BAGAIMANA DENGAN KULIAHMU?

1126 Words
“Dari angkringannya Zuhdi, ngapain dia harus ke sini dulu, muter baru dia pulang, kalau dia memang tetanggamu,” ucap Nadia. Dia tahu di mana rumah Banyu, kalau Falisha tetangga Banyu, artinya Falisha harus muter dulu. Itu aneh buat Nadia. “Kamu kan tadi dengar sendiri, dia ingin mengucapkan terima kasih sebelum dia memulai kerja besok. Karena dia masuk kerja melalui aku, info dari aku. Zuhdi tanya sama aku, aku kasih tahu dia. Apa dia salah kalau dia langsung mengucapkan terima kasih pada orang yang memberi info? Kebetulan dia memang sedang butuh income tambahan,” ucap Banyu dengan sabar. “Apa ini yang dinamakan cemburu?” tanya Banyu. “Enggak cemburu juga sih. Cuma kok ya agak aneh, harus muter dulu ke sini, lalu pulang ke rumahnya,” ucap Nadia. “Sebab dia tidak bisa menghubungi aku via telepon,” jawab Banyu santai. “Apa dia semiskin itu tak punya telepon?” Nadia tentu tak mau dibohongi. “Dia punya telepon, hanya aku tidak punya nomor telepon dia begitu pun nomor orang lain yang aku pikir tidak penting untuk aku save.” “Kemarin waktu Zuhdi minta tolong sama aku, aku lewati rumah Falisha dan aku tinggalkan pesan pada ibunya yang di rumah. Aku tidak ketemu dia dan tidak minta nomor dia. Itu memang prinsip aku dari dulu, kalau kamu belum tahu,” jelas Banyu. Nadia baru tahu Banyu kekasih yang baru jadian ternyata punya sifat seperti itu. Tidak mau menyimpan nomor orang yang dirasa tidak ada kepentingan dengannya. Benar-benar manusia langka. Sayang dia tidak bisa jatuh cinta pada Banyu. Nadia jadi pacar Banyu hanya kamuflase saja. Sayang sekali hatinya masih lekat pada Damar dia berupaya melupakan Damar dengan mencintai Banyu. Tapi sudah tiga minggu ini menjadi kekasihnya, dia tetap belum bisa mencintai lelaki tersebut. Walau dia merasa nyaman dengan Banyu. Pemuda yang tidak sombong serta baik. Sama seperti Damar. Tapi hanya Damar yang ada di hatinya. Baru jadian, Banyu mulai merasa tak nyaman dengan sikap posesif Nadia yang dia rasa bukan cemburu biasa, seakan menutupi sesuatu yang ada dalam diri Nadia sendiri. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Nanti malam bagaimana Mbak?” tanya Bondan. “Aku naik ojek online saja Dek enggak apa-apa nanti kalau Mbak sudah bisa kredit motor lagi kita aman. Sekarang yang penting jalan satu bulan dulu Mbak nggak ambil motor.” “Sesudah itu baru ambil motor. Kita lihat hasilnya dulu. Mbak rasa hasil harian itu nanti bisa buat kredit motor. Hasil bulanannya yang buat bayar sekolah dan ongkos Mbak,” jelas Falisha. Memang selama ini biaya hidup masih cukup dari uang pensiun ayahnya. Dalam artian kalau untuk makan dan bayar listrik serta PAM masih cukup. Sedang uang gaji ibunya untuk keperluan tambahan misalnya kegiatan Bondan di sekolah. Katanya sekolah negeri itu tidak bayar. Betul sekali sampai SMA pun tidak bayar SPP atau uang bulanan, tapi kegiatan hariannya full uang! Entah suruh fotokopi LKS, entah suruh bikin ini, bikin itu, uang ini, uang itu, akhirnya totalnya sebenarnya lebih besar dari sekolah swasta. Itulah kamuflase dari cerita sekolah gratis yang dialami oleh masyarakat kecil di Indonesia. Sebenarnya Falisha lebih senang kalau Bondan sekolah di sekolah swasta saja seperti dirinya yang selalu disekolahkan di sekolah swasta oleh ayahnya. Tapi saat Bondan akan masuk sekolah swasta. Saat itu ayah mereka sakit-sakitan sampai akhirnya meninggal, ketika itu Falisha di kelas 2 SMA. Sekolah swasta memang berat di uang pangkal atau uang gedung di awal tahun. Itu yang akhirnya dengan terpaksa Bondan masuk di sekolah negeri. Nanti SMA-nya Falisha ingin Bondan di sekolah swasta saja. Tidak mau lagi sekolah gratis dengan kedok yang manis. Ternyata buat beli seragam saja sudah mendekati uang 1 juta lebih. Jadi lebih baik dia menabung untuk uang pangkal atau uang gedung sekolah swasta saja. Tapi tidak berat biaya hari-hari seperti sekarang. “Iya Mbak, nggak apa-apa aku akan menunggu Mbak pulang,” ucapa anak ABG itu. “Jangan. Kamu nggak perlu seperti itu karena Mbak pulang dari sana saja sudah jam 11.00 malam. Nanti mungkin sampai di rumah sekitar jam 12.00.” “Kamu tidur saja karena besok kan bukan hari libur sekolah. Nanti kalau malam Sabtu dan malam Minggu kamu boleh menemani Mbak di sana. Bisa minta saweran dan kita pulang bersama,” tolak Falisha. Dia tak mau adiknya terganggu jam istirahatnya. “Baik Mbak kalau seperti itu,” ujar Bondan patuh. Falisha sangat bersyukur Bondan bukan anak nakal. Adiknya mengerti kesulitan ekonomi keluarga mereka. Bondan sangat mengerti setelah ayahnya meninggal memang kehidupan mereka makin sulit, karena ayahnya walaupun pegawai negeri tetapi rajin mencari uang sampingan. Kadang ayahnya ngojek, kadang ayahnya nge-cat rumah tetangga pokoknya apa saja dikerjakan oleh sang ayah. Sehingga mereka hidup berkecukupan, tidak pernah kekurangan. Bahkan saat itu ayahnya dengan bangga bisa membiayai kursus musik Falisha. Saat itu Falisha khusus gitar dan organ. Itu sebabnya Falisha mahir memainkan gitar juga organ, tapi dia bilang organnya belum terlalu mahir karena ia langsung berhenti di saat belum dapat sertifikat lulus kemampuan organ. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Kamu serius mulai nyanyi nanti malam?” tanya seorang teman di kampus saat falisha baru membereskan bukunya. “Ya, mulai nanti malam aku mulai nyanyi di angkringan milik mas Zuhdi. Namanya angkringane BAYAR DHEWE-DHEWE,” jawab Falisha. “Kamu tahu kan angkringan itu angkringan yang lagi viral lokasinya di sawah. Tapi memang gaya anak muda. Keren banget sih viewnya dan dia memang makanannya memang tipe angkringan standart, nggak ada yang lain-lain ya kayak biasa saja. Angkringan kan khas makanannya nasi kucing, sate usus, pokoknya begitu bukan bukan yang macam-macam. Ada sih tambahannya makanan sekarang tuh seblak, terus sate koyor, begitu-begitu, nanti kalau sate koyor, kalau ayamnya kepala ayam dan segala macamnya itu bisa dibakar atau digoreng sesuai request pembeli. Kalau di angkringan biasa kan dulu enggak.” “Terus bakwan, tempe, tahu, pisang goreng itu dibikin dadakan. Kalau di angkringan biasa yang pinggir jalan itu kan enggak.” “Kayak begitu saja sih bedanya. Jadi memang enak. Terus kalau minuman juga enggak kopi saja, kopi atau teh tetap ada, dengan gula batu pasti, ciri khas Jogja kan?” “Tapi di sana ada minuman gaya anak muda, banyaklah. Macam-macam minuman ringan anak muda sekarang. Itu saja.” “Tapi tempatnya memang keren. Minuman yang banyak dicari di sana itu taiwan milk tea, ice taro latte, matcha tea, smoothie stroberi-mangga, coklat ice blend, mango thai, es jelly mangga, es capucino cincau, es mangga kelapa muda, es soda gembira, es semangka s**u, es jeruk sirop melon, es timun nata de coco, es cincau kelapa muda, es sarang burung, es cincau nangka, es s**u mangga, es teler boba brown sugar, king manggo thai, es puding buah, es alpokat coco milo, es bongko delima dan sederet minuman kekinian lainnya. Ini yang membedakan dengan angkringan konvensional kan?” “Terus bagaimana dengan kuliahmu? Kamu pulang sudah jam 12.00 malam sampai rumah lho.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD