andrew. "Nggak usah dibahas, Kak" protes Adyt. "Tuh kan bener, bahas Andrea saja dia sudah malas!" cericit Emilia. "Emiii!" tegur Emira. "Ini diskusinya masih lanjut, apa pulang sekarang nih?" Tanya Sakti. "Pulang dong!" jawab semuanya, sambil meraih anak-anak yang masih lelap tidur ke dalam gendongan mereka, kecuali Tiara, karena Adyt yang menggendongkan Andriani, sampai masuk mobil di parkiran. "Adyt nggak pulang sama-sama?" Tanya Tiara. Adyt menggeleng. "Mau ke panti dulu Oma, melihat perkembangan pembangunan panti" jawab Adyt. "Modus! Pasti mau ngintilin Adys!" goda Emi. "Kak" protes Adyt. Emi terkekeh. "Kakak lebih suka kamu sama Adys, nggak ribet, nggak kaya sama Andrea, banyak aturannya," cerocos Emi. "Kak" Adyt seperti memohon agar Emi tidak membahas soal itu lagi. Jam kantor memang sudah usai tapi Adyt ingin membereskan pekerjaannya yang tertunda, karena sempat tertidur memangku Safira tadi. Saat Adyt berbalik, dilihatnya Adys tengah mengobrol dengan Ikbal, sambil masing-masing menuntun sepeda, dan motor mereka, ke luar dari parkiran. Tiba-tiba Adyt teringat dengan kata-kata Emi. ****Bersambung**** 100 komen
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD