Langit penuh bintang menyihir siapapun yang menatapnya. Pepohonan rindang, taman bunga mawar berbagai warna, dan juga kolam di hadapan bangku taman itu adalah tempat sempurna untuk menikmati keindahan angkasa saat malam tiba. Dua pasang anak manusia yang dimabuk cinta bagai membentuk dunia mereka sendiri di sana. Keduanya bergenggaman erat, seakan tak ingin melepasnya. “Kamu jangan terlalu baik sama kakak kembarku. Kamu 'kan tahu dia gimana orangnya.” Gafin mengelus lembut wajah Christie. Christie tersenyum manis dan menyandarkan kepalanya pada bahu Gafin. “Kamu nggak boleh gitu, Fin. Biar gimana pun kalian pernah berbagi rahim.” Gafin mendengus kesal.”Dia sendiri yang menjauh dan membenciku. Dia itu licik dan selalu menghancurkan apa pun yang kumiliki.” “Dia hanya kesepian.” Christie