Wijaya gagal membujuk Rania untuk kembali menemuinya, hingga pukul 10 malam wanita itu masih belum muncul dihadapannya seperti malam-malam sebelumnya. Wijaya mulai terusik dengan pikirannya, berusaha menyakinkan bahwa Rania bukanlah kekasihnya yang dulu sengaja ia buang. "Wijaya, kau terus melamun sejak tadi. Aku berbicara kau sama sekali tidak melihatku." Laura, wanita yang berada didepan Wijaya itu kemudian bangkit dan berdiri mendekati Wijaya. Dengan sengaja mengusapkan tangannya pada bagian depan d**a Wijaya, mengelusnya dan menempatkan posisi kepalanya pada bahu Wijaya. "Ada aku disini, sayang. Aku ini masih istrimu, kau malah memikirkan wanita lain. Kau jahat sekali, Wijaya." "Sudahlah, Laura. Aku sedang tidak mau berbicara denganmu. Sebaiknya kau pergi." "Benar, kan? kau sudah