"Rasa Bodoh"

1016 Words
“Mau apa kau?” tanya Steven tidak suka menatap pada orang yang ada di depannya tertawa kecil mendengar pertanyaan tidak suka dari Steven. “Santai bro! Aku hanya mau berkunjung saja kemari. Aku dengar kau mau menikah lagi. Dimana wanita yang kau nikahi itu? Apakah dia seorang jalang di klub malam yang kau punggut dan kau jadikan istri lagi?” tanyanya tertawa kecil, tapi lebih ke mengejek, mendengar berita kalau Steven yang terlibat skandal yang diciptakan oleh para mantan istrinya. “Kau itu impoten bukan? Wah! Aku tidak menyangka, kau yang selalu bersenang-senang dengan wanita di luar sana. Ternyata kau adalah impoten. Pantas saja pernikahanmu tidak pernah berhasil. Aku turut prihatin pada wanita yang pernah kau nikahi itu.” Ejekan dari lelaki di depannya membuat Steven yang mendengar itu mendengkus tidak suka. Matanya semamkin menatap tajam pada lelaki itu yang sudah kurang ajar sekali menghina dirinya. Ia tidak terima dengan kata hinaan yang dilontarkan pada dirinya. Kata yang menghancurkan harga dirinya sebagai seorang lelaki. “Jaga mulutmu Shaka!” peringat Steven. Shaka tertawa kecil, lalu memeluk pundak Steven dan masuk ke dalam kamar Steven. Matanya terbelalak melihat seorang wanita yang mengelung dirinya dengan selimut. Wanita yang cantik sekali dan kelihatannya dia adalah gadis baik-baik. Apakah itu calon istri Steven? “Apakah dia calon istrimu? Kau mendapatkan gadis yang begitu cantik dan masih muda kelihatannya. Hem, kau sudah memutuskan untuk menikah. Lalu dia bekerja dimana? Hei! Kau kerja dimana? Di klub malam mana?” Gressa mendengar pertanyaan itu tidak mau menjawab. Ia menggeleng dan mencoba untuk memegang selimutnya, agar tidak terjatuh dan memperlihatkan bagian atasnya yang tidak memakai pakaian sama sekali. Mata Gressa menatap pada Steven yang dengan tenang sekali duduk dan menatap pada Gressa yang langsung membuat Gressa menatap ke arah lain. Tidak mau melihat pada mata lelaki itu. Yang menatapnya dengan tatapan tajam yang begitu menakutkan sekali. “Dia takut padamu! Ayo! katakan kau menemukannya dimana? Aku lihat dia itu gadis baik-baik bukan gadis yang di klub malam yang suka menjajakan tubuhnya pada lelakinyang haus akan belaian. Kau kerja dimana?” tanya Shaka yang kembali penasaran. Perlahan Gressa berbaring, dan memunggi kedua lelaki itu. Tidak mau menjawab pertanyaan Shaka. Ia meringkuk di dalam selimut, tidak pernah seumur hidupnya ia dilecehkan dan dikasari oleh seseorang. Tetapi Steven— lelaki yang mau menikahi dirinya dan menjadi calon suaminya itu. Melecehkan dirinya dan memperlakukan dirinya dengan kasar. “Ck! Apakah dia bisu?” tanya Shaka berdecak. Pertanyaannya tidak dijawab sama sekali oleh gadis itu. “Dia anak tukang kebun dan juga pelayan di rumah ini.” Jawab Steven dengan tenang, matanya masih belum beralih dari Gressa yang bergelung di dalam selimut menutupi tubuh telanjang itu. Mulut Shaka terbuka dan matanya melotot seakan keluar. “Kau yang benar saja? Kau mau menikahi gadis miskin?” tanya Shaka menghina, tentu saja terdengar di telinga Gressa. Gressa memegang erat selimutnya dan air mata kembali keluar dari pelupuk matanya. Apa masalahnya dengan dia dari keluarga miskin hah? Kenapa seolah harta adalah hal yang harus dibandingkan dengan kehidupan. Walau Gressa dari keluarga miskin, tapi dia masih punya harga diri dan tidak pernah meminta makan pada keluarga berada. Dia akan bekerja untuk mendapatkan uang. “Kenapa kau yang sibuk aku mau menikah dengannya. Lagian dia itu gadis lemah yang tidak akan bisa membuat onar seperti yang dilakukan oleh para wanita sialan yang beraninya membuat rumor palsu itu.” Tangan Steven terkepal dan rahangnya mengeras, ketika dirinya harus menyelesaikan masalah dengan menikah lagi. “Lalu, kau menyelesaikannya dengan menikah? Kau tidak bisa menyelesaikannya dengan cara yang lain memangnya? Tidak semua masalah diselesaikan dengan menikah Steven.” “Kau kira aku mau menikah hah?! Aku benci dengan yang namanya pernikahan. Kalau saja tidak dipaksa oleh orang tuaku, mana mau aku menikah lagi. Pernikahan itu hanya membuat repot saja, harus memahami pasangan dan pura-pura untuk bahagia di depan publik! Aku malas untuk terlihat bahagia di depan publik.” Ucap Steven. Shaka tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan oleh temannya ini. “Tapi kau harus melakukan itu bukan? Kau harus membuat semua orang memandangmu baik dan membuat nama baik keluargamu kembali baik dan tidak ada komentar yang buruk lagi. Aku heran! Kenapa kau sampai menikah tiga kali. Kau suka menikah begitu? Ini sudah masuk ke pernikahan empat kalinya, dan aku harap kali ini kau bisa untuk bahagia dengan pernikahanmu.” “Cih! Basi sekali! Aku tidak berharap dengan pernikahan ini. Paling tidak pernikahan ini bisa untuk meredakan skandal yang beredar tentangku dan juga keluargaku. Aku juga membutuhkan anak dari gadis itu.” Shaka menutup mulutnya. “Kau akan menghamilinya? Wah! Luar biasa sekali. Memangnya kenapa kau tidak menghamili ketiga istrimu yang dulu?” tanya Shaka. Steven mendelik. “Kau kira mereka akan membiarkan hidupku tenang hah?! Setelah aku membuat mereka hamil dan pastinya mereka menuntut hal yang lebih pada diriku. Aku tidak mau memberikan hartaku cuma-Cuma pada para p*****r itu. Setelah aku mendapatkan anak dari Gressa, aku akan membuangnya.” Tubuh Gressa mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan Mudanya barusan. Gressa akan dibuang olehnya, setelah ia memberikan anak pada Tuan Muda itu. Gressa menggeleng pelan, tidak mau dipisahkan dari anaknya nanti. “Kau yakin mau membuangnya? Kalau kau jatuh cinta padanya bagaimana?” Shaka bertanya, melihat pada gadis yang masih mengelung dirinya di dalam selimut. Ia tahu gadis itu begitu baik sekali dan memang lemah. Mau-maunya dia menikah dengan Steven— lelaki b******n tidak tahu diri ini. Steven tergelak mengejek mendengar apa yang dikatakan oleh temannya ini barusan. Yang benar saja, ia masih saja percaya dengan yang namanya cinta. Apa itu cinta? Tidak ada yang namanya cinta di atas dunia ini. “Kau begitu bodoh sekali masih saja percaya dengan yang namanya cinta! Sudahlah. Lebih baik kita keluar sekarang, biarkan saja gadis itu tertidur di sini. Selama ini dia selalu tidur di ranjang sempit dan pastinya tidak nyaman.” Steven berdiri, dan menarik tangan Shaka untuk keluar dari dalam kamarnya. Meninggalkan Gressa sendirian di dalam kamar. Gressa yang ditinggal sendirian, dengan cepat memakai bajunya kembali. Dan keluar mengendap dari kamar Tuan Muda. Kembali ke kamarnya. Dengan perasaan yang campur aduk. Ia akan dicampakan setelah memberikan Steven anak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD