CHAPTER 45: Haus Akan Harta

1200 Words

Suara tamparan keras terdengar diruang tengah rumah kebesaran Arta Wijaya. Laki-laki paruh baya itu hendak mengangkat kembali tangannya namun, dengan kuat ditahan oleh istrinya, Hamidah. "Cukup, sudah cukup. Jangan memukulnya lagi, Arta..!" Hamidah memeluk tubuh Wijaya, melindungi kepala putra sulungnya dari kemarahan sang suami. "Kau selalu memanjakan anak ini, Hamidah. Lihat perbuatannya, mengurus satu wanita saja tidak bisa." "Wijaya juga tidak tahu kalau Rania Marwan masih hidup, Arta. Daripada kau marah-marah begini lebih baik kerahkan anak buah untuk mencari wanita itu." ucap Hamidah yang sudah berdiri didepan Arta. Arta mendengus kasar, terduduk lemas diatas kursi kerjanya. "Marwan, dulu aku sangat tidak menyukaimu karena keluargaku lebih menyayangimu daripada aku. Aku perlahan

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD