Huru-hara akibat kembalinya Jovanka hari itu tidak berlangsung lama. Begitu kembali ke kelas, Jovanka berubah murung dan tak bersemangat. Teman-temannya tentu heran. Kesurupan setan apa lagi sampai Jovanka bisa berubah 180 derajat? “Lo kenapa Van?” Jovanka tidak menjawab ketika teman sebangkunya bertanya. Kepalanya sibuk celingak-celinguk ke sana kemari seperti sedang mencari sesuatu. “Cari siapa?” “Nggak.” Menyadari tatapan Jovanka yang sempat terhenti di satu titik selama beberapa lama, jawaban yang tak diminta pun keluar dengan sendirinya. “Aziel izin. Katanya ada keperluan keluarga.” Jovanka diam sejenak, lalu pura-pura sibuk menulis di buku. “Gue gak nanya.” Teman sebangkunya hanya mengiyakan, tidak mau mengusik Jovanka lebih jauh. Dari sikapnya sudah ketahuan kalau Jovanka me