"Kita Kabur"

1003 Words
“Nak, kamu dari mana saja?” Gressa menatap pada ayahnya yang bertanya padanya dengann pakaian kerjanya dan keringat yang membanjiri pelipis ayahnya. Gressa menggeleng pelan, tidak mau mengatakan pada ayahnya dari mana Gressa, takut ayahnya begitu khawatir sekali pada Gressa, dan lelaki itu jadi kepikiran dengan apa yang terjadi pada Gressa. “Dari luar Yah, tadi temanin Tuan Muda untuk beli cincin dan juga ukur baju.” Jawab Gressa tersenyum tipis. Ayah Gressa menunduk, merasa bersalah pada putrinya, karena dirinya yang diancam oleh lelaki itu, membuat Gressa mau tidak mau menikah dengan Steven. Padahal Gressa tidak pernah mencintai lelaki itu. Malahan ia tahu sekali bagaimana tabiat Tuan Muda mereka yang sudah biasa terlibat dengan beberapa wanita dan bahkan sudah menikah tiga kali. Sekarang Tuan Muda mau menikah dengan Gressa. Tangan rapuh dan ringkih itu memegang tangan putrinya. Matanya menatap pada bola mata anaknya. Ada satu hal yang harus memang dilakukan olehnya agar menyelamatkan Gressa dari pernikahan ini. “Kita kabur saja bagaimana nak?” Gressa terkejut mendengar pertanyaan ayahnya barusan. Yang benar saja! Ayahnya yakin mau kabur, tapi bagaimana bisa? Gressa tidak yakin bisa kabur dari sini. Melihat penjagaan di rumah ini begitu ketat sekali. Apalagi semenjak penghuni rumah tahu, kalau Gressa adalah calon istri Steven. Mereka seolah menjaga Gressa. “Yah! Ayah yakin dengan apa yang Ayah katakan barusan? Yah, ini nggak main-main. Kita bisa aja kena masalah yang lebih gawat dibanding Gressa menikah dengan Tuan Steven. Gressa tidak mau terjadi sesuatu sama Ayah. Kemarin saja, Tuan Steven dengan mudahnya menodongkan pistol ke kening Ayah. Gressa tidak mau kehilangan Ayah.” Gressa memeluk ayahnya penuh kasih. Gressa tahu apa yang dikatakan oleh ayahnya tadi, karena mau melindungi dirinya dari Steven dan pernikahan yang diminta oleh lelaki itu. Tapi bukan seperti ini caranya. “Ayah yakin Gressa. Kita harus kabur dari sini, Ayah tidak mau kamu tersiksa dengan pernikahan yang tidak kamu inginkan. Kebahagiaan kamu itu lebih penting dari apapun. Ayah mementingkan kebahagiaan kamu. Ayo! Kita kabut. Ayah yakin, setelah kita kabur. Maka Tuan Steven tidak mencari kita. Dia pasti melupakan rencananya untuk menikahi kamu. Lalu mencari wanita lain untuk dinikahi olehnya.” Ucap lelaki paruh baya itu penuh kepercayaan diri yang begitu tinggi sekali. Padahal belum tentu apa yang direncanakan oleh lelaki itu akan berjalan dengan mulus. Lelaki itu hanya memikirkan tentang anaknya yang tidak mau terjebak dalam pernikahan yang tidak diinginkan oleh Gressa. “Bagaimana? Kamu mau ‘kan kita kabur dari sini. Ayah punya tabungan lumayan untuk kita pergi jauh dari sini. Di sana kita bisa buka usaha kecil-kecilan. Kita lari ke kampung halaman Bibi kamu. Gressa! Ayah cuman tidak mau kamu tersiksa dengan pernikahan yang tidak kamu inginkan, Nak. Ayah mau kamu bahagia dan memilih pasangan yang benar-benar kamu cintai dan dia mencintai kamu juga. Saling membutuhkan dan bahagia. Bukan dimanfaatkan seperti ini.” Ayah memegang tangan Gressa meyakinkan putrinya melalui tatapannya itu, ia hanya mau putrinya untuk mendapatkan pasangan hidup yang benar-benar dia cintai. Bukan malah dimanfaatkan untuk memperbaiki nama baik dan memberikan anak untuk Tuan Muda. Gressa menatap ayahnya yang begitu yakin sekali untuk kabur dari sini. Gressa tampak berpikir sebentar lalu ingatannya kembali pada beberapa waktu yang lalu. Tentang Steven yang akan mencampakkan dirinya setelah Gressa memberikan anak untuk lelaki itu. Gressa menggeleng, tidak mau untuk menjauh dari putranya. Ia mau selamanya dengan anaknya. Tidak ada yang memisahkan dirinya. “Ayah, aku mau untuk pergi.” Ayah tersenyum senang mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya sekarang. Ia menarik putrinya untuk masuk ke dalam kamar. Lalu dia mulai mencari pakaian putrinya dan memasukan ke dalam tas. “Yah, kapan Ayah menyiapkan tas ini dan juga pakaian Ayah?” tanya Alea, menatap pada tas lain di dalam kamarnya. Tas ayahnya yang ada di dalam kamarnya. Ayah tersenyum pada putrinya. “Ayah sudah menyiapkannya saat kamu pergi tadi. Ayah itu tidak mau kamu menderita di dalam sebuah pernikahan yang tidak kamu inginkan, Nak. Kamu tahu, kalau kebahagiaan kamu itu yang paling terpenting bagi Ayah. Kamu itu peninggalan ibumu yang berharga. Dia saat masih hidup dulu, selalu berpesan sama Ayah, untuk jaga kamu dengan baik.” Ayah mengusap rambut Gressa lembut. Tatapannya penuh kasih sayang pada putrinya ini, ia menatap putrinya lalu mengambil tas yang sudah terisi penuh dengan pakaian Gressa. Meletakan di sampingnya. “Gressa, nanti tengah malam kita langsung pergi dari sini. Kamu jangan takut, ada Ayah di sini. Ayah bakalan lindungi kamu.” Ucap Ayah menatap Gressa dengan senyuman manisnya. Gressa tersenyum mendengar apa yangg dikatakan oleh ayahnya. Tanpa sadar Gressa menangis dan memeluk ayahnya itu penuh kasih sayangnya. Ayahnya masih memikirkan tentang dirinya ternyata. Padahal Gressa tidak masalah untuk menikah dengan lelaki itu. Asalkan ayahnya selamat dan tidak bisa disakiti oleh Tuan Muda mereka. “Yah, kalau kita ketahuan dan dicari sama Tuan Muda bagaimana?” tanya Gressa. “Dia tidak akan mencari kita Gressa. Dia pasti mencari wanita lain untuk bisa dia nikahi. Kamu tenang saja, lagian dia hanya butuh istri untuk memperbaiki nama baiknya saja. Kalau kau sudah pergii dari hidupnya. Maka dia mencari wanita lain. Kamu tenang saja ya.” Ucap Ayah mengusap rambut Gressa lembut. Gressa mengangguk, lalu dia membawa pakaiannya masuk ke dalam kamar mandi. Gressa mau mengganti pakaiannya, dan matanya menatap pada ayahnya duduk di kursi yang ada di dalam kamarnya. Memegang handphone dan sepertinya mau menghubungi Bibinya, dan mengatakan mau ke sana. Gressa berharap apa yang dikatakan oleh ayahnya akan berhasil membawa mereka kabur dari sini. Lalu Gressa tidak jadi menikah dengan Steven. “Halo, kami mau ke rumah kamu. Iya! Kami sudah berhenti kerja di sini. Ada kerjaan di sana?” Ayah tersenyum senang dan menatap pada Gressa yang keluar dari kamar mandi dengan baju yang panjang dan lebih tebal. “Ayah sudah hubungi Bibi kamu. Di sana ada kerjaan untuk Ayah, dan nanti di sana kamu bisa buka usaha dengan tabungan Ayah.” Gressa mengangguk, berharap pelarian mereka malam ini akan berjalan dengan lancar dan tidak ada yang tahu kalau mereka kabur. Lalu seperti yang Ayah katakan, Tuan Muda bisa mencari wanita lain untuk dinikahi olehnhya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD