Plak! Plak! Dua tamparan mendarat di pipi Adys. Pipinya terasa panas, bibirnya terasa pecah. Ada rasa asin dirasakannya. "Kalian siapa, apa salah saya?" Pekik Adys. "Diamlah, kami hanya ingin memperingatkanmu, jauhi pak Adyt! Kamu harus berhenti bekerja di kantornya!" Salah satu dari mereka, mencengkram pipi Adys dengan kuat. Adys meringis, merasakan pipinya yang sudah sakit kena tampar, jadi lebih sakit lagi. "Kenapa aku harus menjauhinya? Siapa yang menyuruh kalian?" Kali ini suara Adys terdengar lirih, tapi sisa keberaniannya masih ada. "Kamu tidak perlu tahu, cukup turuti perintah kami, kalau kamu tidak ingin lebih sakit dari ini, mengerti!?" Jawab salah satunya lagi. "Tapi ...." "Tidak ada tapi, turuti saja perintah kami, jika kamu tak ingin celaka!" "Ayo kita pergi sebelum