“Sialan. Gue ditinggal. Pergi gak ajak-ajak!” Jovanka misuh-misuh sendiri di rumah. Dari tadi ia di kamar terus, menyusun strategi untuk menjahili Aziel saat ia masuk sekolah yang katanya hari senin nanti. Begitu sadar hari sudah mulai gelap dan ia akhirnya keluar, Jovanka menemukan rumahnya dalam keadaan sepi tidak seperti biasanya. “Ma? Pa? Abang?” Yang menjawab hanya sang mama. Papa belum pulang dari kerja katanya. “Abang ke mana, Ma?” tanya Jovanka. Perutnya lapar akibat peras otak sampai garing. Butuh asupan. “Pengen makan disuapin abang,” pinta Jovanka manja. “Sama mama dulu, ya. Abang lagi keluar.” Jovanka menaikkan alisnya heran. “Keluar? Ngapain?” Pertanyaan Jovanka hanya dijawab kedikkan bahu. “Kencan kali.” Kencan? Sama siapa? Abangnya, kan, jomblo sejak orok sama sep