Chapter 41 : Rencana Ravin

1037 Words

Luan tersenyum sambil melambaikan tangan ke kamera. Eh, maaf maksudnya ke arah mobil melaju pergi. Dia sudah diantar pulang oleh Ayara sampai ke depan rumah. Setiap garis di wajah sama sekali tak menunjukkan kekecewaan. Tanpa sedikit pun gadis itu tahu bahwa kepedihan sudah ditelan pahit olehnya. Sebab, dia tak ingin melihat kembali air mata. Mobil sudah tak nampak lagi dari sudut pandang. Luan mulai melangkah ke dalam rumah dengan perasaan sedih. Dia telah gagal untuk mengungkapkan perasaan. Dan di balik gordin kaca jendela, sedari tadi Sally memerhatikan. Dari wajah bahagia bagaikan senja sore hari ini, hingga larut menjadi kelabu dan bermuram durja dalam kesepian. Perlahan Luan memutar tuas dan masuk ke dalam rumah secara perlahan. Dia bahkan tidak memiliki tenaga dan menutup pintu de

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD