Delia menenggelamkan wajahnya pada d**a bidang Andrew. Ia menangis tersedu-sedu dan mengeratkan genggaman tangan mereka. Rasa perih menjalar secara perlahan ke penjuru hati, sesak yang tercipta karena rasa sakit, membuatnya tidak dapat bernapas. Ia tahu semua cinta ini hanyalah ilusi belaka dan bodohnya, Delia rela terus tinggal di dalam ilusi yang menyakitkan itu. Bersama Andrew, dunianya lengkap. Melihat senyum lelaki itu, hatinya bahagia, dan hanya kematian yang dapat menghapuskan rasa cintanya kepada lelaki itu. “Aku mencintaimu,” Delia berbisik pelan. Ia mengecup bibir Andrew cukup lama, air mata terus mengalir tanpa bisa ia hentikan. Cintaku sekelam langit malam. *** Aku dapat melihatmu, namun dalam sekejap bayangmu menghilang. Semua ini terasa aneh. Saat kupejamkan mata, aku dap