Namamu

1093 Words

Dinda membuka matanya, pertama kali yang ia lihat adalah langit kamar berwarna putih. Menghirup aroma familiar ini Dinda tau bahwa ia sedang berada disalah satu ruang inap rumah sakit. "Sudah bangun?" Suara berat itu entah sejak kapan Dinda sukai, belum sempat ia menoleh Dinda merasakan ada telapak tangan didahinya. "Masih panas. Tidurlah." Saat ingin bersuara tenggorokkan Dinda terasa sakit, seakan mengerti pria itu dengan sigap mengambilkan segelas air minum untuk Dinda juga bantuannya. Dinda juga baru merasakan jika ada sesuatu yang tertancap dipuggung tangannya, selang infus. "Sekarang jam berapa?" Setelah berpikir cukup lama, Dinda bertanya demikian. "Dua siang." Dinda membelalakan matanya, ia ingat kejadian kemarin diwaktu sore hari. Jika sekarang sudah pukul dua siang berarti Di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD