32 Anwar menghela napas berat beberapa kali. Kepalanya mendadak pusing melihat tingkah Priscilla yang tiba-tiba muncul dan tidak mau keluar lagi dari unitnya. Gadis bermata sipit itu seolah-olah tidak menyadari bila Anwar sedikit salah tingkah. Priscilla tetap sibuk dengan ponselnya dalam posisi yang sama seperti tiga jam yang lalu. Berbaring di sofa dengan kaki menjulur. Memperlihatkan betis mulus dan belahan d**a yang menyembul dari kerah baju. Tidak menyadari jakun sang pria yang turun naik menahan rasa. "Kamu beneran nggak mau ikut ke Sukabumi?" tanya Anwar. Berusaha memecah keheningan. "Nggak, banyak kerjaan di butik," jawab Priscilla tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel. "Nggak enaklah sama Zein." "Aku udah bilang kok ke dia. Butikku lagi banyak orderan." "Ya, kan karyaw