Prolog
[Cinta yang tulus itu tidak pernah menuntut kesempurnaan pasangannya, dia yang selalu menerima kita apa adanya, bukan ada apanya. Bahkan sekalipun kita menjadi itik yang buruk rupa, cinta yang tulus tidak akan pernah mempermasalahkannya, apalagi sampai meninggalkan. @ayyana_haoren].
*****
Aku termenung dengan kepala menyandar di kaca mobil, aku terdiam saat melihat jalanan yang dilalui mampu membuat pikiran ku melayang ke suatu masa.
Masa di mana ingatan ku kembali pada sosok lelaki yang pernah singgah dalam hati dan kehidupanku beberapa tahun silam.
Lelaki yang selalu membuat tertawa di kala suka maupun duka, selalu mengisi hari-hari ku dengan canda dan tawanya, mengerti akan kekurangan ku, dan melengkapinya. Bahkan lelaki itu mampu mengisi kekosongan ku saat itu.
Aku mencintai nya, bahkan sampai detik ini rasa itu tidak pernah hilang dalam pikiranku. Cinta itu masih tetap ada dan sama seperti dulu. Meski sudah tiga tahun berlalu aku dan dia sudah tidak bersama lagi. Entah mengapa, hati kecilku masih mengharapkan dirinya kembali dalam kehidupanku. Namun, sangatlah tidak mungkin untuk dia kembali ke kehidupan ku saat ini.
Rasanya aku itu seperti wanita bodoh yang masih mengharapkan cinta lelaki yang mungkin saja sudah lupa akan diriku. Wanita yang sudah bersamanya kurang lebih lima tahun, dan meninggalkannya begitu saja tanpa memberinya sebuah alasan.
Aku memang wanita jahat di matanya saat itu, meninggalkan dirinya begitu saja. Tapi, yakinlah. Aku mempunyai alasan untuk itu.
Bahkan untuk kali ini aku tidak mampu menyembunyikan senyuman ku, saat membayangkan kembali masa-masa indah bersama lelaki itu.
Tapi tetap saja hatiku menangis saat Tuhan tidak bisa mengabulkan Do'a ku untuk bisa selalu bersamanya.
Bagaimana bisa seseorang akan bahagia, jika kebahagiaannya saja terletak pada orang yang kini sudah tidak bersamanya lagi. Jangankan menemuinya, untuk menatap wajahnya dari kejauhan saja aku pasti tidak akan pernah sanggup menahan air mata.
Claudia Ilona, itu nama yang kedua orang tua ku berikan. Usiaku 28 tahun. Dengan usia yang sudah terbilang tidak muda lagi dan sebentar lagi akan menginjak kepala tiga.
Dan aku pernah menikah. Tapi pernikahan ku tidak berjalan lama. Hanya berjalan satu tahun, itu karena aku menikah bukan atas kemauan diriku sendiri dan yang pasti bukan juga dengan lelaki yang aku sayang. Jangankan sayang, rasa suka saja aku tidak bisa memberikannya.
Tidak mudah mencintai seseorang itu, butuh waktu yang panjang sampai akhirnya cinta itu hadir. Sedangkan perasaan ku sudah sulit untuk mencintai lagi. Entahlah, aku tidak tau siapa yang mampu mengembalikan rasa yang telah hilang.
Pernikahan aku dan mantan suami ku penuh dengan drama dan perdebatan. Aku yang selalu mempermasalahkan setiap kejadian, dari hal kecil sampai besar sering kali kami perdebatkan. Karena memang dasarnya aku dan dia tidak cocok, itu yang membuat kami berpisah. Selain itu, ada hal lain yang jadi pertimbangan aku berpisah dengannya.
Dulu aku mempunyai impian untuk menikah di usia muda, kisaran dua puluh atau duapuluh dua tahun. Tentunya menikah dengan orang yang aku sayang, dan cinta.
Tapi sekali lagi Tuhan tidak mengabulkan permohonan ku.
Menyedihkan memang, tapi mau bagaimana lagi, mungkin ini memang suratan takdir yang harus aku jalani dan lalui setiap tahapan nya. Dan berharap hidupku akan indah pada waktunya.