Pembalasan Janna

1568 Words

Janna menatap kosong ke arah Jeffry yang tampaknya telah menunggunya sejak subuh tadi. Rasanya sia-sia jika ia berusaha kabur dari suaminya agar ia bisa berangkat sendiri ke kantor. Pria itu selalu menunggunya dengan sabar sampai ia keluar kamar. Melihat Janna membuka pintu, Jeffry segera menghampiri istrinya dan memeluknya erat. Janna hanya bisa menutup matanya dan mencium aroma parfum suaminya yang lembut dengan hati sedih. Mungkin kali ini ia sudah bisa mengendalikan perasaannya untuk menghadapi semua, tapi ia tetap tak bisa menghilangkan rasa sedih karena masih harus berbagi hati dengan perempuan lain. “Kenapa kamu tak membukakan pintu kamar untukku tadi malam?” tanya Jeffry dengan suara lembut. Janna hanya diam dan membiarkan Jeffry tetap memeluknya erat. “Aku tak bisa tidur nyen

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD