Pengusik

1040 Words

Dinda sengaja membanting pintu apartemennya kasar. Hari ini sungguh menyebalkan untuknya, Dinda yakin setelah ini hari-harinya tidak akan tenang setelah pria itu datang tiba-tiba dan menariknya ke cafe hanya untuk berkenalan. Dan berkenalan macam apa itu, wajahnya bahkan tidak ada ekspresi sama sekali. Bicaranya pun bisa dihitung dengan jari apalagi nadanya yang datar itu. Mereka bahkan tidak saling kenal untuk bisa membuat Dinda merasa kesal begini. Sejak ia tiba di indonesia hidupnya sudah berantakkan dan perlu ia tata ulang. Bahkan ia belum usai dengan segala urusannya malah kini bertambah lagi masalah dari pria yang tak dikenalnya itu. Wajah yang Dinda akui tampan itu memang sudah tidak lagi muncul didepannya, tetapi nomor tidak diketahui yang menerornya tiga minggu ini. Sudah ia b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD